Saya teringat beberapa waktu yang lalu, sudah agak lama, dengan sebuah pesan yang menurut saya sangat dalam maksudnya. Pesan itu mengatakan, “mumpung kalian masih diberi usia muda oleh Tuhan, gunakanlah kemudaanmu itu untuk membiasakan diri dengan ibadah-ibadah yang berat”.
Kenapa malah yang berat? Bukankah masa muda itu masa yang seharusnya enjoy, seneng-seneng, kok malah yang berat-berat? Jawaban pesan tadi, “karena suatu saat kamu menua dan jadi lansia, maka ibadah yang tadinya terlihat berat akan jadi terasa enteng kamu jalankan”.
Rasanya benar juga. Nikmat Tuhan yang dianugerahkan kepada kita ini mustahil terhitung oleh kemampuan memori dan akal kita. Di saat kita sehat, ada yang sedang sakit. Di saat kita gampang menghirup udara bebas dengan gratis, ada yang harus membayar oksigen untuk bernapas karena sakitnya. Di saat kita diberi kenyang, ada yang sedang kelaparan. Di saat kita berkecukupan, ada yang kekurangan. Dan seterusnya.
Cara kita mensyukuri rezeki dan nikmat yang unlimited dari Tuhan itu ya hanya dengan beribadah yang serius. Kita bahagia karena bersyukur dan bersyukur kita itu caranya dengan beribadah yang sungguh-sungguh. Perlu kita ingat juga, ibadah itu bukan ‘alat tukar’. Kita ingin harta, kita ingin jodoh, kita ingin karir, kita ingin mobil, kita ingin pekerjaan, kita ingin profit bisnis, lantas kita ibadah mempeng via shalat, sedekah, ngaji. Itulah ibadah sebagai ‘alat tukar’.
Apa ya salah yang seperti itu? Ya jelas tidak salah. Kalau memang kita baru sampai pada tahap beribadah sebagai ‘alat tukar’ ya harus kita syukuri daripada kita tidak tergerak sama sekali untuk beribadah padahal sudah banyak sekali nikmat Tuhan yang kita cecap.
Tapi yakinlah suatu saat cara kita beribadah pasti akan naik kelas. Seperti pesan di pembuka tulisan ini tadi, makin banyak nikmat yang sudah kita rasa, sudah kita cecap, sudah kita serap habis, maka petuah tadi mengatakan agar kita, mumpung masih muda, merengkuh ibadah yang ‘berat-berat’ juga supaya di saat tua dan lansia kita tidak berat menjalankannya.
Mumpung masih muda, diberi tulang yang kuat, dengkul yang cukup minyak, space memori yang masih luas, dan energi yang meluap-luap, pikiran yang selalu melanglang buana, maka manfaatkanlah itu semua untuk terbiasa dengan ibadah yang ‘berat’: Tahajud tiap hari. Sunat rawatib sepanjang shalat wajib. Puasa dawud sepanjang tahun. Sedekah rutin tiap hari. Ngaji tiap hari.
Tidak hanya ibadah yang madhah, yang ghairu madhah pun sama: Menolong dhuafa dan anak yatim. Iqra’ tiap hari untuk hal yang bermanfaat. Berfikir untuk keperluan sosial, bertindak untuk menebar manfaat.
Mumpung masih muda, ngelakoni yang ‘berat’ tadi itu hanya berat di awal saja, selebihnya akan ringan dan menggembirakan karena akan banyak ditemui keajaiban-keajaiban dari langit. Mengapa? Karena Tuhan sudah terlanjur cinta dengan lakumu itu. Namanya juga sudah cinta, apapun yang kamu harap, bahkan hanya dibatin saja, maka Tuhan memenuhinya.
Tulisan dikirim oleh Hanafi Rais
25 comments On Mumpung Masih Muda
Jleb..
Sangat mengena buat saya yang masih muda. Makasih atas nasehatnya.
Salam Sukses Mulia
sami sami.. salam kenal dan persahabatan @SenyumSukur
Mas Hanafi Rais,
Tulisannya keren banget. Saya yang masih muda (hehehe) jadi tersinggung
Salam SuksesMulia
ups.. maturnuwun kek Jamil.. itu nulisnya sambil bayangin diri sendiri jadi kakek-kakek hihi…
Masyaallah…
jadi tambah semangat lagi nih…
syukran katsir.
Salam Sukses Mulia
semangat, sukses mulia..
Subhanallah, Artikelnya bagus sekali, cocok nih sebagai nasehat buat anakku yang udah beranjak gede (ABG).
alhamdulillah manfaat dunia akhirat.. 🙂
Nice article.. Alhamdulillah, bikin saya yg masih muda ini untuk lebih tersadar.. 🙂 ..
Salam SuksesMulia ..
alhamdulillah..
menarik sekali tulisannya, nuhun
Terima kasih u/ suntikan nasehatnya.. Pas sekali saat semangat ibadahnya sdg menurun … 🙂
iman kita kadang naik, kadang turun..
Amin Ya Robball Alamin, Tulisan yg menginspirasi, terima kasih kek,
Doakan agar saya juga bisa menulis dan menginspirasi orang lain
excellent…
Subhanallah kerON bang Hanafis sedekah ilmunya…
Ini menjadi alarm bagi kita semua yg kadang lalai mendekat pada-Nya.
Semoga lewat goresan tangan bang Hanafis ini kita yg kadang lalai pada-Nya mulai mendekat kembali.
Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ…
Salam Sukses Mulia_!!!
@npindh
ง^•^ง
aaaamiiinnn… maturnuwun saya diingatkan juga mas Nando…
Luar biasa ya….tulisannya….membakar semangat dan serasa menjadi muda kembali untuk melakukan semua yang diakhir tulisan…Tahajud tiap hari. Sunat rawatib sepanjang shalat wajib. Puasa dawud sepanjang tahun. Sedekah rutin tiap hari. Ngaji tiap hari dan semua yang bisa kita lakukan selagi masih muda.Amin.
#manTOP ke 🙂 jadi pengen kayak kek jamil azzaini 🙂
kerON n To888,
sdh ngingetin……
subhanallah…terima kasih Mas Hanafi Rais atas tulisannya. Bisa sy jadikan tambahan resolusi tahun ini nich…:-)
Wah jadi makin yakin, mantebin hati untuk sibuk nikmat.
Salam buat Istri mbak drg. Astriani sungguh beruntung memiliki suami menginspirasi seperti Mas Hanafi.
Jadi tambah semangat untuk terus memperbaiki diri, jadi inget 5 perkara sebelum 5 perkara..masa muda sebelum masa tuamu, sehat sebelum sakitmu dan hidup sebelum matimu…
Mas Hanafi Rais, cool writing. Tulisan Mas Hanafi yang ini berkesan istimewa di diri saya. Matur suwun Mas sudah menulis.
Inspiratif, Mantab dan berbobot.