Tadi malam, saya diajak sahabat saya, Ahmad Faiz Zaenuddin (Afzan), untuk melaunching program: 100 Hari Transformasi Hati. Program ini akan dimulai 1 Ramadhan (13 April 2021) hingga 100 hari berikutnya, setiap hari, mas Afzan akan berbagi 3 hikmah yang bersumber dari kitab Al Hikam karya Ibnu Athoillah. Bagi saya, program ini sangat menarik karena menggabungkan ilmu psikologi modern dan kitab yang menjadi rujukan banyak ulama besar di seluruh dunia.
Saya sangat tertegun ketika mas Afzan memberi contoh hikmah ke 79 dari kitab Al Hikam: “Jarang sekali karunia besar dari Allah datang, kecuali diberikan-Nya secara tiba-tiba. Ini agar para hamba-Nya tidak merasa bahwa itu terjadi karena persiapan dan usaha mereka sendiri.”
Dalam penjelasan hikmah tersebut, ada dialog yang sangat menggetarkan ketika Allah swt bertanya kepada Nabi Musa: “Tahukah engkau mengapa aku mengangkat engkau sebagai nabi yang bisa langsung mendengar suaraku?” Musa menjawab: “Engkau yang lebih mengetahui.”
Kemudian Allah swt berkata : “Ketika aku larikan semua kambing Nabi Syuaib yang kau pelihara, sehingga dengan susah payah engkau menghalau, mengejar dan membawa kambing kambing itu untuk dikembalikan ke tempatnya, dan setelah semuanya kembali, engkau tidak merasa marah dan jengkel sedikitpun. Itulah sebabnya engkau bisa langsung mendengar suara-Ku”
Ternyata, kasih sayang Musa kepada kambing dan kelapangan hati Musa lah yang membuat ia mendapat keistimewaan dan karunia besar dari Allah swt.
Allah swt juga pernah bertanya kepada Nabi Ibrahim: “Wahai Ibrahim, mengapakah engkau bisa mendapat gelar Khalilullah (kekasih Allah swt). Tentu nabi Ibrahim juga tidak tahu jawabannya. Maka Allah swt menjawab: “Karena engkau tidak pernah mau makan sendirian.”
Kebiasaan nabi Ibrahim yang selalu mengajak orang saat ia makan, ternyata dinilai sangat istimewa oleh Allah swt sehingga ia mendapat karunia besar berupa gelar kekasih Allah (Khalilullah).
Bagaimana dengan Nabi Muhammad? Allah swt pernah bertanya kepada Nabi Muhammad: “Wahai Muhammad, mengapakah engkau Aku angkat sebagai pemimpin para Nabi?” Allah swt kemudian menjelaskan “itu karena kebaikan dan kelembutan hatimu kepada makhluk ciptaan-Ku..”
Karunia besar berupa, pemberian gelar atau penghargaan dari Allah swt kepada hamba-hamba terbaiknya (tiga nabi) ternyata karena kebaikan dan kelembutan hati yang disertai kasih sayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah swt.
Kisah tiga nabi tersebut sepertinya sangat layak menjadi prioritas untuk dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Apalagi beberapa hari lagi bulan Ramadhan tiba, mari bersihkan hati kita dari berbagai penyakit hati yang masih ada. Penuhi hati dengan rasa cinta, syukur, welas asih dan kepedulian yang besar kepada sesama. Siapa tahu, dengan meniru perilaku tiga nabi kita menjadi salah satu hamba yang mendapat karunia besar berupa penghargaan dan gelar dari Sang Maha Kekasih. Mau khan?
Selain membaca tulisan di website saya ini, Anda bisa mendapatkan berbagai inspirasi di akun instagram saya @JamilAzzaini
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia