Zona Nyaman Kok Ditinggalkan

Share this

Banyak orang yang memberi nasihat “tinggalkanlah zona nyaman”. Nasihat ini terdengar sangat heroik dan hebat. Pertanyaan saya, tepatkah atau benarkah nasihat ini? Mari kita simak satu per satu dalam suasana seperti apa nasihat ini sering digunakan.

Pertama, nasihat ini sering digunakan pada saat mengajak orang lain untuk berbisnis padahal saat itu orang yang diajak masih bekerja. Menurut saya, adalah tindakan yang bodoh apabila ia bekerja sudah sangat nyaman, sesuai passionnya, sesuai minat dan keahliannya, punya kesempatan diri untuk terus berkembang, dibayar mahal, bisnis yang dijalani sesuai etika dan ajaran agamanya, diberi kesempatan untuk menebar banyak manfaat kemudian ia tinggalkan zona nyaman itu.

Apabila setelah mendengar nasihat “tinggalkanlah zona nyaman” orang itu benar-benar keluar kerja dan berbisnis, ada dua kemungkinan yang ada di dalam diri orang itu. Pertama, dia orang yang kurang bersyukur. Kedua, orang ini sedang mencari zona nyaman yang lebih besar untuk dirinya. Berbagai fasilitas yang ia terima seperti tersebut di atas belum terlalu nyaman bagi dirinya.

Nasihat “tinggalkanlah zona nyaman” juga terkadang muncul saat bisnis kita sudah stabil, semua target tercapai. Dalam suasana seperti ini, Anda tidak boleh terlena dengan zona nyaman. Hadirkan tantangan-tantangan baru agar diri kita atau bisnis kita terus bertumbuh dan berkembang.

Menurut saya, dalam suasana seperti ini kalimat yang tepat bukanlah “tinggalkanlah zona nyaman” tetapi “perlebarlah zona nyaman”. Dengan kemampuan diri yang semakin meningkat, bisnis yang terus moncer, karir yang terus melesat membuat zona kenyamanan Anda areanya semakin luas. Anda tak boleh cepat puas, teruslah perlebar zona nyaman Anda.

Baca Juga  Sok Rendah Hati

Jadi, menurut saya, nasihat “tinggalkanlah zona nyaman” adalah nasihat yang enak didengar namun faktanya tak ada dalam kehidupan. Yang terjadi adalah kita mencari zona nyaman yang lebih nyaman atau memperlebar zona nyaman.

Bukankah hidup ini untuk mencari kenyamanan, tetapi mengapa setelah Anda nyaman justru Anda tinggalkan? Rugi, kan? So, apabila Anda sudah merasa sangat nyaman dengan kehidupan Anda, saran saya jangan tinggalkan zona itu tetapi perlebarlah selebar-lebarnya. Setuju?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Wanna be Trainer, Bogor, 15-17 November 2013

42 comments On Zona Nyaman Kok Ditinggalkan

  • Betul Kek.. di kalangan psikologi yang lebih kerap dipakai memang ‘zona nyamannya luas’ utk menggambarkan orang yang bisa masuk ke berbagai kalangan.

  • Aang Abu AlHaAz Jauharuddin

    Mantabs Kek Jamil….
    Sangat setuju !!!
    Jadi berfikir beribu2kali lagi untuk resign buat ninggalin zona nyaman saat ini, ganti ah dengan akan memperlebar zona nyaman saya saat ini, dengan coba buka bisnis dan memberdayakan skill trainer saya…..Bismillah…..
    Makasih Kek Jamil…..

  • Terus mengasah passion yg sdh kita temukan kemudian meningkatkan dgn hal2 yg bs dikaitkan dengan passion tsbt maka zona nyaman kita semakin lebar.

    Terimakasih utk sarapan pagi hari ini gurunda,semoga guru selalu diberi kesehatan oleh Alloh.

    Salam sahabat,
    @HermanHanif

  • Fajar Yuliansyah

    Setuju Pak… Referensi tuk diskusi dg temen2, coz ada Manager yg demen ngajak ninggalin zona nyaman…

  • Satria Wibawa @tokobukupk1453

    Seeetuuujuuuuu ust.
    Klo ngajaknya ” perlebar zona nyaman Anda” maka “mengajak” orang untuk lebih maju akan lebih mudah diterima, ketimbang mengajaknya “tinggalkan zona nyaman Anda”

    Salam hangat
    Satria Wibawa
    @tokobukupk1453

  • mhd husni tarigan

    Huaaaa move ON, hijrah ke yang lebih baik

  • Leres pisan kek. 🙂 setuju. Mari perlebar zona nyaman

  • Memperlebar zona nyaman. Makasih pak Jamil nasihatnya. Selamat beraktivitas Pak, moga Bapak diberkahi Allah.

  • saya mau bertanya terkait dengan passion pak..kalo di PNS, bekerja itu di tempatkan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang diterima dimana pegawai itu ditempatkan walopun tidak sesuai dengan passionnya, yang inginn saya tanyakan apakah passion itu bisa ditumbuhkan melalui dengan cara kita ‘mencoba” untuk mencintai dan menekuni pekerjaan itu???

  • gak setuju lagi pak… tapi sepakat abis… hehehe…

  • mantep kek, dari pada di tinggalkan mending bikin zona nyaman yang banyak

  • kebetulan saya sering mengucapkannya.. 🙂
    sering ngajakin orang meninggalkan zona nyaman.. iya betul2.jadi harus berbenah tata kalimat dan kata katanya..
    sering yang kami maksud saat motivasi ke team adalah zona nyaman yang semu..
    zona nyaman yang sebetulnya gaji pas pasan.. kerja ditindas majikan dst.. tetapi si pelaku ini memaksakan diri merasa nyaman daripada ambil resiko belajar bisnis..
    salam sukses..
    tinggalkan nyaman semu dan kejarlah nyaman sejati

  • Setuju banget banget kek,, syukrON ilmunya..

  • Konspirasi Kemakmuran memang selalu mengkudeta hati kita untuk mencapai hidup yang berkecukupan….

    artikel yang maknyus pak,
    perluas zona nyaman…sip..

  • setuju bangaet pak

  • Hatur nuhun pencerahannya menemani saya makan siang…^_^
    Ijin share yaaaa kek

  • Silakan mas, semakin banyak dishare saya semakin senang

  • Muhammad Beny Almunawwar

    setuju kek dengan kata memperlebar zona nyaman..

  • menarik Pak Jamil 🙂
    berarti artikel ini sekaligus merevisi buku Bapak yg ON ya hehe 🙂

  • hmm, ada saat’a ssorg meninggalkan zona nyaman saat saat zona itu membuat kita tak punya kesempatan utk berkembang. tp ktika zona nyaman yg baik tlh dimiliki maka saat’a mengembangkan zona nyaman. gitu ya mbah ??
    hehe

  • Kalau gak salah nasehat hampir sama ini pernah Pak Jamil sampaikan waktu Makelar Rezeki di Malang.

    Thanks Ilmunya Pak, Semangat Berbagi!

    😀

  • muhsad_jokopur

    terima kasih pencerahannya, bahkan filosofinya andai kita mati sekalipun, kita usahakan kalau kita mati kita pindah ke zona yang lebih nyaman, bukan meninggalkan zona nyaman pindah ke zona yang tidak nyaman

  • Eka Setya Pujariana

    yup bener banget mas…tapi mungkin pengertian zona nyaman perlu didefinisikan lg… zona nyaman dlm tanda petik kalau menurut pendapat saya itu zona yg membuat kita merasa “nyaman”. nyaman ini memang berat untuk ditinggalkan, contohnya dulu kita msh SD dari yang mandi dimandiin (nyaman) trus dipaksa untuk mandi sndiri…jadi menurut saya pengertian meninggalkan “zona nyaman” ya meninggalkan sesuatu dimana kita masih menggunakan cara2 atau metode yg kita sudah fasih melakukanya menuju sesuatu yg lebih menantang/berat sehingga hasilnya lebih baik…

  • setuju Pak…

    mohon izin share ,,,. 🙂

  • Saya setuju dg istilah memperlebar zona nyaman. Tetapi utk memperlebar zona nyaman itu butuh perjuangan. Setiap perjuangan pasti butuh pengorbanan dan berisiko. Inilah barangkali yg disebut ‘zona tidak nyaman’. Kebanyakan orang yg sudah merasa nyaman dg keadaannya saat ini menggunakan rasa nyaman itu sebagai dalih utk tidak berjuang memperlebar zona nyamannya karena perjuangan itu pasti tidak nyaman.

  • setuju sekali Kek, tapi lanjutan paragraf kedua ada kata Pertama…yang Keduanya mana ya Kek?

  • Sangat setujuuuu Pak,
    jadi terinspirasi nih 🙂

  • Tiyo Kamtiyono

    Adanya kalau nyaman di kerjaan tapi tidak di reward yang kita dapat darinya kek, nasihat ini lebih pas, apalagi udah ga ada passion lagi buat bidang yg digeluti sekarang. (aku banget)

  • setuju 😀

  • pak, kalo kita sudah suka banget dengan kerjaan kita tapi ternyata kita gk merasa nyaman lagi gimana dong ???

  • Salam Sukses Mulia
    ijin share ya Om …..

  • Setuju sekali pak 😉

  • wah artikelnya bermanfaat sekali ini , karena bisa dibayangkan waktu terlama kita dalam 1 hari itu lebih banyak dihabiskan di tempat kerja, jadi gak ada alesan untuk tidak membuat tempat kerja kita menjadi nyaman
    salam suksess
    hubungan industrial

  • perlebar zona nyaman sehingga orang2 di sekitar kita dapat juga merasakan zona nyaman itu
    salam sukses

  • Okelah…gak pernah share ilmu di semarang ya pak?

  • Baru membaca pendapat yg seperti ini, saya baru mendapat pencerahan…terima kasih pak JamiL

  • wah mantap abis bapak sukses mulia ini josh dah

Leave a Reply to Jamil Azzaini Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer