“Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu.” (Kahlil Gibran)
Bagi orang dewasa yang bekerja atau berbisnis, sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat kerja. Rata-rata orang bekerja 8 jam dalam satu hari, belum termasuk waktu perjalanan pergi dan pulang. Dengan kata lain, sedikitnya lebih dari sepertiga waktu kita dalam sehari dihabiskan untuk bekerja. Oleh karena itu, hampir bisa dipastikan bahwa orang yang tidak enjoy dalam bekerja maka hidupnya pun berpeluang besar akan tersiksa.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar mencintai pekerjaan yang kita lakukan. Pertama, pilih pekerjaan yang sesuai dengan hobi dan passion kita. Apabila hal ini Anda lakukan maka setelah itu Anda tidak pernah merasa bekerja. Anda seperti sedang menjalankan hobi tapi dibayar mahal.
Simaklah para olahragawan seperti Ronaldo di sepak bola, Tiger Wood di golf, Valentino Rossi di arena balapan, Nadal di tenis. Mereka menjalankan hobi yang sesuai passionnya dan hebatnya mereka mendapat bayaran mahal. Saya yakin bila kita tanya mereka, “Apakah Anda sedang bekerja?” Kemungkinan besar mereka menjawab, “Tidak, kami sedang menjalankan hobi.”
Hal tersebut bisa berlaku pula di dunia kerja. Saya dan banyak teman saya menjalankan hobi hampir setiap hari sehingga kami tidak merasa sedang bekerja. Saat kami bekerja seolah kami sedang menjalani hobi alias kenikmatan hidup. Sungguh rugi apabila kita punya hobi tapi jarang dilakukan. Dan jadikan hobi Anda itu menghasilkan agar Anda tak pernah merasa sedang bekerja.
Kedua, bekerja karena panggilan jiwa. Tak cukup bekerja hanya karena hobi, “naikkan kelasnya” dengan menjadikan pekerjaan sebagai panggilan jiwa. Bekerjalah karena Anda ingin memberi manfaat kepada banyak orang. Bekerjalah karena Anda sedang mengejar visi hidup Anda. Bekerjalah karena ada sesuatu yang akan Anda tinggalkan di muka bumi.
Dengan cara ini energi Anda tidak akan pernah habis bahkan semakin berlimpah. Bukan hanya itu, terkadang Anda rela mengerjakannya tanpa bayaran sekalipun karena memang Anda sudah benar-benar hanyut (flow) di dalamnya. Dan ajaibnya, semakin Anda flow dalam pekerjaan karena panggilan jiwa, bayaran Anda pun semakin meroket. Anda pun tidak merasa sedang bekerja.
Ketiga, kerja itu ladang ibadah. Betapa banyak orang bekerja hanya mengejar rupiah atau bayaran. Sering saya temui, mereka dibayar mahal tapi nurani dan batinnya tersiksa. Hal ini adalah kerugian besar sebab bila nurani telah mati maka akan sulit menerima kebenaran yang hakiki dan membuat hati sering resah dan gelisah.
Maka yakinkanlah bahwa selain mendapat rupiah kerja Anda pun bernilai ibadah, dunia dapat dan akhirat selamat. Apabila Anda menemukan pekerjaan yang demikian Anda akan sangat enjoy menjalani hidup. Mengapa? Karena saat bekerja, Anda tidak merasa sedang bekerja tetapi sedang beribadah. Asyik kan, beribadah tetapi mendapat bayaran mahal. Mau?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
33 comments On Tak Pernah Bekerja
Mau, kalau udah kayak gini semakin sibuk, semakin nikmat.
Terima kasih Kakek
Jangan lupa sibuk membahagiakan suami dan bermain dengan anak 🙂
Siappp kek 🙂
Salam super Kek…
Di web ini salamnya SuksesMulia atau assalamu’alaikum 🙂
Masya Allah, betapa enjoy-nya hidup kalau bekerja bukan merupakan beban tetapi menjadi panggilan jiwa. Mohon doanya kek untuk terus berproses dan memantaskan diri menuju kesana … Amiiin
Salam SuksesMulia
Didoakan mas
Syukron kek ilmu pagi ini..menambah wawasan 🙂
Syik.. Asyik… Kerja karena hobi, karena panggilan jiwa, karena ibadah. Rasa2nya tak Ada lagi motif lbh tinggi darinya. Jdi wajarlah klo di ganjar dgn nilai fantastik yg spesial pula. Bener Ga kek? Salam metamorfosa.
Tosss, apa kabar mas? Ditunggu ke rumah
Siap… Insya Allah suatu saat nanti sama keluarga.. Moga tetp panjang umur selalu.trims parkenannya kek.
Kerja Lillah biar gak lelah. Kerja ikhlas biar dapat e-class hehe
Istilah yang menarik mas
jleb…dalem banget kek, insya Allah menuju pekerjaan yang sesuai hobi dan passion
Hore…akhirnya prok…prok…
Bismillah…. Mencoba bekerja sesuai passiON. Syukron kek
Terus naik kelas ya
Terima kasih bang Jamil atas pencerahannya smoga sy dpt mencintai pekerjaan saat ini…atau paling tidak menjadi ladang amal bagi saya..aamiin…
Untuk jadi ladang amal harus mencintai dulu pak 🙂
Pengen tos aja kek….setujuu
Tosss balik. I love u
Mauuu…. 😀
Tapi, Kek, kalau sudah ingin bekerja sesuai dengan passion, tapi tidak ada yang mendukung hal tsb (fasilitas,lingkungan, dsb), saya harus gimana?
Yakinkan orang terdekat bisa juga cari lingkungan baru, dunia luas bro 🙂
setujah Kek. karena rumusnya memang begitu. semakin tidak bekerja, maka semakin cepat kayarayalah kita. semakin banyak bekerja, semakin sedikitlah yang kita dapatkan…. selalu! yg tidak bekerja, akan mendapatkan hasil yg jauh lebih banyak!… Salam Kanan Kek, eh Salam SuksesMulia…
Hehehe, dirimu semakin edan 🙂
Wong edan yg doyan jalan-jalan….gak sabar pengin ketemu lagi mas among
jangan lupa kalau ketemu aku, harus bawa penggaris yg panjang… inget itu! hahahaaa
Setuju kek, Bekerja sesuai passion pastilah nikmat dan menyenangkan,, nanya nih kek, passion itu sesuatu yg sudah melekat tetap bawaan badan atau bisa dibentuk ya, misalnya bisa ga ya kalau dibalik menjadi mem passionkan profesi yg sudah dijalani, jd istilahnya membentuk passion sesuai profesi ya supaya enjoy ,, oh ya kek, udah ronaldo ya? kayaknya kemaren2 messi ? hehehe…
Baca buku ON karyaku ya mas. Saya lebih suka. Evan Dimas mas, hehehe
Alhamdulilliah…..SuksesMUlia berkah melimpah….
kenapa ya pak, kalau saya bekerja saya jadi lupa sama urusan-urusan diluar pekerjaan saya?
Mudah-mudahan saya yg dlm masa pengangguran ini lekas diberikan rizki berupa pekerjaan.. tentunya pekerjaan yg sesuai dengan passiON.. supaya tidak lekas bosan.. hehe #salamSuksesMulia
Kek bagaimana kalo kerja sesuai passion namun hasilnya msh blm spt yg di harapkan di banding bekerja dgn skiil yg dimiliki namun bukan sbg passionnya……#alih profesi