Menang Dalam Kompetisi Menuju Indonesia Emas

Share this

Dunia berubah begitu cepat, ternyata kita sudah 78 tahun merdeka. Tahun 2045, 22 tahun dari sekarang kita sudah merdeka 100 tahun (Indonesia Emas). Berdasarkan prediksi Goldman Sachs, setelah tahun emas, Indonesia akan menjadi 4 negara terbesar dunia bersama Tiongkok, Amerika Serikat, India dan Indonesia.

Berkaitan dengan perubahan, Rupert Murdock mengingatkan “Saat ini, bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat.” Dizaman dahulu orang meyakini bahwa perubahan terjadi setiap milenium (1000) tahun. Setelah revolusi industri perubahan menjadi setiap abad (100 tahun). Dan kini, setelah revolusi teknologi 4.0 perubahan bisa kurang dari satu dekade (10 tahun). Perubahan tidak bisa diperlambat, kita lah yang perlu mempercepat perubahan diri. Bagaimana caranya?

Sebagian besar dari kita tentu tahu bahwa yang mendasari perilaku kita adalah mindset (pola pikir). Untuk itu, menghadapi perubahan yang begitu cepat dan menyambut Indonesia Emas, mindset kita pun perlu ikut bertumbuh, Carol Dweck (Standford University, 2017) menyebutnya Growth Mindset. Ia membedakan ada dua mindset yaitu Growth Mindset (GM) dan Fix Mindset (FM).

Orang yang FM cenderung pesimis, merasa tidak bisa berubah dan merasa kalah sebelum bertanding. Mereka yang FM dipastikan kalah dalam kompetisi kehidupan dan tidak siap menyukseskan Indonesia Emas.

Sebaliknya, GM adalah orang-orang yang optimis, memiliki visi jangka panjang dan yakin bisa mewujudkannya, senang dengan berbagai tantangan dan menjadi pembelajar yang dinamis. Untuk itulah, kunci pertama menghadapi perubahan sekaligus menyongsong Indonesia Emas menurut saya adalah GROWTH MINDSET. Apakah cukup? Jawabnya belum.

Kunci kedua adalah GRIT (Durkworth, 2016) daya tahan atau resiliensi yang teruji. Mereka yang mudah baper dan mudah menyerah akan kalah dan jatuh ke jurang ketertinggalan.

Baca Juga  Menstabilkan Emosi

Untuk memenangkan persaingan diperlukan orang yang bermental baja. Saat ada kegagalan, ia menganggap itu bukan kegagalan tetapi pembelajaran. Merekapun tidak menganggap biaya yang dihabiskan sebagai stupid cost tetapi learning cost. Grit yang kuat dibuktikan dengan terus melangkah dan selalu memperbaiki diri di langkah-langkah berikutnya. Orang-orang yang spiritualis berkata, “lelahku tidak sia-sia karena berubah menjadi lillah.”

Benarkah Growth Mindset dan Grit menjadikan seseorang lebih sukses dibandingkan yang lain? Faktanya, mengapa banyak orang growth mindset-nya meredup dan grit-nya akhirnya luntur? Karena ternyata keduanya tidak berpijak pada genetik (aslinya) orang tersebut.

Kita tentu ingat rumus Fenotip = Genetik + Lingkungan. Tafsir sederhananya, kita saat ini (fenotip) adalah perpaduan antara aslinya kita (genetik) plus tempaan, pengalaman, pendidikan (lingkungan). Menyiapkan seseorang untuk memiliki GM dan Grit namun mengabaikan genetik-nya bisa membuat orang tersebut hidup bukan pada “karpet merahnya” dan bisa membuat orang tersebut salah arah.

Maka kunci ketiga menurut saya adalah pendidikan dan penggemblengan berbasis GENETIK seseorang. Salah satu yang bisa digunakan adalah Konsep STIFIn yang ditemukan oleh orang Indonesia asli, Farid Poniman.

Secara umum konsep STIFIn menjelaskan bahwa dari milyaran penduduk bumi secara umum bisa dikelompokkan menjadi 5 Mesin Kecerdasan: Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, Insting (STIFIn). Mungkin ada yang bertanya “apakah ini tidak mengkotak-kotakkan manusia? Jawaban sederhananya “bukankah selama ini kita juga sudah dikelompokkan dengan golongan darah manusia, Ada AB, A, B dan O. Bukankah ini juga salah satu pengelompokkan berbasis genetik?

Dengan mengetahui mesin kecerdasan seseorang melalui tes STIFIn maka kita bisa membantu orang tersebut untuk memiliki GM dan mengasah Grit dengan tepat sehingga bisa tumbuh melesat melebihi perubahan yang terjadi. Merekalah yang siap menyukseskan Indonesia Emas dan menaklukkan perubahan.

Baca Juga  Penyakit Merasa

Ingin menang dalam kompetisi menuju Indonesia emas? Ingat 3G: Growth Mindset, Grit dan Genetic.

Tulisan ini terinspirasi dari ide dan gagasan Rektor IPB University, Bapak Arief Satria.

17 Agustus 2023

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

1 comments On Menang Dalam Kompetisi Menuju Indonesia Emas

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 + 2 = ?
Reload

Site Footer