Dampingi Prosesnya

Share this

Anak yang terlalu dimanja dan selalu dibela bila ia salah di kemudian hari akan menimbulkan banyak masalah. Didiklah anak secara proporsional. Saat ia berprestasi berilah ia apresiasi. Saat ia salah segera luruskan dan diingatkan.

Pendidikan juga merupakan suatu proses, kita tidak boleh hanya fokus pada hasil akhir. Sungguh langkah yang bijak bila saat anak sedang belajar kita menemani dan membantunya. Walau hanya duduk di dekatnya, mereka sudah merasa nyaman dan senang saat belajar.

Jangan hanya menuntut anak mendapatkan nilai baik sementara kita tak pernah mendampingi mereka saat belajar. Saya punya sekolah di Lampung, betapa banyak orang tua yang protes bila anaknya tidak naik kelas. Padahal selama ini mereka lalai mendampingi anak-anaknya belajar. Temanilah mereka selama prosesnya, jangan hanya fokus pada hasil akhir.

Alkisah, seorang anak kelas 6 SD dinyatakan tidak lulus ujian. Maka orang tua anak tersebut mendatangi kepala sekolah dan meminta kebijakan dari sekolah agar anaknya diluluskan. Karena negosiasi berjalan alot akhirnya disepakati sang anak harus mengikuti ujian susulan hanya dengan satu pertanyaan. Apabila mampu menjawab satu pertanyaan itu ia dinyatakan lulus, bila jawabannya salah maka tidak lulus.

Pada hari pelaksanaan ujian pihak sekolah memberikan satu soal tertulis kepada anak itu. Pertanyaannya, berapa 9 x 9? Sang anak dengan mantap menulis 80. Tentu jawaban itu disalahkan oleh pihak sekolah. Walhasil, sang anakpun tetap dinyatakan tidak lulus.

Keesokan harinya, orang tua anak itu datang ke sekolah memprotes keputusan itu. Kepala sekolah berkata, “Anak bapak tidak bisa menjawab pertanyaan. Seharusnya 9 x 9 itu sama dengan 81 bukan 80.” Dengan tetap memohon, bapak anak itu berkata kepada kepala sekolah, “Ya ampun bapak, cuma kurang satu saja disalahin.” He he he…

Baca Juga  Simpanlah Aibmu

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

41 comments On Dampingi Prosesnya

  • Hehe,,

    Iya, dulu waktu ngajar di Batam di sebuah SDIT dan SMPIT, saya merasakan pendampingan orangtua dalam proses belajar sangat menentukan prestasi anak. Mereka yang mendapat perhatian dari orangtua, biasanya di kelas sangat bagus merespon apa yang guru sampaikan.

    Terimakasih atas sarapan pagi ini, akan saya ingat jika jadi orangtua kelak.

    Salam Sukses Mulia

  • Hehehe, kek Jamil nih, walau bercanda tetep ada hikmah didalamnya, love you kek

  • Nulis ttg bgmn cara mendidik anak dong kek..
    Didikan ortu adlh dg larangan, ancaman, dan hentakan, mmntingkan hsl akhr tnpa mendampingi

  • Iya kek….kebanyakan org tua ingin hasil akhir tp banyak dr mereka tdk ingin ikut dlm prosesnya….pengalaman saya bbrp thn ini mengabdi di pesantren,org tua menjadikan pesantren untuk merubah anaknya…maunya plg dr pesantren anaknya bener,tp org tua tdk menanyakan dan tdk memperhatikan,tdk.menanyakan.brp juz ngajinya,bagaimana sholatnya…terutama pd saat liburan….di pesantren anak2 punya jdwl yg padat untuk meghapal dan tdk.blh meninggalkan membaca alquran dan tdk blh meninggalakan sholat jamaah tetapi pd saat plg bahkan org tua nya jg.jrg.buka alquran dan tdk sholat jamaah juga….maka tdk mgkn santri itu.berubah…klo di rmhnya pun tdk mendukung pembelajaran Pesantren….doakan saya kek….semoga nanti.bisa jadi org tua yg bisa menjadi tauladan

  • Orang tua biasanya sering melobi keputusan pihak sekolah yg tdk menguntungkan / mengenakan bagi anakny, hal ini sebenarnya secara tdk langsung mendidik anak untuk selalu mencari jalan pintas bila bertemu masalah.
    Bila hal ini terus dipupuk dari kecil sampai dewasa, maka anak tersebut bakal menjadi orang yang tdk tahan banting.
    Semoga kita bs menjadi orang tua yg tegas dan mau mendampingi proses perkembangan anak.
    Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ 🙂

    Salam Super Mulia_!!!
    @npindh
    ง^•^ง

  • Hehehe…tetep nih si bapak minta discount.

    Lima hari ini saat anak2 UAS, hanya bisa menemani lewat telp saat mrk belajar di rumah dan saya berada jauh dari raga mereka…

    Berharap kualitas itu akan tetap ada, walau tak bisa ada di sisi mrk, dengan hanya doa yang dipanjatkan…doakan muridmu ini kek di Jumat penuh barokah…

  • Wah lha ini sy kena, sy termasuk org tua yg tdk pernah mendampingi anak2 sy belajar. Sy lbh senang memberikan pengertian ke anak2 sy bahwa mrk nanti pintar atau tdk mrk sendiri yg akan untung atau rugi. Salahkah sy Kek?

    Alhamdulillah anak2 sy walaupun tdk nomer 1 di kelasnya, tapi tetap 5 besar, apes2nya 10 besar, dan sy sdh seneng itu hehe

    • Anak-anak kecil perlu contoh tindakan, bila sudah dewasa mungkin cepat paham dengan nasehat tapi bila masih kecil contoh tindakan lebih nyata. Selamat anaknya berprestasi ya mas, tapi ingat rangking bukan segalanya. Salam SuksesMuliq

      • Setuja Kek, sy jg tdk pernah nuntut anak2 sy dpt ranking koq, jd kalo dpt ranking itu termasuk bonus hehe

        Anak sy yg paling gedhe kelas 1 SMU, nomer 2 kelas 5 SD, sy lbh sering menggunakan metode diskusi, ngajak ngobrol dan memberi contoh2 riil di masyarakat atau apapun yg mrk temui. Dari situ sy ajak mrk berfikir

        Salam makin sukses dan mulia

  • Ada ada saja crita di hari jum’at ini, itu gurunya pakai cara berfikir matematika sentris, lha si anak bakat nya politisi, jd jawaban nya kigika politik, dan ligika berfikir nya beda hasilnya ngak sama, tp ngk apa si anak jd politisi asal spt jokowi, mahfud md, dan gus dur yg tegas, berani, jujur, merakyat, tau masalah rakyat dan tau cara menyelesaikan problem bangsa, dan yg penting suka sepak bola hehehe

  • buat anak koq coba-coba….
    😀

  • memantaskan diri punya anak dulu, dampingi anak2 (SD,SMP) org dulu kek
    hehehe…

  • M. Furqon Zahidi

    Membaca Tulisan Kek Jamil di hari Jum’at selalu bikin kita menahan senyum (soalnya kalo senyum sendiri gimanaaa gitu )

    Setuju Kek, mendampingi anak dalam proses belajar-baik belajar pelajaran sekolah maupun belajar tentang kehidupan-wajib dilakukan oleh orang tua, meskipun tidak bisa setiap hari. Jangan sampai anak tidak pernah melihat wajah orang tuanya karena orang tuanya pergi bekerja ketika mereka masih tidur dan pulang saat mereka sudah tertidur.

    Jangan heran kalau mereka disuruh menggambar keluarga oleh gurunya, maka gambar yang dibuat, wajah orang tuanya hitam semua. Karena mereka tidak pernah melihat wajah orang tuanya.

    Tulisan kerON dan menginspirasi 🙂

    Salam sukses mulia

  • Anak-anak di rumah sudah menspesialisasi ortunya Ki,untuk pelajaran ABCD sama simboke,untuk pelajaran EFGH sama bapake,jadi kalo spesialisnya gaada mereka gamau belajar deh… Gimana dong Ki??

  • Dalem bangeet candanya 🙂
    Saya sampai dapat ide untuk nulis. Mantap! Terima kasih kek untuk inspirasinya.

  • saya kemarin berkunjung ke sebuah sekolah namanya Kuttab Al Fatih di depok yang didirikan oleh kolaborasi Ust. Budi Ashari Khilafah Trans7 dan Ust. Muhaimin Iqbal GeraiDinar.Com,

    yang unik dari sekolah itu adalah bukan saja anaknya yang sekolah disitu, tapi disitu sekaligus ada namanya sekolah orang tua yang diselenggarakan sebulan sekali,

    tujuan nya adalah agar anak tidak dilepaskan begitu saja ke sekolah, orang tua juga harus ikut berperan proaktif untuk membina anak2nya di sekolah,

    sebuah ide baru yang keren, mudah2an bisa menghasilkan anak2 yang secemerlang nama sekolahnya yang diambil dari nama seorang pemuda 23 tahun penakluk Konstatinopel, Muhammad Al Fatih, aamiin

  • Betul mas Jamil, untungnya saya dan istri berbagi tugas, saya di luar cari nafkah istri di rumah saja yang senantiasa mendampingi anak belajar. Kalau kebetulan saya di rumah sayapun menyempatkan diri mendampingi mereka. Thanks atas pencerahannnya.

  • Kek, makasih atas pendampingan dan dorongan (“mempermalukan” karena buku gak jadi2 heheh), akhirnya, hari ini kek jamil boleh berbangga. Buku itu sudah jadi. buku itu saya cetak di ustz Fatah di Solo, dan buku masih diperjalanan. Saya jual via BB dan social media. Alhamdullilah cetakan #1 dalam dua hari tinggal tersisa 20 eks saja….. sekali lagi makasih kek

  • princess amanda @holistic_center

    kerON n lucu ending…

    jadi inget waktu zaman sekolah..mamah selalu dampingin saat belajar…n selalu bilang k manda bahwa qt ini turunan org cerdas…hehe entah itu benar apa ga…tp kata2 turunan orang cerdas itulah yg selalu mama ucapkan bwt semua anak2 mama setiap mendampingi belajar atau kapan aja beliau ingat…kata mama orang cerdas itu klw tamasya senengnya k toko buku…walhasil selain tamasya k pantai atau gunung anak2nya pun sering bgt di ajak bertamasya k toko buku…
    kata mama mending jajan dihemat tapi buku kebeli….begitulah mama menghipnotis anak2nya dengan kalimat2 yg sgt tertanam kuat hingga anak2nya dewasa dan jadi kebiasaan positif anak2nya untuk cinta dengan buku dan ilmu…
    hehe pdhl mama ga ngerti ilmu hipnotis looh saat
    itu…I love u so much mom n dad…

    telat comment nie grandpa…

    salam SuksesMulia

  • Hahaha… kurang 1 ya… 😀

  • Iya bener bgt, kadang anak bisa bukan krn gurunya,tp krn ortunya, kmrn saya merenung jg akhirnya sy berpikir buat apa si disekolah sdit yg mahal , qt bs ko ngjarin anak baca,hafal quran,berakhlak baik …. based on my true story

  • Trimksh kang jamil artikelnya yg membuat saya semakin sadar pentingnya mendampingi mereka dalam proses belajarny, bahkan tak melulu angka yg menjadi parameter kemampuanny…

Leave a Reply to Abah Iyan Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer