Kangen

Share this

Pagi ini, sejak usai tahajjud hingga tulisan ini dibuat, saya mencari-cari ide tulisan yang tak kunjung ketemu. Tiba-tiba, pikiran saya melayang pada sosok perempuan yang luar biasa, ibu. Saya kangen, saya rindu. Dari hotel Inna Kuta Beach pikiran saya menerawang ke kampung halaman di Lampung. Wajah yang dulu jelita itu kini telah semakin renta selalu hadir dalam bayangan saya.

Ibu, saat kecil dulu saya membencimu karena sering marah saat saya tidak mengaji. Sekarang saya baru mengerti bahwa itu sangat berarti. Ibu, dulu saya sering marah saat ibu menyuruh saya sikat gigi sebelum tidur. Sekarang saya baru menyesal karena tidak menuruti nasehat ibu, gigi saya sudah banyak yang dicabut.

Ibu, saya sekarang baru mengerti bahwa ibu dulu begitu sabar saat mengajari saya belajar. Saya tahu itu karena sekarang saya gampang marah apabila cucumu sulit mengerti saat saya menemani ia belajar. Kesabaran saya, amatlah jauh dengan kesabaran ibu. Ketekunan saya tidak ada apa-apanya dibandingkan ketekunan ibu.

Ibu, maafkan saya karena kata-kata yang keluar dari mulut ini pernah membuat hatimu terluka. Mulut ini pernah membuatmu menangis. Mulut ini pernah tak tahu diri menyakiti hatimu yang lembut itu. Mulut ini pernah membuat hatimu pedih. Mulut ini pernah membuat dirimu sedih.

Ibu, dulu kau tak pernah lelah menggendong dan menemani saya. Tapi saat kau sakit, saya justru masih sibuk dengan urusan saya sendiri. Saya beralasan sibuk, terikat kontrak, tak bisa diwakilkan oleh yang lain dan sederet alasan lain yang terkadang diada-adakan. Oh, betapa egoisnya saya…

Ibu, kau tak pernah sekalipun menghitung biaya yang pernah kau keluarkan untuk membesarkanku. Tetapi saya terkadang masih menghitung biaya yang harus saya keluarkan untuk membahagiakanmu. Oh, betapa pelit dan matre-nya saya…

Baca Juga  Pikiran Besar

Ibu, saya berjanji untuk membahagiakanmu sekuat tenaga. Memang, saya yakin tidak akan sanggup membalas kebaikanmu karena apa yang kau lakukan begitu berlimpah. Namun, saya hanya ingin memastikan bahwa kau tidak menyesal telah melahirkan saya ke dunia. Saya kangen ibu. Saya ingin tidur di pangkuanmu walau hanya dalam bayang dan imajinasiku. I miss you so much…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Keterangan foto:
Ibuku

27 comments On Kangen

Leave a Reply to Hariyono Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer