Dua hari yang lalu saya ikut acara buka puasa bersama komunitas Tangan Di Atas (TDA) Bogor Raya. Penceramahnya Ust. M.Fatih Karim. Salah satu ucapan menarik beliau dalam ceramahnya yang selalu saya ingat adalah, “Tidak 100 persen itu sama dengan nol.”
Contohnya, sudah puasa sejak subuh namun lima menit sebelum maghrib ia membatalkan puasanya maka orang itu dianggap tidak berpuasa. Padahal ia sudah melakukannya berjam-jam dan hanya kurang lima menit saja. Artinya, tidak total 100 persen dianggap nol.
Begitu pula bila kita bekerja atau berbisnis. Kerahkan semua kemampuan hingga 100 persen, jangan tanggung sebab nanti hasilnya bisa nol. Jangan sampai kita melakukan banyak kegiatan tetapi tak ada yang tuntas. Lebih baik sedikit tetapi semuanya tuntas.
Untuk memperkuat pernyataan bahwa tidak 100 persen sama dengan nol bisa dilihat dari proses ibadah sholat. Apabila Anda sudah ikuti semua gerakan secara sempurna namun saat duduk tahiyat akhir sebelum salam Anda sudah batal maka sholat Anda dianggap tidak sah alias nol.
Ngomong-ngomong sholat, dikisahkan ada seorang suami yang sedang belajar untuk rajin sholat tarawih di masjid. Suatu ketika istrinya tidak ikut ke masjid. Maka, untuk memudahkan komunikasi, sang suami membawa handphone. Kebetulan malam itu bacaan surat imam di dalam sholat tarawihnya panjang-panjang sehingga sholatnya lama.
Sang istri yang merasa kesepian di rumah akhirnya menelepon sang suami. “Mas, kok sholatnya lama banget sih?” Dengan entengnya, dari balik telepon, sang suami menjawab, “Ini sudah mau selesai kok, sudah rakaat terakhir. Sekarang saya sedang tahiyat akhir, tinggal salam.” Hehehe…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
10 comments On Tidak 100 Persen Sama dengan Nol
Wah perfeksionis.
Kederangarannya lucu Kek, tapi dalam dunia nyata hal ini terjadi.
Berikut cerita kakak saya pada saat menunaikan ibadah haji tahun 2013. Ada seorang calon haji asal Armenia yang menerima panggilan telepon di hp-nya tepat ketika tahiyat akhir menjelang salam. Setelah salam, sontak saja jamaah sholat melihat kepadanya dengan pandangan mengingkari perbuatan tersebut.
Kemungkinan terburuk dalam hal ini : ‘si Armenia’ tidak pernah atau belum belajar bahwa berbicara ketika sholat dapat membatalkan sholat itu sendiri.
Semoga tidak terjadi pada diri kita. Salam SuksesMulia.
Lah, masi shalat kok telpon? :))
Seperti biasa, wejangan Kek Jamil ini selalu berbobot meski disampaikan dalam tulisan yang santai. Terima kasih Kek..
Selalu ditunggu cerita lucu di akhir tulisan kek Jamil
Hehehe itu jatah hari Jumat 🙂
he he he suami angkat telp salam dulu langsung deh selesai sholate, sama sama 0 persen
semoga kita dijauhkan dr kealpaan dlm shalat seperti cerita kek JA di atas.. Aamiin 🙂
cuma bisa manggut-manggut…hehe…ditunggu pak cerita lucunya..ngena banget
Ayo kalau ada cerita lucu bagi-bagi disini 🙂
lho… kok yo dijawab. 😀