Terbuai “Kendaraan”

Share this

Usai mengambil raport anak-anak di sekolah Sabtu pekan lalu (20/12/20015), saya kedatangan tamu, seorang pebisnis yang sedang bangkrut. Sebenarnya hari itu saya ingin full istirahat karena sudah berhari-hari roadshow ke berbagai kota. Namun saya sadar bahwa memuliakan tamu adalah salah satu jalan untuk mendapat cinta dan kasih sayang dari Allah SWT.

Saya akhirnya berdiskusi, ngobrol tentang banyak hal dengan sang tamu. Diskusi saya cukupkan menjelang pukul 22.00 WIB karena saya ingin menonton Liga Inggris di televisi –Manchester United menjamu tamunya. Diskusi dilanjutkan  keesokan harinya dan berakhir pukul 10.00 pagi. Tidak bisa berlama-lama karena saya perlu menyiapkan segala hal untuk kelancaran training di Astra Honda Motor dan Public Speaking for Teens.

Dari diskusi itu, saya mendapat banyak pembelajaran. Banyak orang yang terbuai dengan kendaraan namun lupa akan tujuan yang seyognya ia wujudkan. Dalam bahasa lain, banyak orang yang terjebak dengan yang tampak tetapi lupa hakekat.

Banyak orang mengejar kekayaan dan akhirnya terjebak berburu harta. Padahal harta atau kekayaan hanyalah kendaraan. Tujuan atau hakekat kita berharta adalah agar keberadaan kita bermanfaat bagi umat.

Harta yang terbaik adalah harta yang didistribusikan. Harta itu akan “menyapa” banyak orang yang membutuhkan. Harta Itu mengirimkan salam dari kita kepada mereka yang menerima dan memetik manfaat. Kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan semakin melebar karena harta yang didistribusikan.

Ada juga orang yang terjebak mengatur banyak strategi demi reputasi diri. Padahal reputasi hanya kendaraan. Tujuan atau hakekatnya adalah memperbanyak kebaikan dan perilaku yang bisa dijadikan teladan. Memperbaiki akhlak dan nilai-nilai kehidupan yang menjadikan dunia ini tidak “gaduh” dengan hal-hal yang tidak produktif.

Baca Juga  Neuroleadership: Rahasia Umroh Mudah

Ada pula jenis manusia yang sibuk mencari pengakuan manusia padahal hakekat atau tujuan hidup adalah berlomba mencari pengakuan Sang Ilahi Robbi. Bila yang kita lakukan tidak mendapat persetujuan dari-Nya sebenarnya sia-sialah hidup kita. Boleh jadi kita terlihat orang baik karena sibuk berbuat kebaikan, kita mendapat pengakuan dari manusia namun apalah artinya bila itu tidak diakui oleh Allah swt.

Fokuslah kepada tujuan atau hakekat dan jangan terbuai dengan “kendaraan” yang seringkali menipu dan melalaikan. Dan kendarailah “kendaraan” Anda dengan benar untuk sampai kepada tujuan yang sesungguhnya. Orang yang selamat adalah adalah orang yang fokus kepada tujuan bukan yang sibuk dengan “kendaraan.”

Boleh tahu, apa fokus hidup Anda?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

3 comments On Terbuai “Kendaraan”

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 * 3 = ?
Reload

Site Footer