Peluklah Aku

Share this

Kebahagian itu relatif. Sesuatu yang menurut saya bahagia belum tentu bahagia menurut Anda. Dipeluk anak bagi Anda mungkin biasa tetapi bagi saya itu sangatlah membahagiakan.

Beberapa hari yang lalu, anak saya Hana tiba-tiba memeluk sembari berkata, “Pak, suapin…” Sambil membalas pelukannya, saya menjawab, “Oke.” Nyuapin anak 13 tahun yang tinggi badannya sudah sama dengan saya mungkin terlihat aneh, tetapi bagi saya itu nikmat dan membahagiakan. Kesediaan saya nyuapin anak ABG ini sebagai hadiah atas pelukannya kepada saya.

Pelukan dengan berbagai gaya dan cara itu sangatlah membahagiakan. Saat perjalanan pulang ke rumah usai sholat Subuh di masjid, anak bungsu saya Izul berkata, “Pak, gendong di belakang dong.” Langsung saya bungkukkan badan pertanda mempersilahkan “jagoan” saya menggelayut di tubuh saya. Menggendong itu bentuk pelukan indah yang sangat membahagiakan.

Saat kita jenuh, lelah dan kehabisan ide, segeralah peluk istri, anak atau orang tua Anda. Ketika saya melakukan hal itu, ada sahabat saya yang berkata, “Lebay seperti cewek.” Biasanya saya jawab, “Lebih baik lebay daripada jablay.” Bagi saya memeluk dan dipeluk itu kebahagian, gratis tapi dampaknya fantastis.

Anda mungkin bertanya, adakah bukti ilmiah tentang berpelukan? Riset yang dilakukan Dr. Harold Voth, seorang psikater senior di Kansas Amerika Serikat, menyebutkan berpelukan mampu mengusir depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, tidur lebih nyenyak dan lebih sehat.

Di bawah kulit terdapat begitu banya kelenjar yang aktif mengeluarkan hormon kekebalan jika disentuh. Pelukan akan merangsang hormon exytocin, sebuah hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian. Hormon ini juga baik untuk jantung dan pikiran kita. Selain itu, saat hormon exytocin aktif, ia akan menekan cortisol dan norepinephrine (hormon pemicu stres).

Baca Juga  Undanglah Keberuntungan

Anak saya Izul setiap hari menghitung pelukan yang ia lakukan. Dia punya target, dalam satu hari sedikitnya melakukan 12 pelukan. Bila sebelum tidur belum genap 12 pelukan, ia akan mendatangi saya dan memeluk saya erat-erat.

Saya pun tak mau kalah dengan Izul. Pelukan bukan hanya milik bayi dan anak-anak. Pelukan juga milik kita yang sudah dewasa.

Nah, sudah berapa kali Anda berpelukan hari ini? Segeralah memeluk orang-orang yang sah dan boleh Anda peluk. Jangan ditunda-tunda dan jangan biarkan penyakit “jablay” ada di dalam kehidupan Anda.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini


wanna be trainer batch 10


22 comments On Peluklah Aku

Leave a Reply to andirofiek Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer