Pekan lalu saya sempat berbincang-bincang di puncak Bogor dengan Profesor Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sembari makan jagung rebus, saya menikmati curahan ilmu dari beliau. Beberapa diantaranya saya tularkan kepada Anda melalui tulisan ini.
Pertama, jadilah seperti burung. Ia terus bernyanyi walau tanpa tepuk tangan dari yang mendengarnya. Burung bernyanyi karena ingin bernyanyi, bukan karena pencitraan. Ia tak peduli pujian, ia tak peduli tepuk tangan, ia bernyanyi untuk dirinya dan juga untuk siapapun yang mau mendengarnya. Jangan sampai ketulusan dan keikhlasan kita kalah dengan burung.
Burung juga tak pernah khawatir dengan hidupnya. Saat mencari makan, ia tak pernah membawa karung atau tempat apapun untuk “menyimpan” makanan. Ia cukup mencari makan untuk hari itu dan ia tetap bisa bernyanyi. Malulah kepada burung bila kita serakah. Sebab keserakahan membuat kita sulit “bernyanyi” (bahagia).
Kedua, pencetlah saklarnya. Saat Anda memasuki kamar hotel dan di dalamnya banyak lampu, apakah Anda menyalakan satu per satu lampu tersebut? Jawabnya tentu tidak. Anda cukup menyalakan saklarnya dan semua lampu akan menyala.
Begitupula saat kita melakukan pekerjaan. Tak perlu semua pekerjaan perlu kita lakukan. Pilihlah mana yang menjadi saklarnya, kerjakanlah dengan kesungguhan maka pekerjaan yang lain akan tuntas. Cobalah biasakan mencari saklar-saklar pekerjaan agar kita tak terlihat sibuk karena kebodohan kita. Kerja keras harus diiringi dengan kerja cerdas.
Ketiga, rayakan setiap keberhasilan. Sekecil apapun keberhasilan yang kita lakukanlah, rayakanlah. Merayakan tak identik dengan pesta pora. Merayakan itu bisa dengan cara berucap alhamdulillah dengan penuh pemaknaan, mengungkapkan rasa senang, bersuka cita, berterima kasih dan menyampaikan keberhasilan itu kepada orang lain.
Terbiasa merayakan keberhasilan akan membuat kita pribadi yang lebih bersyukur. Rayakanlah mulai dari hal-hal yang sederhana: hore saya bisa ambil raport anakku, alhamdulillah bisa berendam di laut. Asyik setiap pagi dapat ide untuk dituliskan di website ini. Yes… bisa nganter istri belanja. Senangnya karyawanku nambah, dan masih banyak lagi hal yang bisa kita rayakan.
Eh, sementara sudah dulu ya. Saya mau sarapan di Popeyes Halal Restaurant di Bandara International Hongkong. Saya yakin sarapannya enak karena saya sudah berulang kali makan di tempat ini. Tapi yang jelas kalah nikmat dengan jagung rebus yang saya makan bersama Profesor Komaruddin Hidayat. Senang dapat ilmu dari orang yang rendah hati itu.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
17 comments On Teruslah Bernyanyi
Wah mantap kek sarapan pagi ini. Top maskotop Josh Gandos gk kotos² º°ħΐ••ħΐ••ħΐº°
mulai merenung kek, mencari saklar di kehidupan saya. SukrON kek sharingnya. 🙂
oh ya kek, klo boleh tau makanan andalan di resto itu apa ya_?walaupun blm pernah kesana tny dulu boleh kan kek_ He²
Ada ayam, kentang dan yg lain namanya saya gak tahu…
Subhanallah,byk pelajaran yg bisa kita ambil dr makhluk kecil bernama burung dan pernah jg sy dengar dr seorg ustadz bahwa sebelum matahari terbit burung sdh terbang jauh meninggalkan sarangnya untuk mencari makan
Cicit cuit cicit cuit
burung bernyanyi….
Agr3…
Pelajaran hidup yang ada disekitar kita 🙂 Thanks kek ilmunya
bukan menu sarapannya yg mantap… tapi ilmu yg di dapat dan kesediaan berbagi….terima kasih pak
Semua CiptaaNYA tidak ada yang SIA – SIA, selalu mempunyai hikmah & makna
Burung, saklar, rayakan!!!
Luar biasa ilmunya kek, salam hormat saya utk prof. Komarudin Hidayat..
Sip kek. Saya pingin ikut WBT kek, tapi belum cukup modal hehe…
Mak Nyessss..baca artikel P Jamil disela istirahat training di kota jambi yg tengah berkabut ini. Love U Pak..
Peluk dari jauh, saya baru mendarat dari Hongkong kang
Alhamdulillah, terimakasih kek
dan burungpun di hargai malah karena nyanyianya,,,salam pak
Alhamdulillah…..dapat sarapan juga dari Kek Jamil…. terus beryanyi, pencet saklarya dan rayakan…. alhamdulillah…..
Terkadang kita diberikan tambahan saklar, menjadi tanggung jawab kita. sehingga tidak fokus juga. Bagaimana ya pak ?
Makasih kek sharingnya 🙂