Langit Tak Menurunkan Hujan

Share this

Kumpulan Kisah-kisah di Pesantren

Bani Israil ditimpa oleh kemarau panjang pada zaman Nabi Musa ‘alaihissalam. Maka manusia mendatanginya dan berkata, “Wahai kalimullah (Nabi yang dapat mendengar perkataan Allah), berdoalah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka beliau berdiri bersama mereka dan keluar ke padang pasir, dan jumlah mereka 70.000 atau lebih. Mereka berkumpul di depannya dan berdiri untuk berdoa. Sementara rambut mereka kusut, badan mereka berdebu, dalam keadaan haus dan lapar.

Kalimullah berdiri seraya berdoa, “Ilahi, turunkanlah kepada kami hujan-Mu dan tebarkanlah kepada kami rahmat-Mu, kasihanilah kami dengan sebab bayi-bayi yang masih menyusu, binatang-binatang ternak yang merumput dan orang-orang lanjut usia yang senantiasa ruku’.

Langit tidaklah bertambah kecuali semakin terang dan matahari tidak bertambah kecuali semakin panas.

Lalu Musa berkata, “Ilahi, berikanlah kami minum.”

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Bagaimana Aku akan memberi hujan kepada kalian? Sementara di antara kalian ada seorang hamba yang menantang-Ku dengan kemaksiatan-kemaksiatannya sejak empat puluh tahun. Maka serulah di tengah-tengah manusia agar dia keluar dari tengah-tengah kalian, karena dengan sebab dialah Aku tahan hujan untuk kalian.”

Lalu Musa menyeru di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang berbuat maksiat, yang telah menentang Allah sejak empat puluh tahun, keluarlah engkau dari tengah-tengah kami, karena dengan sebab engkaulah kami dicegah dari mendapat hujan.”

Maka hamba yang berbuat maksiat itu melihat kea rah kanan dan kiri, tetapi ia tidak melihat seorangpun keluar. Maka dia pun sadar bahwa dirinyalah yang dicari.

Lalu ia berkata dalam hatinya, “Jika aku keluar dari tengah-tengah kumpulan ini, nicsaya akan tercoreng kehormatanku di kalangan suluruh Bani Israil, tetapi jika aku tetap diam bersama mereka, mereka akan terhalang mendapatkan hujan karena aku.”

Hatinya merunduk, air matanya berlinang, lalu ia memasukkan kepalanya ke dalam baju dengan penuh penyesalan atas perbuatan-pebuatannya seraya berkata, “Ilahi, wa Sayyidi, aku telah durhaka kepada-Mu selama empat puluh tahun dan Engkau menutupiku serta menunda hukumanku dan sekarang aku datang kepada-Mu dalam keadaan taat maka terimalah aku.” Dan dia mulai berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Khaliqnya,

Ucapannya belum selesai, ketika itu tiba-tiba awan putih lalu menurunkan hujan bagaikan diguyurkan dari mulut-mulut kantong air. Maka Musa merasa heran dan berkata, “Ilahi, Engkau turunkan hujan kepada kami, sementara tidak ada seorangpun yang keluar di antara kami.”

Maka Allah berfirman, “Wahai Musa, Aku telah turunkan hujan kepada kalian dengan sebab taubatnya seorang yang tadinya Aku mencegah hujan karenanya.”

Maka Musa berkata, “Ilahi tunjukkan kepadaku hamba-Mu yang taat itu.”

Maka Dia berfirman, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku tidak mempermalukannya ketika dia maksiat kepadaKu. Maka apakah Aku akan mempermalukannya ketika ia taat kepadaKu.”

Sumber: Kitab Fii Bathnil Huut karya Syaikh Muhammad bin Abdurahman Al-Arifi

Baca Juga  Mengikuti Proses

8 comments On Langit Tak Menurunkan Hujan

Leave a Reply to Jamil Azzaini Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer