Hidup ini pada hakikatnya melayani orang-orang di sekitar kita. Bagi orang tua, hidup melayani anak. Bagi anak, hidup melayani orang tua. Bagi karyawan dan pebisnis hidup adalah melayani customer, baik customer external maupun internal. Bagi pembicara seperti saya, hidup adalah melayani peserta seminar atau training.
Melayani bukan sekedar melayani, layanilah sepenuh hati. Mengapa harus sepenuh hati? Karena hati itu ibarat teko atau ceret. Apabila di dalam teko air susu maka saat dituang keluarnya susu. Namun apabila di dalam teko yang tersedia air comberan maka yang keluar adalah air comberan.
Bila hati kita bersih maka yang terucap adalah kata-kata yang baik. Sebaliknya bila hati kita kotor yang keluar adalah kata-kata ketus, sinis, menyakiti dan mendemotivasi orang lain. Dengan demikian melayani yang terbaik dimulai dari hati yang bersih. Nah, agar hati bersih maka setidaknya bisa dilakukan dengan beberapa cara.
Pertama, pastikan yang masuk ke dalam teko adalah air yang bersih. Dengan kata lain, pastikan yang masuk ke dalam pikiran dan hati adalah informasi atau ilmu yang bergizi. Apa yang kita baca, dengar, tonton dan saksikan adalah hal-hal yang positif dan memberi nilai tambah. Selain membuang-buang waktu, membaca, mendengar dan menonton acara yang tak bermutu itu merusak pikiran dan hati kita.
Kedua, pastikan juga wadahnya atau tekonya bersih. Wadah ilmu itu adalah pikiran dan hati. Maka pastikan melatih diri untuk memiliki pikiran dan hati yang bersih. Jauhkan penyakit-penyakit hati seperti dengki, malas, iri, sombong, ingkar, dan sejenisnya. Yakinlah bahwa pasti ada kebaikan dan hikmah di setiap peristiwa
Ketiga, pastikan bahwa setiap orang yang kita layani itu mulia. Begitu kita bertemu dengan orang lain tanamkan dalam hati “ini orang penting” oleh karena itu saya harus memuliakannya dan melayaninya dengan sepenuh hati. Siapakah orang yang Anda muliakan? Bayangkan Anda sedang melayani orang tersebut walau bentuk fisik dan penampilannya berbeda.
Kita semua adalah pelayan dan yang memenangkan persaingan diantara kita adalah yang melayaninya dengan sepenuh hati. Sudahkah itu kita lakukan?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
49 comments On Melayani dengan Hati
Alhamdulillah pagi-pagi begini bisa mengisi “teko” dengan hal yang baik-baik. Berjunjung ke web ini selalu menambah dorongan untuk terus berbuat baik. makasih Kek.. 🙂
Salam SuksesMulia
Alhamdulillah, terima kasih mas
Terima kasih kek, menginspirasi dan nambahin materi sy buat di al-azhar pagi ini. Insya Allah mengalir pahalanya, barakallah… 3x
Siip, salam ya buat teman2 di sana
“WOW” sekali , mbah jamil..
ketika di seminar berikan yang terbaik untuk mereka yg sudah berkorban waktu , tenaga dan biaya..
Bismillah memulai dengan gelas kosong untuk menerima isi teko , mbah..
salam dari jogja
Siap
terima kasih pagi2 sdh terisi teko dgn baik. mas Jamil menyampaikan dgn hati sampai nya kehati kami.
Apa kabar pak? Salam hormat dari yang muda kepada paka Kasman (bekas manager), hehehe
Terimakasih telah mengingatkan saya kembali,
ternyata saya masih terlalu mengabaikan ketiga cara ini, sehingga kata-kata dan perilaku ini cenderung membuat demotivasi diri dan sekitar.
Salam hangat dari Malang .
Wah, kalau saya ke malang bisa jumpa nich, saya sering ke batu
alhamdulillah…asyiik bgt pagi pagi my teko udh terisi dengan susu coklat hangat yg sangat bergizi…jd tmbh semangat untuk melayani ummat…
very inspiring grandpa…luv it…
salam suksesmulia
Sodorin karedok dan tempe goreng 🙂
Doakan ya Ki,hati dan pikiranku jadi teko yang bersih,terisi dengan yang bersih dan baik juga, sehingga bisa mengeluarkan hal-hal yang bersih dan bermanfaat. Jazaakallah
Baik nini cantik, hehehehe
Alhamdulillah, di pagi yang cerah ini mendapatkan tips tentang “Service Excellence” dari kek Jamil. Karena dimana pun dan apapun aktivitas kita tidak lepas dari melayani dan dilayani. Tks kek …:)
Yes, kita adalah pelayan
Siap segera menyusul Kek Jamil, terus berproses memperbaiki diri dan melayani dengan hati
Sementara belajar menulis dulu ini Kek, mohon arahannya
Salam hangat dari SOLO
http://maswantik.com
Tulisannya sudah keren-keren mas, teruslah rutin menulis ya
Bismillah, inshaa Allah senantiasa berusaha dan belajar agar bisa melayani dengan sepenuh hati, agar bukan hanya memuaskan orang lain, namun ada kepuasan tersendiri bagi diri sendiri, karena telah berusaha memberikan yang terbaik 🙂
Salam sukses mulia
@ZakiaNurhadi
Yes, salam Suksesmulia juga
Terimakasi kek, membuat semakin semangat melayani di hari ini
Ayo layani aku 🙂
Terima kasih atas pencerahannya kek , oya kek Jamil , saya bekerja di perusahhaan jasa yang bergerak di bidang perijinan ,biasanya kita mengurus perijinan ke instansi pemerintah , dan disitu pasti menge;uarkan “uang koordinasi” , apa saya terkena dgn hadis yang isinya “yang menyuap & disuap keduanya masuk neraka?” saya baru 6 bulan kerja di tempat ini , tapi hati saya tidak tenang kek ……. mhn masukannya ……
Saya selalu menghindari seperti yang Anda ceritakan, dan alhamdulillah walau demikian Allah terus kasih order ke perusahaan kami
Betul kek, kalau hati bersih yang terpancar juga kebaikan, saya akan selalu berusaha untuk membersihkan hati ini dari penyakit hati. Terima kasih kek sudah di ingatkan.
Seperti halnya membersihkan rumah, setiap diberaihkan pasti ada sampah yg kita buang. Sering-seringlah membuang oenyakit hati
jika sehat maka badan pun sehat
jika sakit maka badan pun sakit
itulah HATI 🙂
Wuih, terima kasih ilmu tambahannya
terima kasih kek, ketika saya membaca tulisan ini saya teringat hadits Nabi 🙂
betul banget kek….terima kasih telah mengisi teka dengan minuman yang sehat dan bergizi…siap menuangkannya…doakan semoga selalu melayani dengan hati
Saling mendoakan ya
itulah sebabnya, kalo Kakek pas ada acara ke Jogja, saya selalu siap melayani dengan hati…
ditambah hidangan hati kambing dan sate klataknya…. agar selalu berkesan di hati!
persis seperti jaman jendral Sudirman dulu melayani pasukan-pasukannya yg bergerilya…
di setiap pemberhentian posko selalu mengomando anak buahnya dengan hati sepenuh hati
dan memberi hidangan ati jroan, sehingga namanya tetap harum dikenang sampai kini…
semoga Kakek nanti juga selalu dikenang seperti Jendral Sudirman… Amiin…!
hati-hati ya Kek, ditunggu sarapan paginya besok pagi yg ditulis sepenuh hati dan dari dalam hati…
titip Kangen buat semua yg di rumah ya… special Izzul yang lucu puOL!
Dirimu memang pelayan yang kerON 🙂 kangen mas
karna saya sudah mengisi teko saya dengan artikel inspirasi ini, saatnya isi dsebarkan ke gelas2 yang siap menampung di jejaring sosial. 🙂
Asyik, terima kasih mas
saya perempuan lho Kek Jamil
setuju kek. karena yang dari hati akan sampai ke hati juga. kalo mau nyampein kebaikan tapi hati kita kotor, jadi ga akan nyampe ke orang lain. hehe..
Tosss, setuju
Belajar dengan Hati…Belajar menjauhi melayani karena kepentingan semata….
Ayo mas caranya dibagi dan ditulis serta dikirim ke email TulisanPembaca@JamilAzzini.com ya
baik kek…lagi belajar nulis nih…gara2 kakek sih…baru sempat kirim 3 judul nih kek…
Mas, sy sdh berusaha mlayani dgn hati, namun suami abaikan,. Sy mesti gmn? Berusaha sabar dan ikhlas tp hati ini terkadang sakit,..
Melayani dengan hati tak berharap perhatian balasan 🙂
walaupun telat menyimak tulisan ini, saya sangat berterima kasih kepada kakek jamil yang sudah berkenan bersedekah ilmunya yang sangat luar biasa ini.
tulisan ini sangat mengena & sesuai dengan bidang pekerjaan saya yang selalu bersentuhan dengan konsumen. kalau boleh mengambil jargon sebuah iklan saya bilang “melayani dengan sepenuh hati” hasilnya insya Allah akan sama-sama akan bisa menikmati antara “pelayan” dan yang “dilayani”.
#semangatmelayanidengansepenuhhati
SalamSuksesMulia_!!!
@NPINDH
🙂
Terima kasih juga ya
Tdk ada kata telat utk membaca tulisan pak jamil hehe…,terimakasi pak jamil ,analoginya pas sekali, “teko” …insyaallah sy bs kultum sampaikn ketm2,dan menjd amalan jariah buat pak jamil,amin.
salam sukses mulia !
Kita semua adalah pelayan…melatih diri dengan menerima hal positif dan baik agar dapat bekerja dengan hati dan memberi yang terbaik atas apa yang dilakukan bagi orang lain…aku catet nih kek
Masya Allah mantap tenan tulisan mas Jamil. Thanks atas pencerahannya. Izzin share di blog saya.
Terimakasih Pak Jamil..
Izin Share ya pak.. sukse mulia berkah