Sebagai manusia biasa, saya pernah merasa “suci” dan merasa pasti menjadi ahli surga. Sebab ketika itu, saya selalu sholat wajib tepat waktu dan hampir selalu berjamaah, rajin puasa, rajin membaca Al Qur’an meski terbata, rajin shalat malam, rajin melakukan amalan-amalan sunah dan merasa tak pernah berbuat maksiat.
Perasaan itu terus terbawa hingga suatu hari guru ngaji saya bercerita bahwa ada ahli ibadah yang dimasukkan ke neraka. Sebagian diantara mereka ada yang dientaskan dari neraka setelah menjalani penyiksaan untuk kemudian dipindahkan ke surga, dan ternyata di wajah mereka yang dipindahkan itu ada bekas sujud. Jleb, seketika itu perasaan merasa “suci” dan merasa ahli surga pergi dan saya tak ingin perasaan itu kembali.
Menjadi ahli ibadah memang penting tetapi ternyata itu saja tidak cukup. Kita masih perlu menyebarluaskan kebaikan dan mencegah kemungkaran, menjaga mulut dan tindakan serta menjadi ahli manfaat. Guru ngaji saya menambahkan, โSurga bukan tempatnya orang egois. Apabila kalian hanya rajin ibadah ritual saja itu termasuk manusia egois.”
Ternyata untuk menggapai nikmatnya surga tidak bisa hanya dengan cara memuaskan dahaga spiritual yang dampaknya hanya untuk pribadi. Kita juga harus “berkeringat” menebar kebaikan dan sebisa mungkin mencegah atau mempersempit ruang gerak keburukan. Keberadaan kita dirasakan juga oleh orang-orang di sekitar kita. Jangan menjadi manusia yang “adanya seperti tidak ada”.
Surga ditempati oleh orang-orang yang mendapat rahmat, kasih sayang, cinta dan ridho dari Allah swt. Dan kita bisa mendapatkan itu apabila kemanapun dan dimanapun kita selalu mengingat-Nya. Asma Allah kita ingat dan bawa di setiap tarikan dan hembusan nafas. Saat bekerja dan berbisnis, Dia pun kita bawa serta. Dia kita ingat bukan hanya saat kita ibadah. Dia kita ingat setiap saat, setiap langkah.
“Ya Allah, saya berharap mendapat rahmat-Mu, kasih sayang-Mu, cinta-Mu, ridho-Mu. Setiap ide yang tercetus, setiap kata yang terucap, setiap tindakan yang terlaksana jadikan itu penambah cinta-Mu kepadaku. Sungguh, hidupku sia-sia bila tiada kudapat ridho-Mu. Bimbinglah aku agar tidak menjadi hamba-Mu yang egoisโฆ”
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
17 comments On Surga Bukan Tempatnya Orang Egois
renungan yang daleee..mm
Berapa meter pak? ๐
Hehe… sumur kali
Matur sembah nuwun, Pak Guru JA.
Remindernya makjleb, membuat diri terus berbenah.
Doakan kami pak…
Aamiin Aamiin Yaa Robbal Alamin
Benar sekali kek…bahkan Alloh di dalam firmanNya Qs 3: 142 menegaskan “Apakah kamu mengira bahwa kamu masuk syurga, padahal belum nyata bagi Alloh orang2 yang berjihad diantara kamu dan belum nyata orang2 sabar”. So tidak cukup ibadah ritual yg siafatnya fardhiyah (pribadi) tapi harus didakwahkan dengan penuh kesungguhan dan kesabaran shg orang lain juga mendapatkan kebaikan dan manfaatnya
Terima kasih ya mas…
Kenapa ya..hampir setiap kali baca tulisan Pak Jamil, seolah memang itu nasehat untuk saya, karena hampir serupa (tapi tak sama) jalan cerita hidup saya…terutama yang jelek..
Terimakasih Ya Alloh….Engkau telah Turunkan “Tangan” Mu melalui Pak Jamil yg selalu mengingatkankan kebaikan2…Baarokallohulak Pak Jamil….Jzklh
Peluk mas Dinar….
Yap setuju. Orang yang masuk surga adalah orang yang dirahmati dan diridhoi Allah ๐
ijin copas yah pak Jamil ๐
Dengan senang hati….
Izin share pak ๐
Silakan ke sebanyak-banyaknya orang, hehehehe
Aamiin…. semoga kita bisa saling mendoakan dalam setiap kebaikan yg kita lakukan…
Ijin share..kek