The Royal Wedding

Share this

Pesta pernikahan crazy rich Surabaya Ryan Harris dan Gwen Ashley heboh belum lama ini. Pernikahan yang dijuluki “The Royal Wedding” itu digelar pada Sabtu, 18 November, 2023, di Grand Ballroom The Westin Hotel, Surabaya, konon menghabiskan 75 miliar rupiah. Bukan hanya karena biayanya yang fantastis, para undanganpun dimanjakan dengan souvenir seharga kurang lebih 2 juta per undangan. Pasangan yang selisih usianya ini kurang lebih 20 tahun juga tidak menerima bingkisan dari undangan yang hadir. Karena memang mempelai lelaki benar-benar crazy rich. Selain dirinya seorang pengusaha, ia juga dilahirkan dari keluarga yang kaya raya.

Bagaimana dengan Anda? Berapa anggaran pesta pernikahan Anda? Setiap orang punya pilihan untuk melakukan sesuai dengan kemampuannya. Anak pertama saya meminta pesta pernikahnnya di alam terbuka di Sentul Bogor. Sementara anak kedua saya meminta di masjid Taman Mini Indonesia Indah. Sedangkan anak bungsu saya yang menikah mendahului dua kakaknya meminta menikah di Gedung pernikahan di Bogor.

Menariknya, anak keempat saya, yang insha Allah menikah Januari 2024, meminta akad nikahnya di Masjidil Haram dan pesta pernikahnnya di Indonesia dilakukan sederhana saja. Anak saya berkata “Pak, berapa anggaran pesta pernikahan saya. Semuanya bapak kasih ke saya, pesta pernikahnnya saya mau sederhana saja dan kelebihan uang pemberian bapak akan saya jadikan modal kehidupan keluarga saya.” Mendengar usulan ini pun saya tertawa dan menyetujui usulan anak saya yang cerdas ini.

Sejatinya, pesta pernikahan itu hanya berlangsung beberapa jam. Yang perlu benar-benar disiapkan justeru kehidupan setelah pernikahan. Untuk hal ini, kita perlu merujuk kepada agama yang kita anut yang diperkuat dengan berbagai riset yang dilakukan oleh para ahli. Salah satu pakar yang sudah melakukan riset lebih dari 30 tahun adalah John M. Gottman , Ph.D. Ia pendiri dan direktur Seattle Marital and Family Institute dan profesor psikologi di University of Washington.

Baca Juga  Mencintai itu...

Gottman melakukan penelitiannya dilandasi karena sikap penasarannya tentang, bagaimana bisa ada keluarga yang dapat langgeng, dan ada pula yang tidak berhasil dalam menjalankan kehidupan berkeluarganya, atau terjadi perpisahan dalam pernikahan. Akhirnya Gottman dan timnya membuat sebuah tempat yang dinamakan “Lab Cinta” di mana mereka mempelajari pasangan (direkam, dipantau secara fisiologis, dipelajari mimik wajahnya, pilihan kata yang digunakan saat suami istri berbicara, bahasa tubuhnya dan lain sebagainya.

Seperti apa sich prinsip sebuah keluarga semakin Bahagia dan juga membuat anggota keluarganya bertumbuh menjadi lebih sukses? Beberapa prinsip ini mungkin bisa menjadi rujukan Anda.

Pertama, suami adalah pemimpin dalam keluarga. Seseorang menjadi pemimpin karena ia memiliki banyak kelebihan. Di dalam kehidupan keluarga, suami setidaknya perlu memiliki tiga kelebihan dibandingkan istrinya. Kelebihan yang pertama berkaitan dengan nafkah atau penghasilan. Sang suami perlu mencari cara agar bisa menafkahi keluarganya dengan sempurna. Apabila mengizinkan istrinya berbisnis atau bekerja, maka sang suami juga perlu punya keyakinan disertai dengan usaha maximal agar penghasilan yang ia dapatkan melebihi penghasilan istri. Bahkan sang suami perlu berani mengatakan kepada istrinya “meski kamu punya penghasilan, seluruh biaya di keluarga ini adalah tanggungjawabku. Penghasilanmu adalah hakmu, silakan kau pergunakan untuk kebaikanmu dan membantu orang-orang yang perlu kamu bantu.”

Dua kelebihan suami lainnya adalah dalam urusan ilmu dan ibadah. Untuk itulah, sang suami wajib punya anggaran investasi leher ke atas agar semakin berilmu, semakin expert dan selalu up to date terhadap berbagai perkembangan yang terjadi. Dan jangan lupa, dalam urusan ibadah seyognyanya sang suami lebih taat dan lebih berlipat amal sholehnya. Insha Allah, apabila ketiga kelebihan ini ada pada diri suami maka sang suami menjadi suami yang dirindukan dan tidak tergantikan.

Baca Juga  Corona Adalah Trainer Terbaik Dunia

Kedua, memahami pasangan secara mendalam. Masing-masing pasangan perlu berusaha memahami secara detil dan rinci siapa sejatinya pasangannya. Apa mesin kecerdasan pasangan hidup Anda. Apakah dia orang Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling atau Insting. Karena masing-masing kecerdasan itu berbeda cara pendekatannya, cara komunikasinya, cara membahagiakannya, cara memanjakannya termasuk cara menasehatinya. Masing-masing pun perlu memahami apa yang disukai, apa yang dibenci, apa yang membuat pasangan kita terkesan, apa yang membuat marah dan lain sebagainya.

John Gottman menyebutnya peta cinta. Semakin saling menguasai peta cinta pasangannya maka semakin mesra dan bahagia keluarga tersebut. Tentu tidak hanya sekedar tahu peta cinta Anda tetapi Anda memperlakukan pasangan Anda sesuai dengan peta cintanya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah benar-benar mengenal pasangan Anda secara mendalam? Maukah Anda menyediakan waktu untuk mengenal pasangan hidup Anda?

Ketiga, memupuk rasa suka dan kekaguman. Kebiasaan memupuk rasa suka dan kagum itu menjadi penawar konflik. Berbagai ujicoba terhadap pasangan yang sudah mengajukan gugatan bercerai membuktikan hal tersebut. Mereka yang sudah mengajukan gugatan cerai diminta untuk mengingat hal-hal positif yang pernah dialami berdua. Mereka juga diminta untuk mengingat alasan mengapa ia suka dengan pasangannya? Apa yang membuat ia terkagum-kagum dengan pasangan hidupnya? Semua diingat dan ditulis. Dan ternyata, setelah aktivitas ini dilakukan lebih dari 90 persen pasangan tidak jadi bercerai alias rujuk kembali.

Maka, apabila rumah tangga ingin semakin awet, saya sangat menyarankan agar Anda menciptakan banyak moment indah dengan pasangan hidup Anda. Dimulai dari hal-hal yang tampak kecil dan sederhana. Menyuapi makan, mijitin, mandi bersama, saling menggoda dan bercanda, main tebak-tebakan dan lain sebagianya. Dan tentu, rasa suka dan kagum akan semakin kuat saat Anda menghadapi masalah bersama serta mencari solusi bersama sehingga masalahnya terpecahkan. Percayalah, kemesraan Anda akan membuncah setelah masalah terpecahkan.

Baca Juga  Cinta Itu Tanpa Jika

Bagi Anda yang punya dana cukup, Anda perlu pergi ke tanah suci berdua, memberi hadiah kejutan yang bernilai besar dan juga membantu saudara-saudara dari pasangan hidup Anda. Dan tentu masih banyak hal positif yang bisa dilakukan yang membuat pasangan hidup Anda terkagum-kagum dengan Anda. Hanya saja saya mengingatkan “focus Anda memupuk rasa suka dan kagum Anda kepada pasangan Anda disertai menciptakan moment yang berkesan bagi pasangan Anda. Tanpa Anda berharap dikagumi atau dielu-elukan oleh pasangan hidup Anda.”

Jadi, berapapun biaya pesta pernikahan Anda. Bahkan tanpa pesta pernikahan sekalipun apabila Anda melakukan tiga hal tersebut di kehidupan rumah tangga Anda, atas izin Allah insha Allah semakin bahagia. Karena sejatinya, itulah The Royal Wedding yang sesungguhnya. Cobalah.

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 - 2 = ?
Reload

Site Footer