Menabung dan Berbagi

Share this

Seorang saudara yang berprofesi sebagai supir angkot memberi saya sebuah pemahaman sederhana tentang pentingnya menabung energi positif dalam kehidupan sehari-hari.

Dia bercerita bahwa suatu hari membawa mobil dengan keluarga besar ke suatu daerah. Sampai disalah satu sudut jalan secara tidak sengaja mobil yang dikendarainya menabrak mobil bagian belakang seseorang yang tengah berhenti di traffic light. Saat itu dia langsung berpesan kepada semua penumpang untuk tidak usah turun dan tidak usah berbicara apa-apa. Beberapa menit kemudian, dia kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanannya tanpa dimintai pertanggungjawaban oleh pengendara mobil yang baru saja ditabraknya.

Penasaran dengan yang terjadi kemudian saya bertanya. “Om ngomong apa ke orang itu,”. Dengan santai dia menjawab, “Yah.. minta maaf saja,” katanya singkat. Semudah itukah, kata saya dalam hati. Tidak lama kemudian dia mulai bercerita bahwasannya sebuah accident itu “biasa” dikalangan supir angkot karena resiko yang dihadapi dalam menjalani profesinya. Apalagi kalau itu hanya tabrakan yang mengakibatkan kerusakan “kecil” seperti beret ataupun lampu sein yang rusak karena benturan. “Sering angkot saya ketubruk dari belakang. Tapi ya wes nda papa, saya tidak pernah minta ganti atau sampai harus marah-marah. Kabeh wes ono sing ngatur, kabeh yo ono balesane dewe-dewe,” urainya. Mendengar jawaban itu hati saya langsung berkata “Oh, ternyata tabungan epos om yang besar tadi sedang cair”.

Saat itu juga pikiran saya langsung melayang mengingat-ingat kejadian dimana terkadang saya terlampau mudah meluapkan emosi di jalan raya kepada pengendara lain yang kebetulan pernah “bersentuhan” secara tidak sengaja. Ah mudah sekali saya melepas emosi saat itu, mudah sekali saya menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk belajar sabar, dan rasanya mudah sekali saya merelakan kendali energi negative pada diri saya untuk menang.

Baca Juga  "Ini Budi"

Bukankah saya bisa menabung dan berbagi energi positif dimanapun berada, bahkan di jalan raya sekalipun dengan berdzikir karena Allah dan untuk para pengendara yang setiap hari dengan setia menemani kita. Jalan raya pun akhirnya menjadi tempat ibadah bila kita mau memahaminya.

Wisnu Priyono

12 comments On Menabung dan Berbagi

Leave a Reply to kiki Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer