“Namaku Jamil, cita-citaku menjadi insinyur pertanian/dosen/guru”, itulah mantera ajaib (magic words) yang ditulis di berbagai buku Jamil ketika kecil.
Jamil kecil bercita-cita menjadi insinyur pertanian karena hampir setiap hari ia melihat kehidupan para asisten perkebunan di PTP XI Lampung (sekarang PT Nusantara VII) ketika itu begitu enaknya.
Ingin menjadi guru karena dihormati dan disegani, dan ingin menjadi dosen karena cerita kakaknya tentang sosok dosen matematika bernama Bukhori yang memiliki kemampuan mengajar luar biasa.
Mantera ajaib itu kerap menjadi bahan tertawaan sinis teman sekolah maupun sepermainan Jamil bahkan oleh sesepuh kampung yang melecehkan cita-citanya. Mereka melecehkan Jamil karena kehidupannya yang miskin, sehari-hari hanya makan tiwul, kerap menunggak uang sekolah meski hanya dua puluh lima rupiah per bulan.
Namun Jamil dapat membuktikan bahwa ia berhasil menempuh SD, SMP, dan SMA dengan prestasi selalu menjadi juara kelas meski sehari-hari menempuh perjalanan sejauh 40 km menuju sekolahnya ketika menjadi siswa SMA Negeri Way Halim. Atas prestasinya, ia diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1987 tanpa tes, melalui program PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan).
Lagi-lagi Jamil dan ayahnya dilecehkan oleh orang kaya di kampungnya yang tidak bersedia meminjamkan uang sebesar Rp300 ribu untuk ongkos ke Bogor dan membayar uang pendaftaran di IPB.
“Sudah tahu miskin, nggak punya uang lha kok mau kuliah. Baru mau berangkat kuliah saja sudah pinjam. Bagaimana nanti biaya bulanannya? Apakah bertahun-tahun mau pinjam uang terus?” tulis Jamil menirukan hinaan orang kaya tersebut yang membuat Jamil dan ayahnya menangis ketika itu (halaman 11).
Atas semangatnya, Jamil berhasil menjadi insinyur pertanian yang dicita-citakannya bahkan lulus dari program pascasarjana S-2.
Jamil membuktikan diri menjadi kerang mutiara bukan kerang rebus sebagaimana perumpamaan yang kerap didongengkan ayahnya. Tema kerang mutiara dan kerang rebus dalam bab ini sangat inspiratif dan memotivasi meraih hidup lebih hidup.
Semua kisah diatas adalah cukilan kisah yang sangat inspiratif karya Jamil Azzaini yang berjudul “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia” yang merupakan kisah-kisah inspiratif pembangkit motivasi dan pemakna hidup.
“Kisah-kisah yang tertulis dan terangkum dalam buku ini merupakan kumpulan pengalaman dan pengamatan hidup saya,” kata Jamil, pendiri PT Kubik Kreasi Sisilain yang giat menyelenggarakan pelatihan SDM di berbagai perusahaan atau instansi dalam dan luar negeri.
Jamil dan keluarganya membuktikan bahwa kehidupan mereka yang semula miskin, tinggal di gubuk tengah hutan di daerah transmigrasi di Rejomulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan berubah menjadi sukses dan mulia. Mereka mewujudkan impian.
Banyak tokoh berlatar belakang keluarga miskin seperti mantan Presiden Soeharto (almarhum), bintang film Sylvester Stallone, penyanyi Madonna, bahkan pelawak Tukul Arwana, kemudian menjadi orang sukses yang dipuja-puja.
Namun yang telah diraih Jamil memberikan pelajaran sangat berharga dan langka yakni bila kesuksesan diukur dengan harta, tahta, kata, dan cinta alias “4-ta” maka semua itu tidak cukup membuat hidup manusia utuh dan bahagia.
“Keberadaan 4-ta yang telah kita miliki harus pula dirasakan manfaatnya oleh orang-orang di sekitar kita. Kehidupan kita haruslah selalu disibukkan berbagi 4-ta sehingga keberadaan kita benar-benar menjadi gardu Energi Positif (Epos) Tuhan di muka bumi. Itulah energi yang saya sebut sebagai Inspirasi Sukses Mulia,” kata Jamil yang dikenal sebagai Mr. Epos.
Sukses Mulia yang dicapai Jamil, sebagaimana ditulis dalam pengantar buku ini yang diterbitan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Februari 2008 ini, sampai pada sebuah titik keyakinan bahwa Tuhan akan memberi dan mengabulkan keinginan manusia berdasarkan sangkaan manusia itu sendiri.
“Bila kita yakin bahwa kita akan sukses maka sukseslah kita. Namun bila kita berpikir akan gagal maka gagallah kita,” kata Jamil.
Rangkaian Isi Buku yang Menginspirasi
Kisah-kisah dalam buku setebal 174 halaman ini merupakan rangkaian inspirasi terstruktur yang terbagi dalam tujuh bab utama.
Bab “Penghambat Sukses” mengajak pembaca memahami kendala diri. Bab ini terbagi empat tema tulisan yang masing-masing diberi judul “Bakar ‘Kapal’ Anda”, “Menjadi Penumpang Berprestasi atau Penumpang Gelap”, “Memutus ‘Rantai Gajah’”, dan “Kutu Dalam Kotak Korek Api”.
Pada bab ini digambarkan kisah Thoriq Bin Ziyad bersama 7.000 anggota pasukannya mampu mengalahkan pasukan Raja Roderic yang memiliki sekitar 100.000 prajurit sehingga berhasil menaklukkan Spanyol pada 3 Mei 711.
Termasuk kisah Herman Cortez bersama pasukannya pada abad 16 yang menemukan tambang emas di Meksiko setelah mengalahkan pasukan Aztec yang sangat ganas dan juga berada di wilayah tambang emas itu.
Keberhasilan Thoriq dan Herman dicapai ketika mereka membakar kapal yang bisa membuat demotivasi pasukannya untuk melawan musuh.
Hikmah yang disampaikan Jamil dari kisah itu adalah pertama bila ingin memenangkan persaingan dalam kehidupan jangan pernah punya rencana untuk lari dari gelanggang, kedua, jangan silau dengan kesuksesan masa lampau, dan ketiga, singkirkan “comfort zone”
Pada bab ini juga dikisahkan keterbatasan fisik pelawak Ucok Baba, cacat buta, tuli, dan gagu pada Helen Keller tetapi mampu lulus dari Universitas Harvard, dan pianis dunia asal Korea Hee Ah Lee yang hanya memiliki masing-masing dua jari di tangan kanan dan tangan kirinya, atau Bill Gates yang tak lulus sarjana tetapi menjadi raja komputer dan menjadi orang terkaya di dunia.
Menebar Energi Positif, Meraih Sukses Mulia
Bab “Meraih Sukses Mulia” menekankan pembaca untuk menebarkan energi positif dalam hidup dan memberi manfaat kepada sebanyak-banyaknya orang. Jamil mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan “Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain”.
Kisah M Yunus, pendiri Grameen Bank di Bangladesh yang mampu mengentaskan kemiskinan di 46 ribu desa sehingga dia meraih hadiah Nobel pada 2006, disebut Jamil sebagai salah seorang yang menjadi gardu energi positif dunia.
Pada bab “Yang Ditanam Itulah yang Dituai” Jamil mengingatkan tentang dampak yang pasti diterima atas apa yang telah diperbuat.
Pada bab ini antara lain dikisahkan seorang pimpinan perusahaan yang sering menerima uang yang bukan haknya hingga berjumlah Rp526 juta. Belakangan ia tertimpa musibah, anaknya terjerat narkoba dan menghabiskan biaya pengobatan juga sebesar Rp526 juta.
“Sama persis dengan uang kotor yang saya terima, pak,” kata pimpinan perusahaan itu kepada Jamil (halaman 136).
Jamil mengingatkan, “Bila kita mengeluarkan energi positif, buahnya adalah kebaikan, kedamaian, kebahagiaan, dan hal positif lainnya. Bila kita mengeluarkan energi negatif, yang akan kita panen adalah penderitaan, musibah, rasa sakit, dan hal negatif lainnya”.
Buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia”disajikan sangat renyah bagi SEGALA UMUR dan memberikan Energi Besar dalam membangkitkan motivasi untuk menjadi Sukses sekaligus Mulia.
“Sebagian cerita dalam buku ini pernah saya dengar dari Pak Jamil secara langsung. Menyentuh, membuat kami menangis. Saya percaya, melalui buku ini Pak Jamil akan berjaya untuk membina insan yang berakhlak, berbudi pekerti, berilmu dan bertakwa. Sybas, saudaraku Jamil.”
-Lt. Kol (B) Hj. Nasir Hj Momin; Pengantar Urusan Globetech Snd Bhd, Negara Brunei Darussalam
“Seandainya diperlukan sebuah gelar yang lebih tepat untuk dialamatkan kepada Jamil, Mr. SuksesMulia-lah tepatnya. Namun saya tahu Jamil tidak membutuhkan gelar tersebut karena kandungan sukses mulia telah melekat dalam darah dagingnya. Semoga inspirasi Jamil ini menjadi panduan mudah untuk diikuti orang lain.”
-Farid Poniman; Kuala Lumpur, Malaysia
Dapatkan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia” di @AsaTokoBuku, cukup (SMS/WA) 0878 533 688 52 atau invite 27D 43 ECF