Mau Menjadi Tuan atau Budak Uang

Mau Menjadi Tuan atau Budak Uang?

Share this

Uang itu punya dua sisi, positif dan negatif. Tergantung cara memperolehnya dan bagaimana memanfaatkannya. Sebagaimana makhluk hidup dan benda di semesta yang memiliki ciri khas, uang juga memiliki ciri sendiri. Pahami ciri khas uang agar kita mampu menjadi tuannya bukan menjadi budaknya. Mari kita mulai mengenali ciri-ciri uang.

Pertama, berkumpul dengan yang satu frekewensi. Ada pitutur lama yang sering kita dengar “singa berkumpul dengan singa, kambing berkumpul dengan kambing, ayam berkumpul dengan ayam.” Dengan kata lain, yang sejenis itu berkumpul, demikian juga dengan uang. Apabila memperolehnya dengan cara yang kotor maka uang itu akan cenderung mengajak sang empunya berbuat kotor.

Orang yang bersedia membayar puluhan juta untuk memuaskan nafsu birahinya kemungkinan besar membayarnya dengan uang kotor yang ia perolehnya. Boleh jadi uang hasil korupsi, perjudian, keuntungan dari bisnis yang “kotor” atau bisnis yang merusak lingkungan dan kesehatan. Banyak orang menyebutnya “uang panas” akan cepat hilang dan habis, pemanfaatannya pun untuk hal-hal yang negatif.

Jauhi cara mendapatkan uang dengan cara negatif karena itu akan membuat perilaku dan kehidupan kita dilingkupi dengan hal-hal yang negatif dan merusak. Semua itu bisa membuat kita menjadi budaknya uang.

Begitupula, uang yang kita peroleh dengan cara positif akan menarik hal-hal yang positif. Uang yang kita sumbangkan atau sedekahkan akan mengajak uang lainnya untuk mendatangi kita. Apabila kita sedekahnya recehan, yang datang kepada kita juga recehan, dan bila kita sedekahnya senang dalam jumlah yang besar, uang akan mengajak teman-temannya dengan suka cita dalam jumlah yang tidak kita duga-duga.

Apabila kita dengan enjoy menyalurkan uang untuk kebaikan, maka uang akan berkomitmen menjadi budaknya kita. Uang akan mengangkat kita menjadi tuan, uang akan bekerja untuk kita. Mau? Praktekkan segera.

Baca Juga  Terapi Integritas

Kedua, tidak suka melanggar hak orang lain. Pernah Anda berbisnis dengan uang pinjaman? Anda berjanji kepada orang yang memberikan pinjaman akan membayar pada waktu yang telah ditentukan. Saat jatuh tempo dan Anda punya uang namun Anda tidak membayarnya karena Anda merasa uang itu akan memberikan keuntungan berlipat apabila Anda gunakan (diputar) untuk bisnis Anda?

Dalam kondisi ini, uang “marah” karena Anda telah melanggar hak orang lain. Maka saat uang itu digunakan untuk bisnis, secara perlahan kondisi bisnis Anda terganggu. Uang Anda “protes”karena seharusnya sudah pindah kepemilikan namun masih ada di tangan Anda. Uang juga punya rasa bosan kepada yang memegang atau mengelolanya. Jadilah manusia yang tahu diri

Jangan biasakan ingkar janji membayar hutang, karena uang yang seharusnya digunakan membayar hutang namun Anda gunakan untuk keperluan Anda, uang itu akan melawan Anda. Sebaiknya minta izin kepada yang meminjamkan apabila Anda ingin menggunakannya. Apabila tidak diberi izin maka janganlah Anda menggunakannya.

Itulah dua ciri khas yang menonjol yang melekat kepada uang. Pahami dan praktekkan ciri khas tersebut agar kita menjadi tuan bagi uang, bukan menjadi budaknya. Setuju tuan?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini

4 comments On Mau Menjadi Tuan atau Budak Uang?

  • Gimin Sugianto

    Sodaqta…..sungguh benar ….seringkali dorongandan belenggu hawa nafsu menjerumudkan manusia menjadi “budak uang” …..Uang dijadikan “Tuhan” …Uang menjadi tujuan hidup dan sarana pemuas nafsu …..somoga Allah SWT menjaga dan memelihara kita untuk menjadikan “uang” sarana menebar kebaikan dan kemaslahatan bagi ummat dan lingkungan ….dan menghantarkan diri pada kemuliaan “ahsanu takwim” …..wallaahu alam.bishowab ….

  • Farida Hanafing

    Masya Allah….
    Tulisan yang sangat bermanfaat…
    Menjadi tuan bagi uang.

    Selalu berjalan sesuai aturan agama… Insya Allah hidup akan berkah.

    Jazakallah khairan katsira Coach….

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer