Memenuhi Janji

Share this

Terkadang saya salah menyusun jadwal, khususnya bila permintaan jadwal itu melalui saya langsung bukan melalui asisten saya. Memang untuk permintaan yang sifatnya pribadi dan karena hubungan pertemanan, terkadang saya masih tangani sendiri. Dan, akibatnya bisa fatal, dua jadwal berbenturan padahal tempatnya berjauhan.

Tatkala saya sudah menyanggupi untuk memenuhi undangan training teman-teman di Korea pada 13-15 Juni 2015, beberapa hari kemudian ada telepon, “Mas jangan lupa, tanggal 13 Juni pagi menjadi saksi pernikahan saya.” Telepon itu dari Denmas Anugrah, teman perjalanan umroh saya di tahun 2014.

Ketika saya sampaikan bahwa saya ada jadwal training di Korea, tampak kekecewaan ada pada Denmas. Ia pun mengirimkan gambar undangan pernikahan yang sudah mencantumkan nama saya di deretan turut mengundang. Selain nama saya, ada nama KH M. Arifin Ilham dan KH Mahrus Amin (Pimpinan Pesantren Darunnajah). Saya memang pernah menyatakan kesediaan untuk hadir di acara tersebut. Saya lupa memasukkannya ke dalam jadwal.

Saya coba negosiasi dengan panitia di Korea, ternyata jadwalnya sudah fixed dan tidak mungkin ditunda karena banyak pihak yang sudah terlibat. Saya akan disandingkan dengan mas Sandiaga Uno, Teuku Wisnu dan pebisnis lainnya dalam acara Indonesia Investment and Business Expo. Saya harus berangkat 11 Juni dan kembali ke Indonesia 15 Juni.

Saat galau karena beberapa kali negosiasi dengan tim Korea tidak berhasil, Ibunda Denmas menelepon, “Mas Jamil, ibu sudah bolak-balik ke rumah sakit. Doakan Allah masih memberi umur panjang. Ya, paling tidak sampai anak bungsu ibu, Denmas, akad nikah. Ibu berdoa terus semoga mas Jamil tidak ada halangan dan bisa menjadi saksi pernikahan anak ibu. Doakan ibu panjang umur ya mas. Terima kasih.”

Baca Juga  Tepuk Tangan Kok Dikomando

Saya menghadapi dilema, sudah berjanji untuk hadir di dua acara yang sama-sama penting di dua negara yang berbeda. Saya pun akhinya mengadu kepada Sang Maha Tahu, “Ya Allah, saya tidak mau ingkar janji. Tetapi saya juga tidak punya kuasa untuk mengubah janji itu. Saya pun tidak ingin termasuk orang-orang yang dikenal sebagai orang yang mudah mengubah janji. Engkau Maha Pengatur, bantu hamba wahai Robbku.”

Setelah 27 hari berdoa, akhirnya Allah SWT memberi ketetapan. Usai Subuh, di Swiss Bell Hotel Papua, saya menerima pesan dari panitia di Korea yang mengabarkan bahwa ada beberapa kendala yang mereka hadapi untuk pelaksanaan training maka acara di Korea waktunya diundur. Alhamdulillah, saya tidak harus membatalkan janji. Hubungan baik saya dengan teman-teman Korea tetap terjaga dan saya pun bisa menjadi saksi pernikahan Denmas Nugraha, in sya Allah.

Menepati dan memenuhi janji itu penting. Jangan menjadi orang yang mudah mengubah atau melanggar janji. Kebiasaan mengubah dan ingkar janji akan menurunkan harga diri dan integritas diri. Ketahuilah, bisa memenuhi janji itu bahagianya sampai ke hati terbawa sampai mati.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

22 comments On Memenuhi Janji

Leave a Reply to Jamil Azzaini Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer