Jangan Menjadi Google Map

Share this

Sabtu malam pekan lalu, saya ada jadwal memberikan seminar untuk para guru dari Salsabila di Wisma Arga Mulya Tugu Puncak Bogor. Anda tahu, biasanya di hari Sabtu jalan menuju puncak padat bahkan cenderung macet. Sebelum pukul 15.00 WIB saya sudah berangkat dari rumah meski jadwal saya tampil baru pukul 19.00.

Ketika hampir tiba di Sentul, tim saya yang sudah tiba di lokasi mengabarkan bahwa jalan menuju puncak ditutup, saya tidak bisa ke lokasi. Driver saya berinisiatif membuka google map, dan terpampanglah jalan alternatif melalui Sentul dan tiba mendekati Cisarua Puncak Bogor. Dengan penuh sukacita kami mengikuti perunjuk jalan tersebut.

Awalnya lancar, saat mendekati lokasi jalan semakin menyempit dan akhirnya sampailah kami pada tumpukan batu di tengah jalan sebagai tanda bahwa kami tidak bisa melalui jalan tersebut. Padahal berdasarkan google map, jarak kami dengan lokasi sudah sangat dekat. Mobil tidak bisa berputar karena jalan yang sangat sempit. Dalam jarak yang cukup jauh mobil saya harus berjalan mundur untuk kemudian berputar arah kembali menuju jalur utama yang menghabiskan waktu dua jam.

Kami sudah mengikuti jalur yang disarankan google map, tapi ternyata jalan tidak bisa dilalui. Seketika itu, pikiran saya jadi melayang “jangan-jangan saya pernah mengarahkan jalan hidup seseorang namun ternyata itu keliru. Boleh jadi, jalan hidup yang perlu dilalui orang tersebut sangatlah jelas bagi saya tetapi tidak bisa dijalankan oleh yang bersangkutan. Karena ternyata, ada bagian kecil dari perjalanan hidupnya yang tidak saya pahami.” Saya pun beristighfar berulang-ulang.

Bagi seorang trainer, coach, konsultan atau mentor sangatlah penting memahami fakta. Tidaklah elok kita mengarahkan jalan hidup seseorang padahal kita tidak memahami secara utuh kehidupan orang tersebut. Kita tidak boleh sok tahu tentang kehidupan orang lain. Tugas kita membantu orang lain menemukan jalannya sendiri bukan “memaksakan” jalan yang kita buat.

Baca Juga  Mentalitas Kepiting

Jangan sampai kita berusaha menjadi seperti google map bagi orang lain khususnya di jalan-jalan yang kita tidak banyak mengerti. Sebab itu bisa menjerumuskan dan menyesatkan serta menghabiskan energi orang lain. Astaghfirullah…

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Group
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

4 comments On Jangan Menjadi Google Map

Leave a Reply to Dedy Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer