Saya dan keluarga baru saja menjalankan ibadah umroh bersama 2.125 jamaah Arminareka Perdana, rombongan kami menggunakan 5 pesawat saat di udara dan 46 bus saat di darat. Kami bisa menjalankan ibadah dengan khusyu karena fasilitas dan akomodasi yang disiapkan sangat nyaman.
Selama di Madinah kami menginap di Al Haram Hotel, hanya kurang lebih 50 meter dari Masjid Nabawi. Sedangkan selama di Mekah kami menginap di A Fairmount Hotel di Zam Zam Tower, kabah terlihat jelas dari Mushola hotel.
Saya senang, karena selama perjalanan saya diberi kesempatan untuk memberikan inspirasi kepada jamaah. Dimulai dari inspirasi di pesawat, bus, hotel maupun saat kami melakukan muhasabah di Padang Arofah. Sungguh ini pengalaman baru dan berharga bagi saya, khususnya memberikan inspirasi di pesawat terbang dan muhasabah di Padang Arofah.
Salah satu yang dirindukan jamaah saat mereka melakukan umroh adalah mencium hajar aswad, batu hitam yang menempel di pojokan kabah yang berdekatan dengan pintu kabah. Sebagian besar jamaah berlomba untuk menciumnya, meski untuk melakukanya mereka harus berdesak-desakan dan berebut dengan jamaah lain yang lebih kuat dan kekar. Apabila gagal, ia akan ulangi lagi, gagal ulangi lagi hingga berhasil.
Saat jamaah yang mencium hajar aswad ditanya “mengapa Anda melakukan itu?” Sebagian besar menjawab “karena Rasulullah melakukan hal itu. Andai Rasulullah tidak melakukan kami pun tidak melakukannya.” Sungguh indah jawaban itu.
Pikiran saya pun melayang “ah, andai jawaban itu juga berlaku saat orang itu bekerja atau berbisnis.” Setiap orang akan semangat bekerja karena ketika ditanya “mengapa Anda bekerja?” Mereka akan menjawab “karena hal ini dicontohkan dan disukai Rasulullah. Bukakankah Rasulullah bersabda “Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa dll)”
Atau jawaban lain “Bukankah di Muqaddimah Dustur juga dikutip sabda nabi “Diantara dosa-dosa, ada dosa yang tidak bisa dihapus dengan puasa dan sholat.” Para sahabat bertanya, “Lantas dengan apa menghapusnya ya Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab “bersungguh sungguh dalam mencari nafkah penghidupan.”
Hajar Aswad adalah simbol, apa yang dicintai dan dilakukan Rasulullah maka kita perlu dengan suka cita melakukannya meski harus berjuang keras mengerjakannya. Nah, salah satu yang dicintai Rasulullah adalah bekerja mencari nafkah penghidupan. Tidak ada alasan untuk bermalas-malasan, tidak ada alasan untuk menunda-nunda pekerjaan apalagi menganggur tidak punya pekerjaan.
Anda mencintai Rasulullah? Bawalah pelajaran mencium Hajar Aswad ke dalam pekerjaan Anda sehari-hari. Sungguh, Rasulullah sangat mencintai seorang hamba yang memberi makan anggota keluarganya dari hasil jerih payahnya. Bekerja bukan hanya karena bayaran tetapi juga karena ganjaran, menghapus dosa dan bukti kita mencintai sang nabi.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
1 comments On Bawalah “Hajar Aswad” ke Dalam Profesimu
mantep, ternyata batu bisa menghapus dosa sama dengan kuasa allah