Seorang leader yang memiliki “ruh” leadership akan terus bergerak dan tidak kehilangan energi. “Ruh” leadership yang ketiga adalah senang memperbaiki proses namun tetap fokus kepada hasil. Keberhasilan utama seorang leader adalah kinerja yang membaik, dan kinerja biasanya diwakili dengan angka-angka.
Seorang leader wajib fokus kepada hasil karena itulah ukuran keberhasilan kerjanya. Untuk memperoleh hasil yang optimal, seorang leader juga tida melupakan memperbaiki proses kerja. Semua proses kerja yang tidak memberikan value akan dibuang atau setidaknya diabaikan. Ia hanya fokus kepada proses kerja yang memberikan value dan berkontribusi besar kepada hasil. Masih ingat khan pameo dalam bisnis: “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan pimpinan pergi meninggalkan kinerja.”
Nah, “ruh” leadership yang keempat adalah pemimpin itu sumber energi positif bagi tim. Tugas seorang leader memang berat, dan untuk meringankan itu ia wajib menciptakan suasana yang positif. Ucapan leader-nya positif, tindakannya positif, pikirannya positif, saat memberikan feed back juga positif, bahkan ia tetap berpikir positif kepada karyawannya yang prestasinya negatif.
Leader yang positif rajin memberikan tantangan kepada anggota timnya, ia mengurangi perintah dan amarah. Ia juga rajin menggali solusi kepada tim bukan rajin memberikan solusi. Dengan rajin menggali solusi, anggota tim menjadi lebih berdaya dan menikmati kerjanya. Ide dan gagasan baru banyak bermunculan karena situasi positif ini.
Coba renungkan, apakah Anda sudah memiliki keempat “ruh” leadership tersebut di atas? Teruslah diasah agar “ruh” leadership mengakar kuat di dalam diri kita. Jadilah leader yang benar-benar leader agar Anda tidak menjadi leader yang “keblinger”
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook