Penyesalan

Share this

Mas WantikAkhirnya salah satu mimpi saya jadi kenyataan juga. Saya bisa ketemu, berpelukan dan memohon doanya. Dia adalah penggagas inspirator SuksesMulia dan salah satu penulis buku terbaik di negeri ini, Jamil Azzaini. Semua buku tulisannya adalah best seller.

 
Salah satunya adalah “Tuhan Inilah Proposal Hidupku”. Buku yang tipis namun isinya
luar biasa. Dari buku itulah saya bisa membuat proposal hidup saya dan menjadikan
hidup saya lebih terarah dan bermakna.

 
Saya beruntung selama 3 hari penuh digemblengnya. Bukan bagaimana cara menulis buku yang baik namun bagaimana menjadi seorang trainer yang hebat. Emang saya akan jadi trainer? Tidak juga. Saya ikut WBT karena saya merasa butuh ilmu itu. Saya sering membreafing, memberi instruksi ke tim kerja saya. Di kampung juga sering diminta mengisi ceramah dan sambutan.

 
Di lokasi IPB Convention Hall Bogor, pak Jamil secara total membagikan kemampuan terbaiknya ke semua peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pak Jamil tidak tampil sendirian. Dibantu oleh 14 fasilitator yang selalu mendampingi dan memandu tiap kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan pak Jamil.

 
Materi di hari pertama adalah berani tampil. Tidak semua orang jika diminta berbicara di depan orang banyak akan serta merta menyatakan kesanggupannya. Banyak yang minder, grogi bahkan takut. Mengapa bisa demikian? Banyak sebabnya. Diantaranya merasa tidak punya prestasi yang hebat untuk dibagikan ke orang lain. Kebalikannya, justru merasa banyak kelemahannya.

 
Semua pikiran dan sangkaan yang terus dipelihara di pikiran sendiri ini oleh pak Jamil disebutnya sebagai “rantai gajah”. Luar biasa tips yang diberikan sehingga “rantai gajah” ini bisa lepas dan yang muncul adalah keberanian dan percaya diri. Semua orang pasti pernah grogi ketika berbicara di depan orang banyak. Hal ini manusiawi. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal itu antara lain berlatih olah pernapasan, teriak-teriak, melompat-lompat dan berdoa.

Baca Juga  Ibuku Sibuk

 
Di hari kedua kami diajari bagaimana cara membuat materi yang sistematis. Dimulai dari pemilihan “headline” materi yang akan disampaikan. Selanjutnya dibuat beberapa kata kunci yang akan dipakai untuk menjelaskan inti materi yang akan disampaikan tersebut. Sebagai pembicara harus paham betul mengapa materi itu perlu disampaikan, apa tujuan dan manfaatnya bagi pendengar atau peserta.

 
Untuk trainer pemula perlu banyak latihan membuat meteri yang sistematis dengan banyak menulis narasi. Tidak cukup dengan menulis pointer-pointernya saja. Diharapkan dengan menulis narasi lengkap, alur presentasi akan teringat dengan baik ketika disampaikan secara lisan di depan peserta. Materi bisa diperkaya dengan cerita, bukti riset dan contoh-contoh.

 
Bahasan di hari terakhir adalah bagaimana caranya materi yang disampaikan bisa berpengaruh dan berkesan untuk audiens. Setidaknya ada 3 hal yang bisa dilakukan guna tercapainya tujuan itu. Pertama yakni alat bantu. Alat bantu bisa berupa video, musik dan juga slide. Yang perlu diperhatikan dari alat bantu ini adalah tidak boleh berlebihan. Contohnya musik diperdengarkan hanya di saat-saat tertentu saja. Tidak diobral dari awal hingga akhir. Demikian juga dengan slide, harus dibuat yang simpel dan tidak terlalu banyak kalimat di dalamnya.

 
Yang kedua adalah bahasa tubuh. Bisa berupa gerakan tangan, tempat berdiri yang berpindah-pindah, dan seterusnya. Yang ketiga adalah olah kata. Harus belajar mengontrol intonasi suara. Kapan harus keras, kapan harus lembut. Kapan harus tinggi, datar ataupun rendah.

 
Berbeda dengan training-traning lain yang kerap hanya diajak membuat mimpi, di WBT benar-benar dilatih dari awal hingga demo tampil di depan semua peserta. Peserta yang semula takut, tidak bisa membuat materi namun di hari ketiga semua mampu unjuk kebolehan. Hari ketiga semakin “gila” dengan acara kontes antar kelompok. Keren abis.
 
Ada penyesalan dalam diri saya. Kenapa tidak ikut WBT ini dari dulu-dulu..*
 
 
Tulisan dikirim oleh Mas Wantik

6 comments On Penyesalan

Leave a Reply to princess amanda Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer