Balasan Allah itu Sempurna

Share this

Minggu pagi kemarin saya mengikuti  “coffee morning” di masjid komplek perumahan saya.  Acara ini memadukan sholat subuh berjamaah, ceramah, dilanjutkan dengan sarapan bersama. Ceramah pagi itu dibawakan oleh ustadz Muhdil Anam, alumni Pesantren Gontor yang juga warga komplek perumahan.

Dalam ceramahnya ia menyampaikan cerita tentang seorang raja yang lalim, kejam dan jahat.  Dikisahkan suatu saat raja ini jatuh sakit, semua tabib kerajaan dikumpulkan.  Setelah diperiksa dengan teliti oleh para tabib, diketahui bahwa penyakit sang raja hanya bisa sembuh bila makan satu jenis ikan yang langka. Ikan ini sulit dicari, hanya ada di tempat-tempat tertentu dan muncul di waktu-waktu tertentu.

Sang rajapun memerintahkan orang-orang terbaiknya untuk mencari ikan itu.  Tapi ternyata ikan yang katanya langka itu sangat mudah didapat bahkan jumlahnya melimpah. Setelah memakan ikan itupun sang raja memang benar-benar sembuh.

Dikisahkan pula, di sebuah kerajaan lain ada seorang raja yang terkenal bijaksana, adil dan dicintai rakyatnya. Raja nan alim ini menderita penyakit yang sama dengan raja yang kejam dan jahat tadi.  Karena pernah mendengar kabar tentang khasiat ikan langka yang bisa menyembuhkan, sang raja inipun memerintahkan untuk mencari  ikan tersebut. Namun ternyata ikan itu sulit di dapatkan dan akhirnya raja yang adil itupun meninggal dunia.

Melihat kejadian itu, malaikat bertanya kepada Allah, “Mengapa raja yang jahat dan sadis itu Kau beri kemudahan mendapatkan ikan itu,  sementara raja yang baik dan adil Kau persulit mendapatkannya?”

Maka Allahpun menjawab, “Raja yang jahat itu pernah berbuat baik dan aku ingin membalasnya semuanya di dunia.  Sementara raja yang adil itu pernah berbuat salah dan aku ingin membalasnya di dunia agar di akhirat dia tidak mendapat balasan keburukan sedikitpun.”

Baca Juga  Pandanglah Sekitar

Mendengar kisah ustadz Muhdil Anam itu saya tertegun. Saya khawatir jika saya hanya mendapat balasan banyak kebaikan di dunia, sementara di akhirat sudah tidak dapat jatah kebaikan yang saya dapatkan.  “Ya Allah, jauhkan kami dari hal yang seperti ini.”

Pikiran sayapun melayangpada kejadian tsunami Aceh 26 Desember tujuh tahun yang lalu. Banyak orang-orang beriman dan alim yang menjadi korbannya…  Jangan cela mereka, jangan rendahkan mereka, karena barangkali inilah cara Allah untuk memberikan banyak kebaikan kepada mereka di akhirat.

Mari kita nikmati semua proses kehidupan dengan penuh keimanan dan perenungan.  Saat mendapat ujian penderitaan, kesusahan, penyakit dan rasa hina, bersabarlah.  Karena boleh jadi itulah cara Allah mengurangi dosa dan kita akan diberikan balasan yang lebih abadi di akhirat.  Sebaliknya, bila mendapat berbagai kemudahan dalam hidup, waspadalah, jangan-jangan kita tidak mendapat bagian kenikmatan yang abadi lagi di akhirat.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

32 comments On Balasan Allah itu Sempurna

Leave a Reply to Yanti Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer