Work Life Integration

Share this

Sejak tahun 2000, saat kami menulis buku DNA SuksesMulia (Gramedia), kami sudah mengkritisi konsep work life balance. Konsep work life balance yang tampak hebat saat didiskusikan, faktanya membuat banyak orang stress, karena mereka tidak bisa memisahkan dan membagi waktu dengan tegas antara pekerjaan, spiritual, keluarga, sosial, liburan dan aktivitas lainnya.

Konsep work life balance semakin sulit diterapkan di era perkembangan teknologi yang sangat cepat seperti saat ini. Saat di kantor kita masih kirim pesan, tulisan, video, gambar melalui smarphone kepada keluarga, relasi, group whatsapp dan pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Begitu juga saat di rumah, kita masih di japri oleh pimpinan, anggota tim atau mitra kerja.

Fakta dan kondisi inilah yang kemudian memunculkan konsep baru yaitu work life integration. Satu dengan yang lain terintegrasi, saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan dengan tegas atau “saklek” antara yang satu dengan lainnya.

Bagaimana agar kita bisa menjalani work life integration dengan baik dan produktif? Tiga prinsip berikut bisa menjadi pegangan.

Pertama, aspek spiritual merupakan perekat semua aspek. Kita bekerja selain mencari nafkah juga merupakan ibadah. Berumah tangga selain ingin punya keturunan, memadu cinta juga dalam rangka mendapat cinta-Nya. Berolah raga (jogging) bisa sembari berzikir kepada Allah swt. Berkomunitas selain aktualisasi diri juga menjalankan perintah Allah swt untuk berjamaah, bersilaturahmi dan saling tolong menolong.

Kedua, teknologi menjadi asisten yang selalu siap membantu. Sudah bukan eranya mematikan handphone di waktu libur apalagi Anda berbisnis jasa atau sebagai pegawai yang melayani masyarakat. Teknologi termasuk handphone bisa membantu kita kapanpun dan dimanapun, selama ada sinyal dan punya fasilitas yang memadai untuk urusan apapun. Manfaatkan dengan bijak untuk pertumbuhan kita dalam semua aspek kehidupan.

Baca Juga  Sombong Karena Minder

Ketiga, multi manfaat dalam satu aktifitas utama. Saat bekerja, Anda bisa mengajak anggota keluarga dilanjutkan wisata, belanja dan aktivitas lainnya. Misalnya saya, saat memberikan training ke luar negeri atau luar kota saya ajak istri atau anak saya. Selain kami bisa diskusi sepanjang perjalanan, berwisata, berbelanja, bulan madu, sekaligus mengunjungi saudara. Asyik bukan?

Salah satu BUMN punya program Family Goes to Office, para karyawan di waktu-waktu tertentu diminta membawa keluarganya ke tempat kerja. Dan ternyata dampaknya sangat positif bagi perusahaan dan karyawan.

Mari kita mulai melakukan work life integration untuk kehidupan, bisnis, dan karir yang lebih membahagiakan. Mau?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 - 1 = ?
Reload

Site Footer