Banyak orang yang mengaku beragama tetapi tidak terlalu yakin dengan janji dari-Nya. Mengaku beragama tetapi masih pelit dan enggan bersedekah padahal janji-Nya orang yang bersedekah akan mendapat balasan berlimpah. Keuangan sulit tetapi malah mengurung diri di rumah dan enggan silaturahmi. Alasannya “pengiritan”. Padahal janji-Nya, silaturahmi itu membuka pintu rezeki.
Untuk urusan keyakinan ini saya belajar dari anak kedua saya, Ahmad Sholahuddin An-Nabhani (Asa). Banyak kejadian yang membuat saya perlu banyak belajar darinya. Pulang menuntut ilmu dari Jerman ia memberanikan diri untuk menikah walau ia belum punya penghasilan tetap. Ia sangat yakin dengan janji-Nya bahwa menikah itu membuka pintu rezeki dan mendatangkan banyak kebaikan dan keberkahan.
Saya pun menikahkan anak saya dengan putri sahabat saya (Farid Poniman) pada 01 November 2014. Dan bukan hanya itu,beberapa saat usai menikah ia berkomitmen, “Sepuluh hari akhir Ramadhan tahun 2015 akan umroh bersama istrinya.”
Di dalam hati kecil saya ada sedikit keraguan bahwa anak saya bisa memenuhi komitmennya itu. Apalagi bisnis properti yang di jalani di Jakarta dan Bogor tidak membuahkan hasil, bahkan ia mengalami kerugian. Namun, anak saya ini tetap yakin bisa umroh di akhir Ramadhan tahun ini.
Anak saya berjuang keras untuk bisa mewujudkan keinginanya itu. Selain secara rasional ia berusaha memajukan bisnisnya, ia juga melakukan hal-hal yang dijanjikan oleh Allah SWT bisa memperluas rezeki. Misalnya, ia rajin sedekah baik dalam keadaan lapang maupun susah. Ia rajin bersilaturahmi, secara berkala ia minta kiriman doa dari saya dan mamanya.
Hingga Ramadhan tiba, Asa belum tahu dapat uang darimana untuk bisa pergi umroh bersama istrinya. Apalagi umroh akhir Ramadan biayanya lumayan tinggi untuk ukuran sepasang pengantin baru. Dan saya pun sengaja tidak memberinya bantuan dana karena ini menyangkut harga diri sebagai seorang suami. Yang saya salut, Asa masih yakin bisa pergi umroh di akhir Ramadhan.
Dan di pertengajan Ramadhan, tiba-tiba Asa menelpon saya, “Pak, alhamdulillah saya jadi berangkat Umroh.” Saya hanya bisa berucap syukur kepada Sang Maha. Selama dua pekan sejak 10 Juli, Asa bersama Istrinya, mertuanya, dan karyawan perusahaan mertuanya berada di Tanah Suci untuk menunaikan umroh. Keyakinan 100% itu menuntaskan keinginan yang 100% juga.
Apabila Anda punya keinginan kuat yakinlah Anda bisa mewujudkannya. Yakin pulalah dengan janji-Nya. Jangan mengaku beragama tetapi ragu dengan janji-Nya. Allah SWT tidak mungkin ingkar janji selama kita punya keyakinan penuh dengan-Nya. Yakin?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
16 comments On Yakinlah 100 Persen
Terima kasih Mas Jamil,
Kadang keyakinan tidak di dukung dengan tindakan dan ke uletan. Yakin hanya sekedar yakin jadinya.
Tips-nya dong mas..!
Ayo gantian sampeyan yang membuat, hehehehe
Segala sesuatu perlu NIAT dan KEYAKINAN yang kuat pada diri kita dalam berusaha mencapai cita2, apalagi ibadah. Selanjutnya kita serahkan pada-Nya (tawakal). FAIDZA ‘AZAMTA FATAWAKKAL ‘ALALLOH…Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh. Terdapat pada Al Qur-an Surah Ali Imron ayat 159. innaka la tukhliful mi’ad…Sungguh Alloh sama sekali tidak akan pernah menyalahi janji-Nya, jika kita mau berusaha dan berdoa dengan sungguh2… Pengalaman yang sangat menyentuh dari Mas Asa..Semoga Tetap Istiqomah..
Mas Dinar terima kasih tambahan ilmunya
setuju kang mas , kadang saya juga masih ragu akan janji-Nya , padahal janji-\Nya pasti benar nggak akan meleset
Mari bertaubat….
Masyaallah, charge keyakinan
Subhanallah salut kek sama keyakinan mas Asa…
MasyaAllah kerON bgt kek.. Kek, saya lg menyusun proposal hidup tapi saya kesulitan dgn langkah yg ke 2 :'( saya blm menemukan capaian yg sy ingin torehkan di bumi.. Mohon solusinya kakek jamil.. ;-(
Coba baca di buku keenam saya, judulnya ON
Kadang saya juga suka tidak yakin kek,malah bikin uang jajan saya berkurang apalagi di saat sedang ngkost
Subhanallah…
Tulisan yang ini juga bikin saya sadar, bahwa keyakinan itu nomor 1. Terkadang saya sering tidak yakin 100 % dengan janji Allah Swt.
ilman yaqin.. ainul yaqin… haqqul yaqin…
ada peroleh ilmu nya diyakini, dicoba dipraktekan, caranya metodenya….
ainul yaqin, dia lihat pembuktian yang dipraktekan mulai terbukti pada oirang lain dan pada dirinya…
haqqul yakin, wong sudah merasakan prosesnya sudah berhasil sudah tahu rasanya ya pasati yakin….
masalahe… belum mulai proses, proses belum selesai baru mulai sudah ga sabaran…. akhirnya malah bubarrrrr
sangat mengena sekali karena kondisi yang saya alami sekarang, niatan baik buat nikah bulan agustus besok kek..alhmdlh dikasih kmdhan jln…mohon doanya biar di mudahkan dan dilancarkan ya kek.. sakinah mawaddah warahmah..amin
tks ya Allah, Kau berikan kesuksesan hidup pada Mas Jamil dan keluarganya, berikanlah pula kesuksesan pada kami dan juga saudara-saudara kami yang suka berbagi, amin YRA.
Luar biasa ini sangat menginspirasi saya
Syukron pak jamil