Kebohongan biasanya akan ditutupi dengan kebohongan yang lain. Orang yang berbuat maksiat biasanya juga akan berkumpul dengan orang yang senang berbuat maksiat. Guru kehidupan saya pernah berkata, “Apabila kau ingin melihat kualitas seseorang, lihatlah kualitas sahabat-sahabat dekatnya.”
Cerita yang saya dapatkan dari seorang teman ini membuktikan bahwa pelaku maksiat memang cenderung bertemu dengan pelaku maksiat. Dikisahkan seorang pemuda mencuri mangga milik tentangganya. Dia rela memanjat pohon mangga yang tinggi demi mendapatkan mangga yang sudah siap disantap.
Saat hendak turun dari pohon mangga dia melihat ke bawah ternyata ada sepasang lelaki dan perempuan yang sedang melakukan hubungan suami istri. Perasaan pemuda ini gundah gulana menyaksikan pertunjukan asusila tersebut. Lututnya gemetar, dadanya berdegup kencang. Ingin turun dari pohon takut ketahuan mencuri mangga.
Saat pemuda ini mengatur nafasnya, dari bawah pohon terdengar suara wanita, “Mas, ini nanti kalau hamil bagaimana? Aku takut ketahuan bapak dan ibu. Apa jadinya kalau orangtuaku tahu saya sudah termoda. Apakah kamu mau bertanggungjawab?
Lelaki hidung belang ini menjawab, “Sudahlah jangan sedih. Kita serahkan semua ini kepada yang di atas.” Mendengar jawaban lelaki itu, si pemuda yang sedang mencuri mangga langsung berteriak, “Enak saja! Kamu yang berbuat, saya yang bertanggungjawab. Saya hanya mencuri mangga, tidak ikut berzina. Zina itu dosa besar tahu!”
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
5 comments On Maksiat Bersama
ha ha ha 😀
Kebaikan itu memiliki teman-temannya, begitu pun dengan keburukan.
Haha.. dikira ‘cerita serius’, ternyta bikin ketawa sambil ingat jg kalo..ZINA itu..DOSAAA!
😀
Rabb…dekatkan hamba dgn teman2 yg shalih…aaamiin
hahaha,,, 😀
ternyata humor di akhirnya