Beberapa waktu yang lalu saya diberi amanah untuk memberikan training satu hari full. Bagian SDM berpesan kepada tim saya, “Ini hampir semua pesertanya trouble maker dan under perform.” Bahkan ada catatan nama-nama peserta beserta permasalahannya. Saya sempat bergumam, “Ya ampun, jadwal training lagi padat setiap hari kok dikasih pesertanya yang seperti ini. Pasti energi saya terkuras habis, nih.”
Dalam situasi seperti itu saya lalu teringat ucapan sahabat saya Indrawan Nugroho, Direktur Kubik Training, “Mas Jamil, setiap orang pasti punya sisi positif. Fokuslah pada sisi positifnya dan sentuhlah yang menjadi hot button-nya.” Jreng jreng jreng!
Bayangan ketakutan musnah, keyakinan untuk bisa memberikan hal yang positif begitu menggelora. Sebelum training saya sampaikan ke tim, “Jangan terpengaruh informasi yang kita peroleh, berikan energi positif dan suntikan keyakinan bahwa mereka orang baik.”
Alhamdulillah, training berjalan lancar. Aura, energi, kesungguhan peserta untuk menjadi lebih baik sangat terasa.
Beberapa hari kemudian ada peserta yang menghubungi saya, “Pak, apa jimat bapak sehingga bapak bisa menyadarkan kami? Apakah bapak selalu berhasil seperti ini?” Usai mendengar berbagai cerita melalui telepon dari orang tersebut, saya menangis. Ya saya menangis, karena orang itu terlalu tinggi menilai saya.
Menangis karena terbayang wajah-wajah orang yang saya bina tapi belum berhasil, hidupnya stagnan. Terbayang juga wajah orang yang saya bina namun saat ini menjadi angkuh dan sombong, merasa hebat dan merasa tak perlu lagi nasihat. Terbayang pula wajah seseorang yang sering melakukan kesalahan yang sama padahal sudah cukup lama orang ini saya bina.
Dalam galau itu saya teringat pesan guru saya, “Tugas kita menyampaikan dan membina. Allah lah yang membolak-balik hati manusia. Jangan berbangga dan merasa hebat saat ada orang menjadi baik melalui kita. Jangan berduka saat ada orang yang kau bina namun pikiran dan hatinya tak jua mendapat cahaya.”
Fokuslah kepada proses yang terbaik. Serahkan hasilnya kepada yang Maha Tahu. Saat hasil sesuai harapan, tidak perlu menepuk dada seolah tak ada peran-Nya. Sementara saat hasilnya tidak sesuai, berprasangka baiklah bahwa ada hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
4 comments On Tidak Harus 100 Persen Berhasil
Benar sekali kek, tugas kita hanya menyampaikan hasil (hidayah) hak prerogatif Alloh. Nabi Muhammad SAW juga sangat menginginkan paman beliau Abu Tholib yang sangat berjasa bagi beliau, mengucapkan kalimat syahadat waktu menjelang ajalnya tapi itu tidak terjadi dan hal tersebut membuat Rasululloh sangat sedih sehingga Alloh menurunkan Ayat didalam QS 28 : 56 “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. Wallohu’alam
Terima kasih tambahan ilmunya mas
Tips menarik dan patut dicoba “Jangan terpengaruh informasi yang kita peroleh, berikan energi positif dan suntikan keyakinan bahwa mereka orang baik.” Terima kasih
apalagi kt sbgai pendidik kek….bener bnget nasehat ni. kadang kt jengkel bnget ktk mengajar tp mrk g paham jg…..bc ni jd tmbh smgatt kek. yg trpenting kt mendidik dng baek….urusan hasil kt serahkan pd Allah. jng lupa doakan trus mrk…..mksh kek