Beribu Alasan

Share this

Salah satu hal yang paling mudah di dunia ini adalah membuat alasan. Ketika ada yang bertanya “kenapa kau terlambat ke kantor?” beribu alasan sudan disiapkan. Misalnya, “Macet, pak. Hujan, boss. Anak sakit, pak. Kereta telat, pak. Ada kecelakaan, boss.” Alasan-alasan itu seolah menjadi pembenaran atas kesalahan yang kita lakukan.

Dari berbagai literatur dan biografi orang-orang besar yang saya baca serta pengamatan yang saya lakukan ternyata orang-orang hebat itu tak suka membuat alasan. Ketika orang-orang hebat gagal mereka mencari penyebab kegagalan, solusi dan alternatif baru. Mereka tak sibuk mencari pembenaran sebagai alasan atas kegagalan yang mereka lakukan.

Orang-orang yang terbiasa sibuk mencari alasan cenderung kurang bertanggungjawab dan komitmennya rendah. Ironisnya bila ditegur justru marah dan menyiapkan alasan baru bahkan “serangan” negatif kepada orang yang menegur. Orang-orang semacam ini tentu tak salah bila kita katakan pecundang.

Orang-orang yang ahli membuat alasan juga cenderung agak sulit menjadi ahli di bidang tertentu. Bila ia merasa ahli itu perasaannya saja, padahal orang-orang di sekitarnya tidak mengakui bahwa ia seorang ahli. Sebab, mereka hanya punya satu keahlian yaitu “membuat alasan”. Hehehe…

Cobalah perhatikan, orang yang sering beralasan “sibuk” ternyata biasanya tak sibuk. Bila benar-benar sibuk ternyata sibuknya juga tak terlalu produktif. Yang lebih merugikan pada orang yang ahli membuat beribu alasan adalah ia malah berani memvonis dirinya dengan kelemahan. Misalnya: Saya gak punya bakat. Saya kurang kreatif. Saya susah cari ide. Saya gak bisa bagi waktu dan segudang alasan-alasan sejenisnya. Sungguh terlalu dan memalukan….

Jangan biasakan mencari alasan tetapi carilah solusi dan cara agar Anda bisa melakukan pekerjaan atau tanggungjawab Anda. Kebiasaan mencari beribu alasan itu akan membuat hidup Anda stagnan dan sulit menemukan hal baru. Masih mau mencari-cari alasan?

Baca Juga  Peluklah Karyawan Anda

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

36 comments On Beribu Alasan

Leave a Reply to Nando Pindha Pamungkas Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer