Semasa Madrasah Aliyah, saya pernah mengikuti pelatihan manajemen hati dari Samudera Hati Institute yang dipandu langsung oleh Alpiyanto, SAg. Beliau seorang trainer pendidikan yang mendasarkan pada hati ketimbang kekerasan dalam mendidik murid. Yang dulu ditrainingkan, barulah sekarang saya memahaminya yaitu bagaimana menyikapi segala hal dengan hati yang lapang, positif, sejuk dan yakin.
Ada tiga hal yang akan saya ceritakan kepada teman-teman Sahabat Surga Sukses Mulia yaitu tentang Titik-Titik Yang Menghubungkan, Cinta dan Kehilangan, dan Tiga Tali Kehidupan. Hal ini juga saya ambil dari salah satu pidato Steve Job ketika memberikan kuliah umum di sebuah universitas. Tiga hal ini tidak besar, namun saya berharap semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada sahabat-sahabat surga semuanya.
Pertama. ada titik-titik yang saling menghubungkan dalam kehidupan ini. Saya yakin, titik-titik yang saling menghubungkan ini senantiasa terjadi pada setiap orang. Entah baik atau buruk semuanya akan dialami. Dulu semasa nyantri saya termasuk orang yang sering melanggar peraturan. Pesantren yang terletak di Kananga, daerah pegunungan, membuat saya betah main-main di hutan. Apalagi terdapat sungai bebatuan yang airnya langsung mengalir dari pegunungan Pulo Sari, amat menyejukan!
Suasana seperti ini membuat saya sering keluar pesantren yang tentu meninggalkan banyak kegiatan dan pengajian. Akhirnya saya sering mendapat sanksi. Sering keluar pesantren sama sekali bukan paksaan, ini adalah kehendak saya dan naluri saya untuk menikmati alam. Sanksi demi sanksi yang saya terima dari Ustadz dan Mudabir (pengurus osis) ternyata menginspirasi saya untuk menuliskannya di buku harian. Makanya saya boleh berbangga diri bahwa meskipun saya ‘bandel’, jarang kepake, tetapi memiliki prestasi yang jarang ada pada orang, menulis diary.
Tahun 2011 saya masuk perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanpa test. “Alhamdulillah” saya berucap syukur. Masuk perguruan tinggi juga bukan kehendak siapa pun, bahkan orang tua saya tidak mengetahui telah diterima di UIN Jakarta. Mereka mengetahui ketika saya minta uang pembayaran semester awal saat registrasi ulang.
Tidak berjalan mulus, liburan semester 2 saya habiskan untuk usaha. Laundry, gorengan, mie rebus, es kelapa, jagung dll. Karena keasyikan dagang, ketika semester tiga masuk, saya memutuskan untuk mencutikan diri (bukan cuti). Hal ini sangat disayangkan banyak pihak termasuk Ketua Prodi. apalagi nilai saya masih posisi terbaik di jurusan saya, 3,91.
Memang kadangkala terasa sedih, terutama ketika saya berjualan buku di kampus sementara teman-teman lalu lalang canda tawa menikmati suasana “mahasiswa banget”. Namun ini adalah pilihan saya, tanpa paksaan. Diluar dugaan, usaha demi usaha yang saya jalani ternyata bangkrut, hutang demi hutang semakin menumpuk.
Kondisi ini membuat saya ingin mencurahkan perasaan dan pengalaman di atas kertas. Bait demi bati saya tulis sehingga menghasilkan buku Gara-Gara Masalah Aku Jadi Sukses, 7 Kekuatan Masalah. Begitulah kisah singkatnya.
Andai saya dulu tidak banyak keluar pesantren, tentu tidak banyak inspirasi untuk menulis diary. Andai saya tidak mencutikan kuliah, tentu tidak memiliki banyak inspirasi untuk menulis. Itulah titik-titik yang menghubungkan dalam kehidupan saya, masa lalu dan sekarang. Saya yakin, setiap orang akan mengalami asalkan ia memilih apa yang benar dan sesuai dengan hatinya. Kata Stave Job, “cari dan lakukanlah apa yang kita cintai. Jika belum ketemu, teruslah berusaha mencarinya sampai ketemu”.
Begitu juga dengan kisah Seave Job yang keluar dari kampus, lalu mengikuti pelatihan kaligrafi. Beberapa tahun kemudian titik itu tersambung dengan keindahan font pada Apple yang namanya tidak asing lagi di telinga kita. Andai ia tidak keluar kuliah, tentu tidak sempat mengikuti pelatihan tersebut. Begitu tuturnya!
Teman-teman Sahabat Surga Sukses Mulia. Titik-titik yang saling menghubungkan itu tidak pernah kita ketahui di masa yang akan datang. Titik-titik itu hanya akan kita lihat ketika flashback. Merenung ke belakang, tahunan yang lalu. Perhatikanlah kehidupan orang-orang sukses, bacalah biografi hidupnya. Pasti ada titik-titik yang menghubungkannya dengan masa lalu.
Yakinlah dengan hati nurani. Yakin dengan ketentuan-Nya, karma dan kebaikan. Suatu saat semuanya akan kembali kepada kita, yang terpenting juga jangan menyesali apa yang telah kita pilih. Jika yakin, pasti tersambung dengan keindahan suatu saat nanti. Ingin sekali saya menulis ketiga point di atas. Namun kiranya akan saya sambung pada artikel selanjutnya.
Terimakasih, salam SuksesMulia!
Andi Badren
3 comments On Titik-Titik Yang Saling Menghubungkan
Jika ayah saya dulu tidak mendidik saya dengan keras, mungkin saya tak akan banyak memenangi kompetisi kehidupan…
Thanks mas Andi.
Anda mengajak kita berfokus pada yang positif dan memberdayakan…
Matur suwun mas tambahan ilmunya yang manteb.
Matur suwun mas tambahan ilmunya yang manteb.
maaf sebelumnya penulisan nama “Steve Jobs” ada yang salah ketik kelihatannya. 🙂