Hampir dua tahun berada di rumah setelah kuliah dan bekerja di semarang, akhir-akhir ini aku merasa sangat kehilangan sosok seorang nenek yang telah meninggal dunia lebih dari dua tahun lamanya. Beliau bukanlah ibu dari bapak atau ibuku melainkan seorang nenek dari teman main dan rumahnya persis di depan rumah aku. Side (sebutan untuk nenek di desaku) Kimah namanya.
Dulu ketika pulang dari Semarang, Side Kimah selalu mencariku hanya sekedar minta untuk dipotongkan kukunya. Sepele memang. Kebiasaan itu dimulai ketika penyakit diabetes yang lama dideritanya mulai memburuk sehingga harus berhati-hati jika akan berhubungan dengan benda tajam.
Sebenarnya side Kimah punya 5 cucu dari anak semata wayangnya yang telah meninggal dunia terlebih dahulu. Beliau juga tinggal bersama menantunya. Tetapi karena takut melukai, cucu-cucu dan menantunya enggan untuk memotongkan kukunya. Memang beralasan meskipun sebenarnya bisa dihindari dengan hati-hati.
Awalnya side Kimah sering melihat aku memotongkan kuku ibuku. Dari situlah beliau minta dipotongkan kukunya yang memang sangat tidak terawat bahkan hampir setiap aku potongkan kukunya sudah berbau tak sedap karena banyak kotoran di dalamnya, kukunya pun sudah terlalu panjang. Saat itu aku langsung merasa iba, melihat nenek renta yang tak terurus dan tak pernah lebih dari itu. Aku merasa tidak ada salahnya menolong orang yang membutuhkan pertolongan.
Terakhir bertemu side kimah, saat itu aku sedang sibuk dengan penelitian untuk tugas akhir kuliahku. Saat aku sedang menyelesaikan pendidikan perawat gigi di Poltekkes Semarang. Aku harus mengambil data kesehatan gigi dan mulut untuk tugas akhir di Desaku. Karena kesibukkan tugas akhir, yang dulu aku rutin pulang sebulan sekali justru jadi tidak menentu. Padahal jarak Semarang-Tegal cukup 3 jam dengan kereta.
Saat itu aku datang kerumah-rumah tetangga untuk memeriksa status kesehatan gigi dan mulut mereka, termasuk ke rumah side Kimah tapi tidak memeriksa beliau karena memang ada rentang umur dari populasi yang diteliti. Karena lama tak bertemu, aku baru sadar kalau penglihatan side Kimah sudah tidak jelas lagi. Tetapi yang bikin aku terharu adalah beliau masih mengenali suaraku.
Aku merasa bahwa sebenarnya aku yang membutuhkan side Kimah dan justru bukan beliau. Karena aku merasa bahagia jika dibutuhkan dan dapat memberikan manfaat. Aku merasa seperti kehilangan gairah ketika tidak ada orang yang membutuhkan aku (kita). Namun, bukan bermaksud agar orang punya ketergantungan pada kita. Ketika kita merasa dibutuhkan, maka kita akan rela bekerja keras, kita rela menahan aroma tidak sedap karena ingin merawatnya.
Benarlah kata Nabi bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat. Karena orang yang senantiasa menebar manfaat ia tidak lagi prioritaskan dirinya. Orang yang yang selalu menebar manfaat akan selalu memerlukan orang-orang yang membutuhkannya karena sebenarnya “dibutuhkan ” adalah “kebutuhan” sesungguhnya. Salam Sukses Mulia.
Tulisan dikirim oleh Yuniarti Fazri
20 comments On Dibutuhkan Adalah Kebutuhan Sesungguhnya
setuju mba, merasa dibutuhkan adalah kebutuhan.
menyenangkan orang lain itu membahagiakan 🙂
benar mbak… mungkin banyaknya pengangguran dan anak jalanan juga karena mereka merasa tidak dibutuhkan. jadi yaaa hidupnya kurang manfaat
subhanallah mbak.merasa terpuaskan bila dibutuhkan , mbak ini punya kecerdasan orang Insting.
semoga bisa selalu memberi manfaat…. aamiin
Wah, mbak bener banget… Memang saat dibutuhkan hati jadi senang dan ingin melakukan yang terbaik untuk menolong orang lain…
hidup bermakna jika bermanfaat untuk orang lain. kata kek Jamil pikirkan KITA jangan AKU
Subhanallah.. Setuju sekali, mb, bahwa memang “dibutuhkan” adalah kebutuhan kita yang sesungguhnya. Ketika tahu bahwa ternyata ada yang merasa bahwa kita ini diperlukan keberadaannya, rasanya semangat untuk mengusahakan kebaikan :’)
dibutuhkan untuk hal yang kecil saja sudah sangat membahagiakan, apalagi bisa memberi manfaat yang lebih besar. Seperti cita2 Kek Jamil Azzaini yang ingin menginspirasi 25 juta orang. betapa bahagianya jika tercapai.
Hal sepele nmun begitu besar makna.y like (y)
wah……….keren……keren……….super….smoga jadi penulis terkenal.boleh kenalan mba?xixiixixixixixii……………………………………..
sttttttttttt… mbak diyah ki. jujur gak itu komen 🙂
syukron katsiron doanya. aamiin ya Allah yaa Robbal ‘alamin
alhamdulillah, sangat bermanfaat..
dan memang benar adanya bahwa dibutuhkan adalah kebutuhan utama kita.
jadi banyak belajar, sekecil apapun hal yang dibutuhkan orang lain akan bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri.
semoga kita menjadi orang yang selalu dibutuhkan oleh orang disekeliling kita..
aamiin, 🙂
Sepakat,baca tulisan ini jadi ingat dengan nenekku jg,sama jg,saya yg memotong kukunya ketika plg dri smg,nenek kena stroke saat itu
Subhanallah…tulisan yg sangat menarik…
memang bahagia tak terkira apabila org lain membutuhkan kita….dan diri qt bs bermanfaat bwt org tersebut…jd terharu bacanya…
semoga kehidupan qt semua menuju kehidupan sukses mulia…aamiin yaa Robbal’alamin…
peluuuk dan salam kenal buat semua akhwati fillah yang sering comment di webnya grandpa jamil ini….
salam kenal mbak. Pelik jauh dari saudaramu ini.
tulisan yang simple tp bermakna sekali..salam kangen yuun…
salam kangen juga sahabatku. semoga sehat selalu keluarga di tegal dan kalimantan. aamiin
Keren
Mantap & KerON
Hidup kita sungguh bermakna & BAHAGIA jika hidup kita berMANFAAT bagi orang lain.
Salam SuksesManfaat
Syaifur Amuro