Khayalan Tentang Surga

Share this

Tubagus Al AminSeandainya suatu hari ada yang membuktikkan bahwa surga itu terletak di suatu tempat di planet lain. Apakah kita lakukan?
 
Mungkin sebagian dari kita akan berlomba-lomba kesana. Dan berusaha sebisa mungkin segera menuju tempat itu dengan apapun yag kita punyai. Bahkan demi untuk mencapai surga, mungkin harus menggunakan pesawat dengan kecepatan sekian juta cahaya perjam.
 
Dengan biaya tinggi, menggunakan teknologi super canggih dan energi untuk penelitian akan terkuras habis. Demi mencapai surga diplanet itu, apapun akan dikorbankan.
 
Lalu semua orang berbondong-bondong berupaya untuk mengantri. Mendaftarkan diri dalam agen travel ruang angkasa menuju planet surga.
 
Dan yang paling penting dalam perjalanan ke planet surga, adalah bekal. Layaknya perjalanan jauh, bekal disiapkan secukup mungkin. Karena perjalanan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Entah beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun.
 
Sodara. Mengkhayal tentang surga. Dimana letaknya, sejauh apakah surga itu. Sebenarnya surga ada di dekat dengan kita, sangat dekat dalam kehidupan kita. Ia hadir dirumah kita, nggak jauh.
 
Perjalanan menuju surga adalah segala sesuatu kebaikan yang kita perbuatan. Dengan mengisi perabot-perabot rumah tangga kita, berupa keimanan, ketakwaan, kejujuran, keikhlasan dan rasa syukur. Diantara orang tua, anak, family dan sahabat yang berada di dekat kita.
 
Rumah adalah pondasi awal meraih surga. Rumah sebagai mihrab cinta menuju ke-ridho-an Tuhan. Rumah tak hanya kita pahami seperti kebanyakan orang, hanya berkaitan dengan suami dan istri. Tapi lebih jauh untuk segenap penghuni dan tetangga serta orang yang berada disekitarnya.
 
Surga dalam rumah itu sejatinya amat melekat dengan sosok ayah dan ibu, orang tua kita. Karena mereka adalah jembatan yang dapat mengantarkan kita menuju surga.
 
Kita boleh beramal shaleh sebanyak-banyaknya diluar rumah, tapi jangan lupakan jalan terdekat yang ada di rumah kita. Ini berarti bahwa kita harus benar-benar sepenuhnya berbakti pada orang tua, melebihi baktinya seorang pembantu pada majikan, melebihi baktinya seorang bawahan pada atasan. Seandainya orangtua kita tidak tinggal di rumah kita, maka untuk berbakti kita dapat menjalin silaturahmi dengan sering berkunjung. Atau dengan cara apapun yang dapat membuat hatinya senang dan tersenyum. Tak boleh membuat dirinya tersinggung, sakit hati apa lagi sampai murka.
 
Karena ridho Tuhan akan diberikan jika orang tua kita sudah memberi maaf dan ridho atas kesalahan yang kita perbuat. Jika mereka sudah berada di dunia lain, kita dapat menjalinnya dengan selalu mengirimkan do’a dan melakukan segala sesuatu yang terbaik demi kebahagiaannya.
 
Gambaran bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu adalah bahwa, kita harus berbuat baik kepadanya, asal tidak bertentangan dengan agama.
 
Sodara, daripada bengong. Kita melamun membayangkan kesenangan yang tidak nyata. Atau mengkhayal enaknya hidup di surga yang terlalu jauh. Alangkah lebih baik berbuat nyata mendekatkan surga di antara kehidupan kita. Karena kesempatan tak akan pernah kembali dua kali.
 
 
Silakan mencoba
Tulisan dikirim oleh Tubagus Al Amin

Baca Juga  Bukuku Wujud Cintaku Untukmu

8 comments On Khayalan Tentang Surga

Leave a Reply to Tito Adi Dewanto (SMA BBS Bogor) Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer