Manfaat Menarik Rezeki

Share this

Pagi ini, saat hendak “terbang” ke Malang, saya bertemu di bandara Halim Perdana Kusuma dengan adik kelas saya saat kuliah di IPB yaitu Dr. Ir. Samsudin, MSi. Dia seorang peneliti di Balittri. Dia seorang pegawai negeri sipil atau sekarang lebih dikenal Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut saya, sosok lelaki kelahiran Brebes ini menarik dan layak menjadi teladan.

Saat saya menjadi pimpinan di Dompet Dhuafa Republika, saya pernah mengajaknya aktif untuk memberdayakan para petani. Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengiyakan dan membantu saya memberdayakan para petani bawang merah di Brebes. Setelah itu, ia banyak membantu petani mengembangkan pertanian organik di berbagai tempat di Indonesia. Ia juga mengaggas lahirnya Lembaga Pertanian Sehat (LPS).

Mengapa saya respek dengan lelaki yang kini sedang mengembangkan berbagai varietas kopi ini? Perlu Anda ketahui, selain ia sebagai seorang ASN, ia juga sebagai seorang guru bahasa Arab sekaligus ustadz yang membina banyak pengajian di Bogor. Namun saat 18 tahun yang lalu saya “memaksa” beliau untuk membuat neraca, laporan cash flow, dan rencana strategik pembinaan petani, lelaki ini berusaha mengerjakannya dengan baik, meski dia harus belajar kesana kemari.

Saat dia bercerita susahnya mengerjakan tugas yang saya berikan, saya menjawab ringan “untuk menjadi orang hebat, perlu merasakan sakit dan mempelajari hal-hal yang tidak kita sukai namun diperlukan.”

Dia lebih muda dari saya, namun dalam proses kehidupan selanjutnya, dia sering menjadi guru kehidupan dan guru spiritual bagi saya. Hari ini pun, saya mendapat banyak pelajaran dari beliau.

Beberapa pelajaran yang saya petik dari beliau. Pertama, manfaat itu menarik rezeki. Apabila rezeki kita ingin dicukupkan oleh Sang Pemilik Rezeki, tebarkanlah manfaat sebanyak-banyaknya, jangan menjadi orang yang transaksional. Yakini bahwa setiap kebaikan itu bernilai ibadah, berbuah pahala dan tidak harus mendapat imbalan atau apresiasi dari sesama manusia.

Baca Juga  Menyiapkan Gen Y Menjadi Pemimpin

Bukankah apresiasi dari Allah swt jauh lebih penting dan utama dibandingkan yang diperoleh dari manusia? Untuk membiasakan ini perlu latihan berulang-ulang. Hati itu perlu dilatih, saat terbersit keinginan untuk mendapat pujian dari manusia, bersegeralah memohon pertolongan Allah swt agar diluruskan niat kita. Sang Maha Kuasalah yang membolak-balik hati manusia.

Kedua, bahagia itu simpel. Caranya? Bahagiakanlah orang lain maka kita akan bahagia. Lelaki yang dikaruniai lima anak ini memberi contoh sederhana. “Dulu, saya tidak mau pakai celana jeans. Saat saya memutuskan memakai celana jeans ternyata istri saya sangat bahagia karena itu ternyata harapan dari istri saya yang lama terpendam. Saat melihat istri saya sangat bahagia, saya pun ikut bahagia. Maka, sekarang saya sering mengenakan celana jeans”.

Dia pun kemudian menambahkan “saya ingin membahagiakan banyak petani kopi, kalau mas Jamil punya sahabat yang ingin mempelajari kopi, saya siap membantu, insya Allah saya mengerti A hingga Z tentang seluk beluk kopi. Kini saya sedang mengembangkan varietas baru kopi Lampung. Kalau banyak petani kopi bahagia, itu juga meningkatkan kebahagian saya”.

Andai mental dan sikap hidup ASN di Indonesia sebagian besar seperti Dr. Ir Samsudin, MSi saya yakin Indonesia menjadi negara yang jaya dan kuat. Di sela-sela kesibukannya sebagai ASN, mereka berlomba menjadi penebar banyak kebaikan di tengah-tengah masyarakat.

Terima kasih mas Samsudin, dulu saya sering “memaksamu” belajar. Hari ini, tanpa engkau sadari, engkau pun “memaksaku” untuk belajar tentang banyak hal dalam kehidupan.

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer

6 comments On Manfaat Menarik Rezeki

Leave a Reply to Jamil Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer