Penjaga Gawang Manchester United Hafal Al-Qur’an

Share this

Setibanya di rumah usai memberikan seminar di Bank Sulut Manado, anak saya yang bungsu Izul (12 tahun) langsung mengajak bicara. “Pak, boleh gak Izul ngubah cita-cita. Kemarin malam Izul ngimpi main bola sama Van Persie dan Rooney. Izul jadi penjaga gawang. Izul ingin jadi penjaga gawang di MU, pak.” MU yang dimaksud anak saya adalah Manchester United.

Langsung saya bilang, “KerON anak bapak. Asyik dong ngimpi ketemu Persie, sama Rooney lagi. Bang Izul ingin jadi penjaga gawang seperti siapa?” Dengan wajah berbinar, ia menjawab, “Penjaga gawang yang belum pernah ada di dunia. Izul ingin jadi penjaga gawang MU yang hafal Al-Qur’an,”

Saya tahu, anak saya yang bungsu ini kekuatannya ada di otak kanan. Pikirannya mengembara kemana-kemana. Maka saya biarkan ia bercerita dengan penuh antusias tentang impiannya itu. Dan saya terus mengajukan beberapa pertanyaan agar pikirannya semakin terangsang leluasa mengembara.

Izul dan Hana, kakaknya.
Izul dan Hana, kakaknya.

Sampailah saya pada pertanyaan, “Mengapa Izul ingin jadi penjaga gawang MU yang hafal Al-Qur’an?” Dengan nada suara yang lebih rendah ia menjawab, “Bapak kan jagoin MU. Izul ingin bahagiain bapak. Terus, Izul nanti ingin ngasih mahkota di surga untuk bapak dan mama.” Untuk beberapa saat, kami terdiam dan saling tatap, akhirnya saya membuka kedua tangan saya, dan ia pun langsung memeluk saya,

Dan, setelah itu, saya terus mendengarkan cerita Izul hingga kami ngantuk dan bergegas tidur. Salah satu cerita Izul yang masih terngiang di telinga saya, baik sebelum saya tidur hingga sekarang, saat ia berkata, “Nanti Van Persie dan Rooney baca syahadatnya sama Izul.” Malam itu, saya tidur nyenyak dan saya lihat Izul pun tidur myenyak di kamar saya.

Baca Juga  Fokus pada Ego

Keesokan harinya, jam 06.00 pagi, Izul saya ajak ke lapangan sepak bola. Kami bermain berdua di lapangan sepak bola itu. Izul saya minta menjadi penjaga gawang, tugas saya menendang dan melempar bola ke arah Izul untuk ditangkap. Tidak terasa 50 menit berlalu, dan kami tidak merasa lelah, padahal kami hanya bermain berdua.

Siang harinya, Izul saya ajak untuk survey sekolah yang mengajarkan hafal Al-Qur’an sekaligus sepakbola. Akhirnya, saya dapatkan informasi ada homeschooling group Khoiru Ummah di Bogor. Jalanan menuju lokasi memang sempit. Tetapi begitu tiba di lokasi, di depan asramanya ada lapangan sepakbola.

Bukan hanya itu, saat kami tiba disana, ada beberapa anak yang sedang bermain sepak bola yang merupakan hobinya Izul. Sementara siswa yang lain menyambut kami dengan penuh keramahan dan keceriaan. Anak-anak kecil usia SMP sudah ada yang hafal hingga 15 juz. Dan suasana yang saya lihat ketika itu, suasana kehidupan anak-anak; ceria, berenergi dan bersahabat.

Dulu, sebagaimana yang saya tulis di buku ON, impian Izul adalah menaklukan Roma. Ia ingin seperti Muhammad Al Fatih yang menaklukan Konstatinopel. Sekarang impiannya menjadi penjaga gawang MU yang hafal Al-Qur’an.

Dan saya tidak tahu, apa impian Izul berikutnya, saya akan biarkan ia tetap mengembara mencari jati dirinya. Sampai pada masa, ia harus memilih satu impian yang benar-benar akan diwujudkan dan ditekuni dalam hidupnya. Doakan kami, ya…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

54 comments On Penjaga Gawang Manchester United Hafal Al-Qur’an

Leave a Reply to andrianto Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer