Menulis adalah membuat sejarah, iya sejarah bahwa kita pernah hadir di bumi ini, menulis adalah perjalanan jiwa yang akan menjadi kenangan dan dikenang, maka menulislah agar dunia mengenangmu, kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, DAHSYAT !!
Mengapa kita harus menulis dengan hati? Mengapa harus repot repot melibatkan hati saat menulis, bukankah menulis itu merangkai kata bukan merangkai hati, mari kita coba lihat berapa banyak sampah sampah kertas yang terbuang karena tulisannya, isinya tak ingin diingat, tidak berkesan, berapa banyak buku yang masuk ke toko buku ternama tapi seminggu kemudian masuk ke box buku buku discount dengan label discount 70%.
MIRIS !! padahal penulisanya merangkai jutaan kata bermalam malam bahkan mungkin melalui riset yang tidak murah, padahal mungkin sang editor telah bermalam malam kurang tidur karena target buku ini harus rampung, dan terjual, buku yang ditulis hanya dengan mengandalkan kata kata tanpa dimasuki rasa akan hampa, bagaikan sayur tanpa garam, bagaiman cake gak ngembang, hambar dan membosankan, ehmmm …
Karena dalam menulis dengan hati, langit tak selalu berwarna biru, gunung tak selalu hijau, rumput tak selalu subur, semua diberi rasa, diberi warna, rangkaian kata yang tersusun begitu indah, membuat semua yang membacanya hanyut, iya tulisan dengan hati mampu menyentuh hati, dapat membuat seseorang tersenyum saat membacanya, bisa membuat pembaca terbahak bahak, menangis, tertawa lagi, kaget bahkan ikut marah saat alur tulisan membawa emosi si pembaca ke arah yang tidak mengenakan, LUAR BIASA !!
Bayangkan orang bisa ikut merasakan luka saat penulis luka dan merasakan bahagia saat rangkaian kata terangkai indah, ikut menikmati gemericik air sungai padahal ia berada dikamar, again AMAGING OF WRITTEN !!
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana membuat tulisan itu hidup, tulisan itu bernyawa, tulisan itu mampu menggelombangkan emosi pembacanya, mampu membuat pikiran hanyut karena pada dasarnya setiap jiwa akan tersentuh oleh tulisan jiwa, tangan menulis, rasa membaca, pikiran melambung jauh ke langit, tangan tergerak melukiskan isi langit, bintang menjadi ada padahal tiada, jeruk terasa asam dan air liur mengembang saat tulisan bicara soal jeruk yang asam, WHAT A WORD !!
Saya contohkan ketika seorang penulis dengan hati menuliskan kecoa lalu bandingkan dengan tulisan yang biasa tanpa hati, tulisan yang biasa akan mengatakan “kecoa adalah binatang menjijikan, berwarna coklat dan hidupnya di got” bandingkan ketika seorang penulis dengan hati menulis “kecoa itu seperti mantan, kehadirannya tak pernah diundang tapi tiba tiba muncul secara mengangetkan, melintas didepan mata, semakin diusir semakin terbang dan nempel ke badan, menjijikan” see the difference, inilah kata dan tulisan.
Tulisan adalah jiwa, setiap yang berjiwa pasti bisa menulis, tulisan dengan hati akan sampai ke hati, lalu bagaimana cara menulis dengan hati, tulislah dengan panca indramu, tulisa apa yang kamu dengar, tulis apa yang kamu lihat, tulis apa yang kamu rasa dan rasakan apa yang kamu tulis !! Banyaklah membaca agar kosa katamu bertambah, tulisanmu adalah nisanmu, dari tulisan kita akan dikenang, dikenang sebagai orang yang pernah berkarya indah, dikenang karena tulisannya mampu mengobati luka hati yang dalam, dikenang karena kita pernah ada dibumi ini, terbukti dari buku, anak cucu akan mengenang bukan karena harta yang kita wariskan tapi karena buku yang kita lahirkan !!
SELAMAT MENULIS DENGAN HATI
@rindu_ade
7 comments On Menulis dengan Hati
menulis itu seni menikmati dan mensyukuri hidup ^^
Bagus sekali, sangat inspiratif
Mbak Rindu, inspriratif.
Saya termasuk yang ‘mak jleb’. Mengena. Setelah membaca tulisan Mbak Rindu. Terus berkarya dan menginspirasi lebih banyak lagi.
Terima kasih atas hadiah bukunya.
Thanks Mba…menulis dengan hati…kecoapun jadi menarik ya..kereeen…
ta’hanya sekedar marangkai kata..namun bagaimana dapat mengikat makna.. ^_^
saya baru baca,, terharu, sangat berkesan…. (apalagi tentang kecoa) he3x
makasih mba, tulisannya inspiratif, berasa di hati… RUAR BIASA
“TULIS YANG KAU RASA, RASAKAN YANG KAU TULIS,,”
Mak Jleb!!! Kalimat terakhirnya