Jauh hari sebelum bulan Ramadhan, saya sudah merencanakan bahwa pada 10 hari akhir Ramadhan saya total itikaf, berdiam diri di masjid Adzikra Sentul. Semua permintaan training, seminar atau pertemuan offline saya tolak. Saya sudah bulat dengan rencana tersebut. Saya ingin berburu malam Lailatul Qadr dan bonus pahala yang melimpah ruah.
Namun, pada 30 April 2021, salah satu adik ipar saya harus operasi jantung di RSUD Sumedang. Sejak sebelum operasi hingga hari Ahad, adik ipar saya ditemani saudara-saudaranya.
Namun, disaat memasuki 10 hari akhir Ramadhan (mulai Ahad malam) ternyata semua saudara sudah punya agenda masing-masing sehingga tidak ada yang bisa menemani adik ipar tersebut. Saya sempat bimbang, maju terus sesuai rencana atau lupakan rencana dan fokus menemani adik ipar.
Akhirnya, saya memutuskan meluncur ke Sumedang karena jadwal training tersisa bisa dijalankan secara online. Untuk lebih menguatkan dan menyemangati diri sendiri saya mencari berbagai artikel atau video tentang keutamaan menemani orang sakit yang disampaikan oleh para guru yang memiliki kapabilitas untuk menjelaskannya.
Saya pun merangkumnya menjadi 3 hal.
Pertama, menjenguk orang Sakit itu menemui Sang Maha Kekasih. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang sangat indah.
Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku. Ia berkata: Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit tapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya engkau akan mendapati-Ku ada di sisinya? (HR. Muslim)
Kedua, menjenguk orang sakit itu mendapat Rahmat Allah swt dan mendapat shalawat dari 70.000 Malaikat.
Rosululloh saw bersabda: Barang siapa yang mendatangi saudaranya yang sakit untuk menjenguknya, ia berjalan di atas kebun surga hingga ia duduk. Apabila ia duduk, rahmat (Allah) akan menyelimutinya. Bila waktu itu pagi hari, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan bila ia melakukannya di sore hari, tujuh puluh ribu malaikat tersebut akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ketiga, menjenguk orang sakit itu akan dipermudah urusannya dan mendapat tempat di Surga.
Dari Abu Huroiroh berkata: bersabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam: “Barang siapa menjenguk orang sakit, atau menziarahi saudaranya, (maka) memanggillah orang yang memanggil dari (arah) langit: baguslah (urusan) kamu, dan dipermudah urusanmu, dan bersiaplah dengan tempatmu di Surga.” [HR. At-Tirmidzi)
Dari 3 hal tersebut di atas saya semakin yakin dengan keputusan saya, bahwa bertemu dengan Allah swt, mendapat rahmat dari Allah swt dan mendapat shalawat dari Malaikat, dipermudah urusan kita serta memperluas jalan ke surga tidak harus itikaf di masjid, tetapi bisa dimanapun. Termasuk di rumah sakit.
Semoga saya bisa mendapatkan itu semua karena memang hal itu yang sangat saya rindukan dan sangat saya harapkan.
Ya Allah, izinkan Ramadhan kali ini saya menemui-Mu tidak di masjid tetapi melayani orang sakit.
Sumedang, 04 Mei 2021
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia
3 comments On Ya Allah, Izinkan Saya Menemui-Mu Tidak di Masjid
Inspiratif Sekali Saudara Ku…
Terimakasih pencerahan mas Jamil. Salam sukses mulia
Tulisan tentang izin ini sangat inspiratif pak. Saya kasih bintang ya, supaya akan saya ingat terus