Ada orang yang berkata “untuk memotivasi orang bisa dengan menciptakan ketakutan (neraka) dan menawarkan kesenangan (surga).” Apakah pernyataan ini tepat? Menurut saya, tergantung situasi dan tujuannya. Untuk memotivasi orang yang tidak membutuhkan inovasi dan kreativitas, cara ini boleh jadi tepat. Namun untuk sesuatu yang melahirkan kreativitas, cara ini kurang pas.
Mengapa? Sebab untuk melahirkan kreativitas justeru kita perlu menjauhi ketakutan. Kreativitas tidak akan muncul apabila seseorang memiliki emotional barrier, dan ternyata menurut The Encyclopedia of Creativity, rasa takut adalah emosi yang paling melemahkan seseorang untuk melahirkan kreativitas.
Kreativitas akan muncul apabila ada keterbukaan, harapan dan optimisme yang kuat akan hal-hal besar yang bisa didapatkan. Saat saya berjumpa dengan Nadiem Makarim, pendiri Gojek di Kementerian Pendidikan tahun 2015, saya mendapatkan cerita bahwa Gojek dibangun dengan optimisme akan manfaat dan berbagai peluang perkembangan dunia digital, bukan dibangun atas dasar ketakutan karena perubahan yang begitu cepat.
Adanya perubahan yang begitu cepat di dunia saat ini, jangan dihadapi dengan ketakutan tetapi lihat peluang yang ada dan milikilah rasa optimis bahwa kita bisa menaklukkan perubahan. Dengan paradigma ini, akan muncul banyak ide kreatif dan hal-hal baru yang bisa kita kerjakan. Sebaliknya, apabila kita memunculkan ketakutan maka ide-ide segar tidak akan muncul, padahal di era sekarang kita sangat memerlukan ide segar yang bernilai positif bagi kehidupan..
Ketakutan akan membuat kita kalah bersaing. Ketakutan akan membuat kita “dikalahkan” oleh perubahan zaman yang begitu cepat.
So, mulailah berpikir, peluang baru apa yang ada saat ini? Apa yang bisa kita manfaatkan dari perubahan yang terjadi? Apa kontribusi yang bisa kita berikan di era perubahan yang cepat saat ini? Ilmu baru apa yang perlu kita pelajari?
Selamat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan suasana hati yang tenang dan ceria, jauh dari ketakutan yang terkadang Anda ciptakan sendiri.