Maaf Yang Tidak Punya Kekuatan

Share this

Dulu, orang tua angkat saya mengajarkan “Jamil, kata yang perlu sering keluar dari mulutmu adalah maaf, tolong dan terima kasih. Tetapi ingat, keluarkan dalam ukuran yang pas, jangan berlebihan.” Terlalu sering berucap terima kasih untuk hal yang sama dan kepada orang yang sama justeru mengganggu orang tersebut.

Begitu pula terlalu sering menggunakan kata tolong kepada orang yang sama dalam waktu yang berdekatan itu membuat kita menjadi “tukang perintah.” Bahasa lainnya, “ngebosi” alias bergaya seperrti bos, sebuah gaya yang tidak sukai kebanyakan orang Indonesia. Dan tentu ini berlaku bagi kata “maaf.” Apabila kita terlalu sering melakukan kesalahan, apalagi kesalahan itu “sensitif” bagi sebagian besar orang meski setelah itu diiringi kata “maaf” maka kata maaf itu sudah tidak memiliki kekuatan.

Memang, kesalahan adalah manusiawi tetapi terlalu sering melakukan kesalahan yang senada itu menunjukkan bahwa pikiran dan hati orang tersebut perlu segera diperbaiki. Mindset berpikirnya perlu dibenahi dan diluruskan. Kekotoran hatinya perlu dibersihkan. Mendiamkan atau bahkan membela orang seperti ini justeru menjerumuskan orang tersebut. Karena ia merasa benar. Dan waspadalah, perasaan merasa benar itu menular ke orang-orang di sekitarnya.

Sekali lagi, ucapkanlah kata maaf, tolong dan terima kasih dalam proporsi yang tepat. Apabila ucapan itu kurang atau jarang diucapkan membuat kehidupan kita terlihat kaku. Namun, ucapan yang berlebihan membuat kata itu tidak punya kekuatan dan terkesan basa-basi, tidak keluar dari lubuk hati. Orang lain akan melihat hanya sebagai “pencitraan.

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

Baca Juga  Virus Informasi

1 comments On Maaf Yang Tidak Punya Kekuatan

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer