Saat berlibur ke tempat yang dingin dan kemudian ingin menghangatkan badan, apa yang akan Anda lakukan? Salah satunya bisa degan cara membakar kayu di perapian. Apakah hangatnya akan langsung Anda dapatkan dengan hanya berkata, “Ayo perapian, berikan aku kehangatan nanti akan saya beri kayu bakar!” Tentu tidak. Anda harus “memberi” perapian kayu bakar terlebih dahulu baru kemudian Anda akan memperoleh kehangatan.
Begitu pula dalam kehidupan, Anda akan memperoleh “kehangatan” dari alam berupa kebahagiaan, rasa hormat dan keberungungan hidup bila Anda sudah memberi sesuatu untuk dunia. Jika tangan Anda selalu tersimpan di dalam saku, Anda tidak akan pernah bisa berjabat tangan dengan orang lain.. Anda tak akan pernah bisa memeluk dan membelai orang-orang yang Anda cintai.
Keluarkanlah tangan Anda dari dalam saku. Gunakanlah tangan Anda untuk memberi, membelai, menyentuh dan melakukan hal-hal yang memberi manfaat untuk diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Berikanlah tanpa syarat. Seperti halnya alam yang selalu memberi apapun kepada kita tanpa syarat. Setiap hari kita mendapat sinar matahati tanpa syarat, setiap hari kita menghirup oksigen tanpa syarat!
Berikanlah yang terbaik tanpa syarat. Saya pernah membaca sebuah cerita dari sebuah buku pada tahun 2004. Didalam buku itu diceritakan tentang seorang tukang yang ahli membuat rumah. Karena sudah puluhan tahun dia membuat rumah dan merasa jenuh akhirnya ia mengajukan pensiun dini kepada pimpinannya. Tentu pimpinannya agak keberatan karena tukang ini salah satu karyawan terbaiknya.
Karena keinginan pensiunnya sudah begitu kuat akhirnya permohonan itu disetujui dengan satu syarat, “Tolong buatkan satu rumah terbaik sebelum kamu pensiun.” Tukang itu menyetujui permintaan bosnya. Namun ia mengerjakannya dengan ogah-ogahan dan asal-asalan, bahan-bahan yang dipilih juga bukan bahan yang terbaik.
Setelah rumah itu selesai maka tukang ini menghadap bosnya, “Pak, rumah sudah selesai saya buat, ini kunci rumahnya.” Setelah menerima kunci itu, bosnya berkata, “Selama ini kamu bekerja sangat baik dan saya sangat puas. Sebagai kenang-kenangan saya berikan rumah ini kepadamu, semoga rumah yang kau buat menjadi tempat tinggal terbaik buatmu.”
Apa yang kita buat dan lakukan, itulah yang akan kita dapatkan..
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
15 comments On Keluarkan Tanganmu Dari Saku
Selalu suka dg artikel yg membahas masalah memberi. Memberi itu memang menyenangkan, hati menjadi lapang krn rasa syukur bisa melakukan sstu u org lain.
terhibur hatiku membaca tulisan ini, setelah sedikit galau karena satu hal. Itulah Alloh, selalu memberikan jawaban atas tanyaku dengan cara yang tidak kusangka. Terima kasih… Alhamdulillah…
Alhamdulillah..diingatkan kembali, pernah dengar crta ini.
Apa yg kita tanam, itulah yg kita tuai nantinya.
Smg kita bs sllu brhati2 dlm bersikap 🙂
SEPATU…(SEPAkat dan seTUju)
Apa yg di tanam, itulah yg akan di petik.
Smangaaaat:)
Subhanalloh… Sekali lagi termotivasi oleh tulisan pak jamil. Terima kasih banyak
pernah menengar cerita ini, tapi tetep bermanfaat, untuk mengingatkan, Terimakasih , Salam sukses mulia
memberi memang malapangkan dada kita, senyun selalu, bahagia terus.
keren ceritanya
lanjutkan mas jamil
Selalu ada makna di setiap tulisan. Makasih for share. Ijin dishare ya.
baca tulisan kakek jadi keinget ama petuah boss “ga ada yang hilang atas apa yang telah kita kerjakan”. kalaupun balasan tidak didapat di dunia, di akhirat nantinya. kalaupun bukan kita sendiri yang menerima balasan, keluarga kita nanti yang menerima. terimakasih kek sudah mengingatkan
🙂 terimakasih ceritanya
salam sukses mulia
yuk berbagi. terimakasi. salam sukses mulia
Subhaanallah, so verry inspirative…
🙂 Sangat menyentuh…
Mari mulai dari sekarang kita berikan yang terbaik kepada semuanya,
Tanpa syarat apapun
Soul in the Spirit
Al-isra ayat 7 ini mah.. :’)