Ada kebiasaan baru yang saya lakukan di tahun 2018, yaitu membuat jurnal syukur. Menuliskan tiga hal yang perlu disyukuri selama satu hari kemarin. Jurnal syukur ini saya tuliskan pagi hari, usai melakukan ritual pagi (sholat subuh di masjid, membaca al maksurot, membaca kitab suci). Setelah saya baca ulang hal-hal yang saya tuliskan, ternyata hampir semuanya sesuatu yang baru dan sangat mengasyikkan bagi saya.
Saya ingin menunjukkan jurnal syukur saya hari Senin, 19 Februari 2018.
Syukurku….
Pertama, bisa bersepeda di pagi hari. Hal ini perlu saya syukuri karena ini adalah hal pertama dalam hidup saya selama saya tinggal di Jakarta. Biasanya saya jogging, kali ini bersepeda. Jarak tempuhnya lebih jauh, keringatnya lebih banyak. Saya menjelajahi berbagai perumahan, jalan-jalan tikus, dan terkadang tersesat di jalanan buntu. Saya melihat “halaman belakang” ibukota.
Kedua, mendapat kabar menyenangkan dari Irlandia. Salah satu alumni Tahfidz Leadership, Rezky Anasto, terpilih sebagai Sekjen PPI di Irlandia. Saya mengenal pemuda ini saat saya diundang menjadi pembicara di Kuwait melalui orang tuanya yang bekerja di industri penerbangan di sana. Dia kemudian ikut program Tahfidz Leadership yang saya pimpin selama 40 minggu, menginap di asrama yang saya siapkan. Saya sangat senang akhirnya ia berkiprah di organisasi kemahasiswaan. Rezky, I’m very proud of you.
Ketiga, makan es krim goreng bersama istri, anak dan saudara. Usai sholat Isya di masjid, saya tidak langsung pulang ke rumah. Saya mampir ke kantor Kubik Leadetship yang dekat dengan rumah. Masih ada beberapa karyawan yang belum pulang. Saya ngobrol santai dengan mereka, salah satu obrolannya tentang kuliner, es krim goreng yang ternyata ada di dekat kantor.
Saya dan Kang Tebe (salah satu fasilitator Kubik Leadership) meluncur ke lokasi. Sembari menunggu pesanan, saya makan nasi uduk Jakarta yang rasanya maknyos. Ada jengkolnya, hehehe. Sesampainya di rumah, kami menyantap es krim bersama semua penghuni rumah. Suasana menjadi lebih nikmat karena anak pertama saya, Nadhira, minta disuapin beberapa sendok es krim goreng tersebut. Menyegarkan, menyenangkan.
Itulah contoh Jurnal Syukur saya, bagi saya tiga hal tersebut sangat berkesan, apalagi tiga hal tersebut terjadi sebelum dan sesudah saya bertubi-tubi rapat seharian. Ada empat rapat yang saya lakukan di hari Senin itu. Melelahkan, namun terhapuskan oleh kejadian-kejadian kecil yang sangat saya syukuri.
Apa tiga hal yang sangat Anda syukuri kemarin? Mulailah untuk terbiasa dituliskan. Sangat membahagiakan dan membuat saya jarang mengeluh. Saya berharap Anda ikut merasakannya. Cobalah…
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
14 comments On Jurnal Syukur
Syukhran pak JAMIL, جزاكم اﷲ خيرا
Sama-sama mas. Silakan dipraktekkan
Jazakallah beh.. Alhamdlh menginspirasi banget..
izin nyontek melakukan cara yg positif nya ya beh..
by. Angga Maulana Firdaus
Great armina13
Silakan. Disebarluaskan juga boleh. He3x
Terima Kasih Pak Jamil. Lebih keren dari tulisan PAULO RIZZO ”Listful Thinking”
Langsung googling siapa itu Paulo Rizzo. Terima kasih
Alhamdulillah.. terima kasih babeeeh
Sama-sama…boleh disebar 🙂
Org sukses, memiliki kebiasaan kebiasaan yg sama ya kek, ini juga yg diajarkan oleh abu syauqi. Sambil menulis juga didengarkan musik spt Yiruma “Kiss the Rain”. Trims kek Jamil
Wah seru juga sambil mendengarkan musik
Alhamdulillah, baca jurnal syukur bikin makin syukur dan semangat ya pak
Alhamdulillah..
Wajib di duplikasi nih..
Jazakalloh khoiron katsira
InshaAllah mau ikutan juga sekalian penuhi blog yang baru saya buat. Nanti mampir ya pak…
akmalamaulida.blogspot.co.id
Terimakasih
Sukses Mulia ?
Sayapun suka membuat jurnal syukur pak, Alhamdulillah makin terinspirasi membacanya, eh ada mbak Akmala mampir juga