Salah satu impian saya akhirnya terwujud, berziarah ke makam Jalaludin Rumi dan guru beliau Syech Tabrizi di Kota Konya – Turki. Makam Jalaludin Rumi sangat terawat, di dalamnya ada janggut Rasulullah, Al Quran bertuliskan emas dan juga ada Al Quran yang diterbitkan tahun 700-an Masehi.
Saat berziarah ke kota penuh cinta ini, Pikiran saya pun melayang ke dua sajak atau puisi Jalaludin Rumi.
Pertama, Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
Kedua, Tidak perlu membakar selimut baru hanya karena seekor kutu, juga aku tidak membuang muka dari kau hanya karena kesalahan yang tak berarti.
Dua pesan Rumi di atas mengingatkan kita agar tidak tenggelam kepada perasaan bersalah dan kelemahan. Manusia tempatnya ketidaksempurnaan, manusia pasti pernah berbuat salah. Enjoy saya, rileks saja tentu dengan disertai komitmen untuk membenahi diri tiada henti. Bila malam hari, memohon ampun kepada Sang Maha Pengampun. Saat berinteraksi dengan sesama meminta maaf bila bersalah, memaafkan bila ada yang berbuat salah.
Fokus kepada kesalahan dan kekurangan bisa membuat seseorang kufur nikmat (kurang bersyukur dengan apa yang ada), menurunkan rasa percaya diri dan mengundang kesalahan dan kekurangan lainnya muncul dalam kehidupan orang tersebut.
Memang kita perlu takut berbuat dosa tetapi tidak perlu takut berbuat salah. Tidak semua kesalahan adalah dosa. Dan bila ternyata, suatu saat apa yang kita lakukan salah, rileks saja, biasa saja karena kita memang manusia. Perbaiki dan jangan diulangi.
Tidak perlu menjadi malaikat diantara manusia. Kita jalankan peran kita dan biarkan malaikat menjalankan perannya. Tiga peran utama manusia di semesta: just focus on Allah, terus memperbaiki diri dan sibuk menebar manfaat di bumi. Dengan kata lain, hidup SuksesMulia dalam pelukan cinta-Nya.
Kelak bila saatnya tiba, insha Allah Malaikat dengan penuh cinta menjemput kita karena kita telah menjalankan peran terbaik di semesta.
Mau dijemput Malaikat dengan penuh cinta? Bila jawabannya mau, jadilah manusia jangan jadi Malaikat.
Cappadocia, Turki 23 Januari 2021
Jamil Azzaini