Tahun 2023 adalah tahun penuh tantangan, diperlukan keyakinan yang sangat kuat agar Anda mampu menjalaninya dengan selamat. Keyakinan yang sangat kuat untuk bisa menaklukkan berbagai tantangan yang datang kepada kita sering disebut dengan Self Efficacy. Penggagas teori self efficacy adalah Albert Bandura, yang dituangkan dalam bukunya Self-efficacy: The exercise of control, yang diterbitkan tahun 1997.
Orang yang memiliki self efficacy yang tinggi memiliki peluang kesuksesan yang jauh lebih tinggi. Dan kita bisa mengenali dari ciri-cirinya. Secara umum, beberapa ciri diantaranya adalah mereka memiliki tujuan hidup yang jelas, bekerja sejalan dengan passionnya, memiliki intergritas dan karakter positif lainnya, tidak takut gagal sehingga senang mencoba hal yang baru. Mereka senang mencoba hal yang baru karena mereka punya keyakinan bisa berhasil mengerjaknnya. Kalau kemudian gagal, apakah mereka sedih? Tentu sedih sebagaimana manusia lainnya, namun ia memiliki kemampuan recovery yang cepat, tidak kelamaan baper.
Sementara orang yang punya self efficacy yang rendah, masih menurut Bandura bisa dilihat dari orangnya lamban dan sibuk mencari kekurangan diri dan terlalu over thingking memikirkan hambatan-hambatan yang akan ditemui. Ia juga tidak yakin bisa menuntaskan masalah yang dihadapi, sering menghindari tugas baru, cepat menyerah ketika menghadapi masalah, dan komitmennya rendah. Pokoknya orangnya menyebalkan. Hehehe
Mungkin sebagian Anda ada yang mengatakan “Wah pak, itu tanda-tanda self efficacy rendah koq masih ada pada saya, bagaimana dong?” Anda tidak perlu khawatir karena meningkatkan self efficacy itu berproses. Dulu waktu kecil kita tidak sanggup mengangkat satu piring, kini setelah dewasa kita bisa mengangkat 10 piring bahkan lebih.
Agar kita bisa mengangkat beban atau tantangan yang berat, yuks kita tingkatkan self efficacy kita sehingga akan membantu mempercepat proses kita untuk menjadi semakin sukses. Ramuan yang saya berikan ini insha Allah mujarab untuk meningkatkan self efficacy Anda. Mau tahu atau mau banget? Simak video ini sampai tuntas ya.
Pertama, perbanyak pengalaman atau jam terbang. Semakin banyak pengalaman yang kita dapatkan maka semakin mempercepat kenaikan self efficacy kita. Untuk pengalaman baik, meskipun kecil berilah apresiasi untuk diri sendiri, rayakan atau syukuri.
Bagaimana dengan pengalaman buruk? Ambil hikmahnya, ambil pelajarannya. Ketika kita tidak berhasil melakukan sesuatu, yakinlah bahwa itu yang terbaik saat ini. Boleh jadi bila kita berhasil saat ini akan banyak keburukan yang justeru akan di dapat. Namun tidak boleh berhenti kepada hikmah saja, perlu melakukan strategi dan cara baru untuk meningkatkan tingkat peluang keberhasilannya apabila hal yang sama harus kita kerjakan.
Pentingnya, memperbanyak jam terbang ini sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Berlin Academy of Music yang menyatakan bahwa bila seseorang ingin berhasil atau ahli di level internasional, ia perlu punya jam terbang atau pengalaman lebih dari 10.000 jam. Tetapi bukan hanya 10.000 jam yang diulang-ulang tetapi 10.000 jam yang direncanakan dan mendapat feedback dari para ahli.
Kita tidak harus menjadi maestro level internasional yang memerlukan jam terbang lebih dari 10.000 jam. Kita cukup konsisten memperbanyak pengalaman disertai adanya feedforward dari orang-orang di sekitar kita, itu akan meningkatkan self efficacy kita dan tentunya semakin mempercepat kesuksesan kita. Nah, apakah Anda siap memperbanyak jam terbang?
Kedua, melakukan studi banding. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mempelajari kehidupan orang-orang sukses yang sejalan dengan profesi yang kita tekuni. Anda bisa pelajari otobiograpinya, Anda juga bisa bertemu langsung dengan orang tersebut, berdiskusi dan berguru dengan orang tersebut. Pelajari pola hidupnya kemudian Anda bisa ATM – Amati Tiru Modifikasi. Atau ATP – Amati Tiru Persis (plek).
Saya pernah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, anak-anak yang semula self efficacy-nya rendah setelah dipertemukan dengan tokoh yang sudah berhasil di bidangnya, self efficacy-nya meningkat sangat pesat. Saya pernah membantu Forum Indonesia Muda, ikut terlibat aktif dalam program Belajar Bersama Mentor, Mentoring Leader dan Tahfizh Leadership. Di program ini, ada rangkaian kegiatan mempertemukan anak-anak muda dengan para tokoh. Dan hasilnya? Keyakinan mereka, semangat mereka, kepercayaan diri mereka meningkat sangat pesat setelah bertemu dan belajar dengan para tokoh.
Anda juga bisa melakukan studi banding kepada institusi positif yang sejalan dengan profesi yang Anda tekuni. Dulu, saat saya masih bekerja di Dompet Dhuafa Republika, saya sangat tidak yakin dengan kemampuan saya untuk membuat program pengentasan kemiskinan. Namun setelah saya belajar ke Malaysia dan Philipina, saya punya keyakinan yang meningkat pesat untuk membuat program pengentasan kemiskinan. Bahkan hingga sekarang, program-program yang dulu saya rancang masih berjalan hingga hari ini. Padahal program tersebut sudah lebih dari 20 tahun.
Ketiga, bergabunglah dengan komunitas positif. Dimana di dalam komunitas tersebut terbiasa untuk memberikan apresiasi dan saling support antar anggotanya. Suara-suara positif mereka perlu kita dengarkan dan itu akan memunculkan banyak energi di dalam diri kita. Benarkah suara-suara positif dari orang lain berpengaruh?
Coba Anda bandingkan menonton di media elektronik pertandingan olah raga yang sangat Anda gemari, volume suaranya Anda nolkan dengan volume suara yang Anda atur nyaman dengan telinga Anda. Mana yang lebih bersemangat dan mempengaruhi emosi Anda? Saya yakin sebagian besar Anda menjawab, nonton yang diserta suaralah yang lebih memunculkan energi dan semangat. Begitu pula dalam kehidupan, suara-suara positif yang kita dengar akan sangat mempengaruhi semangat dan kepercayaan diri kita. Positive vibes itu membuat kita semakin positif.
Pepatah – pepatah lama yang sering kita dengar “bergaul denganpenjual minyak wangi akan kecipratan wangi.” Atau “Bergaul dengan pandai besi akan terpercik api.” Kalangan motivator ada yang berkata “Kehidupan Anda 10 tahun yang akan datang tergantung dengan siapa Anda bersahabat hari ini.”
Lingkungan positif Anda akan sangat mempercepat peningkatan self efficacy Anda. Bagaimana dengan lingkungan pergaulan Anda saat ini? Sudah sangat positif bukan?
Keempat, melatih diri untuk berpikiran dan berperasaan yang positif. Setiap hari hal-hal negatif masuk ke dalam pikiran dan perasaan kita sehingga itu bisa mempengaruhi kehidupan kita. Biasakan untuk melakukan self talk positif agar pikiran dan perasaan kita dipenuhi keyakinan, optimisme dan hal-hal positif lainnya. Untuk melatih hal ini silakan Anda ikuti kajian live saya di Youtube setiap Sabtu pagi, pukul 06.00 hingga 07.00 waktu Indonesia bagian barat.
Praktekkan ke empat hal tersebut di atas dan saya yakin, atas izin Sang Pemilik Kehidupan, Self Efficacy Anda akan meningkat dengan cepat.
Namun demikian saya mengingatkan, Self-efficacy yang berlebihan bisa membuat Anda merasa terlalu percaya diri atau bahkan menjadi arogan dan sombong, sehingga membuat Anda malas untuk terus belajar dan enggan mengembangkan diri. Oleh sebab itu, self-efficacy yang tinggi tetap harus disertai dengan rasa rendah hati, humbleness.
Tetaplah menjadi pemimpin yang benar-benar memimpin dengan terus meningkatkan self efficacy Anda disertai dengan Kerendahan hati.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini