Saat Kebaikan Bertemu

Dikisahkan, di sebuah warung nasi datanglah seorang ibu yang menghiba kepada yang punya warung nasi “Ibu maafkan, bolehkah saya meminta 3 bungkus nasi untuk saya dan dua anak saya? Sudah seharian kami tidak makan. Sekali lagi maafkan atas kelancangan saya.”

Sang pemilik warung tersenyum sembari menggangguk, ia membungkus nasi sambil bertanya “lauk dan sayur apa yang paling disukai ibu dan anak-anak ibu?” Wanita setengah baya itu menjawab “terserah ibu, apapun kami suka, yang penting kami bisa makan hari ini.”

Tidak lama berselang ada pelanggan selesai makan, dia menghampiri sang pemilik warung dan bertanya “sudah bu, berapa semuanya?” Setelah menyebutkan semua yang dimakan, sang pemilik warung menjawab “empat puluh lima ribu rupiah pak” Lelaki itu mengeluarkan uang dua ratus ribu rupiah dan berkata “ini bu, empat puluh lima ribu rupiah untuk membayar yang saya makan, sisanya izinkan saya membayar ibu tadi yang meminta tiga bungkus nasi.”

Ibu dengan dua orang anak adalah wanita jujur dan bertanggungjawab terhadap anaknya. Sang pemilik warung adalah orang yang baik hati dan peduli. Sementara orang yang makan di warung adalah orang yang dermawan. Saat kebaikan bertemu, maka berbagai kebahagian bermunculan.

Sepenggal kisah yang diceritakan guru kehidupan saya ini memberi banyak pelajaran. Saatnya kita saling sibuk berbuat kebaikan karena itu akan mengundang berbagai kebaikan lainnya. Tahun 2019 adalah tahun politik. Berbeda pilihan adalah sah-sah saja. Namun jangan sampai kita terpancing menyebarkan keburukan, merendahkan, mencela dan menghina orang yang berbeda pilihan dengan kita.

Memperbanyak kebaikan dengan apa yang kita bisa adalah pilihan terbaik. Saat berbagai kebaikan bertemu akan mengundang banyak kebaikan lainnya dan membuat kehidupan ini semakin indah untuk dinikmati, membahagiakan, memberdayakan dan kerukunan menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Apa kebaikan yang Akan Anda tebarkan hari ini?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini