Melayani dengan Hati

Share this

Hidup ini pada hakikatnya melayani orang-orang di sekitar kita. Bagi orang tua, hidup melayani anak. Bagi anak, hidup melayani orang tua. Bagi karyawan dan pebisnis hidup adalah melayani customer, baik customer external maupun internal. Bagi pembicara seperti saya, hidup adalah melayani peserta seminar atau training.

Melayani bukan sekedar melayani, layanilah sepenuh hati. Mengapa harus sepenuh hati? Karena hati itu ibarat teko atau ceret. Apabila di dalam teko air susu maka saat dituang keluarnya susu. Namun apabila di dalam teko yang tersedia air comberan maka yang keluar adalah air comberan.

Bila hati kita bersih maka yang terucap adalah kata-kata yang baik. Sebaliknya bila hati kita kotor yang keluar adalah kata-kata ketus, sinis, menyakiti dan mendemotivasi orang lain. Dengan demikian melayani yang terbaik dimulai dari hati yang bersih. Nah, agar hati bersih maka setidaknya bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama, pastikan yang masuk ke dalam teko adalah air yang bersih. Dengan kata lain, pastikan yang masuk ke dalam pikiran dan hati adalah informasi atau ilmu yang bergizi. Apa yang kita baca, dengar, tonton dan saksikan adalah hal-hal yang positif dan memberi nilai tambah. Selain membuang-buang waktu, membaca, mendengar dan menonton acara yang tak bermutu itu merusak pikiran dan hati kita.

Kedua, pastikan juga wadahnya atau tekonya bersih. Wadah ilmu itu adalah pikiran dan hati. Maka pastikan melatih diri untuk memiliki pikiran dan hati yang bersih. Jauhkan penyakit-penyakit hati seperti dengki, malas, iri, sombong, ingkar, dan sejenisnya. Yakinlah bahwa pasti ada kebaikan dan hikmah di setiap peristiwa

Baca Juga  "Ruh" Leadership (Tamat)

Ketiga, pastikan bahwa setiap orang yang kita layani itu mulia. Begitu kita bertemu dengan orang lain tanamkan dalam hati “ini orang penting” oleh karena itu saya harus memuliakannya dan melayaninya dengan sepenuh hati. Siapakah orang yang Anda muliakan? Bayangkan Anda sedang melayani orang tersebut walau bentuk fisik dan penampilannya berbeda.

Kita semua adalah pelayan dan yang memenangkan persaingan diantara kita adalah yang melayaninya dengan sepenuh hati. Sudahkah itu kita lakukan?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

49 comments On Melayani dengan Hati

Leave a Reply to arif indra wanta Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer