Cantik itu putih

Share this

Agni S. MayangasariWanita adalah perhiasan dunia. Sebuah pertanda nyata akan keindahan dan kehadiran Tuhan. Seperti pertanda keindahan yang juga tampak pada warna-warni bunga, kecantikan kupu-kupu, keluasan lautan, kemegahan pegunungan, gemericik air terjun hingga hamparan emas padi yang menguning. Siapapun pasti mendamba keindahan dan kecantikan. Demikian pula kaum wanita.

Di negara tropis seperti indonesia banyak yang mengidentikkan cantik itu putih. Hingga banyak perusahaan kosmetik yang mengiming-imingi produk yang bisa memutihkan kulit, mulai kulit wajah, kulit tubuh bahkan (maaf) hingga kulit ketiak. Semua itu adalah usaha untuk memfasilitasi (meski beberapa terjerumuskan) kaum wanita untuk mempercantik dirinya.

Tahukah Anda kenapa warna putih diambil sebagai warna yang menggambarkan kecantikan? Karena putih adalah warna yang akan memantulkan dan memendarkan cahaya apapun yang menyinari dirinya. Tak seperti warna hitam yang menyerap cahaya untuk dirinya sendiri. Dari filosofi tersebut jelaslah bagi kita bahwa sebenarnya yang dimaksud cantik itu putih bukanlah melulu mengacu pada putih kulitnya. Namun jauh lebih dalam dan lebih esensial. Yang seharusnya putih adalah hatinya, perilaku kesehariaannya, inderawinya.

Karena hanya hati yang putih yang dapat memendarkan cinta ilahi. Karena hanya hati yang putih yang menghasilkan perilaku menyenangkan dan membahagiakan orang-orang disekitarnya. Karena hanya hati yang putih yang menjadikan diri wanita sebagai perhiasan dunia yang sebenarnya. Perhiasan yang mengindahkan dunia karena budi baiknya. Perhiasan yang mengindahkan dunia dengan perilakunya. Perhiasan yang mengindahkan dunia dengan cinta dan kelembutannya.

Jika ternyata yang dimaksud cantik itu putih bukan semata putih kulitnya, lantas salahkah para wanita yang berlomba memutihkan kulitnya? Mempercantik penampilan fisiknya? Tentu tidak salah jika wanita memahami hakikat dari ‘cantik itu putih’. Karena kecantikan fisik adalah juga media terpancarnya putihnya hati, yang pandai mensyukuri nikmat ilahi atas kecantikan yang dititipkan kepadanya untuk mengindahkan dunia.

Baca Juga  Pikiran Besar

Itulah mengapa dalam dunia pelayanan, kecantikan fisik (penampilan / grooming) sangat diperhatikan. Karena ia adalah pintu pertama bagi orang lain, termasuk orang yang dilayaninya, untuk bisa melihat putih hatinya. Kini setelah mengetahui makna sebenarnya dari ‘cantik itu putih’, pastikan kita menjaga putihnya hati dan memancarkannya lewat perilaku keseharian yang menyenangkan; tutur kata yang sopan dan membahagiakan; serta wajah yang bersih terawat dan berseri karena senyuman.

Beauty is not in the face; beauty is a light in the heart. -Khalil Gibran-

Agni S. Mayangasari

16 comments On Cantik itu putih

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
8 - 4 = ?
Reload

Site Footer