Saya dan kelompok mastermind saya di Bogor pernah mendapat hadiah dari seseorang. Hadiah itu berupa tanah dan bangunan berisi perlengkapan konveksi canggih serta 80 karyawan di dalamnya. Mendapat “durian runtuh” kami kemudian mendirikan PT dan saya di daulat menjadi direktur utamanya.
Mendapat rezeki nomplok memang terkadang melalaikan manusia, termasuk saya. Saya lupa bahwa saya sama sekali tidak memahami proses dalam bisnis konveksi. Padahal saya sering berkata, “Serahkan bisnis itu pada ahlinya.” Selain itu, saya juga tidak punya passion dalam bisnis konveksi. Padahal, saya sering berpendapat di social media, “Bisnis tanpa passion adalah pintu menuju kebangkrutan.”
Karena saya tidak memahami bisnis konveksi, maka saya menunjuk direktur pelaksana untuk menjalankan bisnis itu. Ternyata bisnis konveksi ini menimbulkan banyak masalah. Berbagai konsultan kita hadirkan tak jua terurai masalahnya. Dan mungkin Anda akan terkejut bila tahu bahwa selama 4 tahun menjabat direktur utama saya tidak pernah menginjakkan kaki di lokasi bisnis tersebut.
Bisnis konveksi memang bukan passion saya, bukan jiwa saya. Dalam bahasa gaulnya, “bisnis konveksi itu gak Jamil banget gitu lho”. Tujuan bisnis yang seharusnya menghasilkan keuntungan justru menorehkan kerugian milyaran rupiah. Sgar bisnis itu semakin “tidak berdarah-darah” akhirnya konveksi itupun kami jual pada akhir tahun 2012.
Saya teringat pelajaran dari Jack Welch saat menjadi CEO di General Electric (GE), “Jadilah nomor satu atau nomor dua dunia atau tidak sama sekali.” Perusahaan-perusahaan di bawah naungan GE dan pangsa pasarnya tidak bisa menjadi nomor satu atau nomor dua dunia dijual oleh Jack Welch. Hasilnya? Bisnis GE terus moncer dan di tahun 2012 menjadi perusahaan dengan tingkat keuntungan terbaik ke dua di seluruh dunia.
Saya memahami pesan Jack Welch ini dengan pengertian “tidak mungkin kita bisa menjadi nomor satu atau nomor dua di dunia tanpa passion di dalamnya”. Karena passion menghasilkan kecintaan, perhatian dan kesungguhan dalam bisnis yang ditangani. Ia rela menyisihkan banyak waktu untuk membesarkan perusahaan. Ia rela juga memprioritaskan mengembangkan perusahaan dibandingkan mengembangkan yang lainnya.
Hal inipun berlaku dalam karir. Anda sulit menjadi nomor satu atau nomor dua karyawan terbaik di perusahaan atau instansi Anda bila Anda bekerja tidak sesuai dengan passion Anda. Prioritaskanlah menemukan passion Anda, jangan sepelekan karena itu menyangkut kenikmatan dan kebahagiaan hidup Anda di masa yang akan datang. Jadi, pertanyaan saya, apa passion Anda?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
30 comments On Bisnis Tanpa Passion
keren kek…. pencerah di pagi hari. nuwun…
Inspirasi Bisnis yang bermanfaat.
Benar sekali, bisnis tanpa passion adalah pintu menuju kebangkrutan. Bagaimana mungkin kita bisa dengan enjoy menjalani bisnis itu kalau bukan passion kita.
Salam SuksesMulia.
Yes Kang Cecep
YESSS
Sangat menginspirasi. Saya akan mencoba menjalankan passion saya. Jazakallah
another booster semangat dari Pak Jamil, nuhun 🙂
kek..
kapan saat yg tepat menilai bisnis kita, apakah sudah jadi nomor satu atau nomor dua?
karena ketika memulai adalah pendatang baru..
Apakah yakin suatu saat bisnis Anda akan menjadi yg terbaik di propinsi atau negata Anda? Namanya prediksi jadi beberapa tahun kemudian
yupzzz banget
kakek… saya masih kesulitan menemukan passion…
Ya betul pak, bekerja,maupun bisnis perlu passion, sepertinya passion saya di bidang training. Jadi kalo saya mau bisnis sesuai passion,usaha training apa saja ya? tks pak selamat sore.
sy sudah menulis passion sy di proposal hidup, tpi kenapa ya ketika sekarang ditanya passion kok jadi mikir lg?
passion saya dibidang hubungan dengan banyak orang, namun masih bingung di bidang apa.. bisa memberikan masukan ndak Pak?
bagaimana cara menemukan passion kita kek ? karena saya belum merasa menemukan passion.
Keren Pak Jamil… Semoga kita selalu memiliki TEKAD kuat menyegerakan IMPIAN.
Salam SuKsesMuLia!
SelametHariadi
kalo no 3 gmn kek? 🙂
passion sy mengajar anak2 usia dini. mdh2an bisa punya lembaga pendidikan nantinya. amiiiin
bagaimana untuk tahu itu passion sy, apa sy hrs brganti2 kerjaan/usaha baru bisa tau??
mohon pencerahannya, matur nuwun.
salam. Kek, kata apa yang paling tepat untuk menggambarkan passion? thanks
slam kenal pk jamil…
mohn bimbingannya dlm mnmukn passion. smpe saat ini sdh bkrja, tpi mrskan blm berada di pasion yg tepat. mau kluar krja, tpi bingung mau krja dmn & passionnya apa. trimksh.
passion is a soul for every works,
passion is a soul for a business ,,,
Passion make a love
Love making antusias…
Love and antusias but no Soul is nothing..
Passion saya mah MANTAP dipijit aja…terus belajar&meningkatkan keahlian..bekerja sambil ibadah,semoga mendapat ridhoNYA..aamiin,salam sukses mulia.
Halo, salam kenal Pak!
saya termasuk yang sangat menghargai Passion ini. Selama ini saya berprofesi sebagai apoteker, namun itu bukan passion saya, ternyata saya benar2 tertarik dalam berbisnis, apalagi bisnis internet. Menurut saya inilah passion saya, sehingga saat ini saya masih menjalankan keduanya, yaitu bisnis dan profesi apoteker, bila sudah mantap saya akan full time berbisnis..
salam sukses pak!
Ilawati Pristiani
maksih
bneran mnispirasi..
bener banget, tanpa passion bisnis jalan setengah hati… gak serius
Ass.. Mau nanya, nih. Apakah Passion itu terbatas hanya pada satu bidang (bisnis)? Bagaimana dengan pemilik usaha korporasi yang bidang bisnisnya bermacan2. Dimana passion mereka? Sy ada niat untuk membuka bisnis baru, tapi jadi khawatir takutnya karena bukan passion jadi tidak berhasil. Mohon jawabannya. Thanks
Passion saya adalah memberikan inspirasi yang berguna dan mampu menggughah orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya ingin menjadi yang nomor satu di Indonesia, atau paling tidak nomor dua setelah Mas Jamil…
setiap manusia yang lahir di dunia di berikan perhiasan yang bernama bafsu jadi kita juga musti bisa kelola nafsu itu dgn baik jangan sampai salah tempat.
mantAP artikelnya