Kemarin saya diberi kesempatan berbagi ilmu kepada 70 orang yang terdiri dari ustadz ternama, motivator ngetop, penulis best seller, artis dan guru besar. Saya membawakan materi “High impact Presentation”. Senang rasanya bisa berkumpul dan berbagi dengan orang-orang yang selama ini menjadi idola saya. Saya sering berguru kepada mereka melalui televisi, media masa, buku dan penampilan off-air mereka di berbagai tempat.
Sebelum saya tampil, mas Iwel Sastra berbagi ilmu tentang “Personal Branding” dan mas Ippho Santosa berbagi tentang “Mengoptimalkan Social Media”. Saya tampil selama dua jam dan sangat menikmati sesi itu. Apalagi melihat antusiasme, energi, wajah dan respon para peserta yang begitu menggelora, energi dalam diri saya semakin membuncah.
Semakin berjalannya waktu, saya bertambah semangat dan semakin berenergi. Nah, di sela-sela saya menyampaikan materi “High Impact Presentation” itu, terbersit rasa bangga bahkan mungkin ujub dimana saya menyatakan. “Saya sudah biasa puasa, maka walau saya ngisi training myelin (otot) saya sudah terlatih. Hari ini juga saya tetap puasa.”
Saya bertambah senang begitu acara selesai peserta memberikan tepuk tangan dan apresiasi melebihi dugaan saya. Bukan hanya itu, saya mendapat banyak pelukan hangat dan erat dari para guru saya dan peserta yang hadir. Sembari memeluk ada yang mendoakan dan ada juga yang menangis. Dan, entah mengapa, terkadang saya juga ikut menangis.
Begitu usai foto bersama, tiba-tiba pandangan mata saya berkunang-kunang, kepala saya pusing dan saya tak kuat berdiri. Saya meminta asisten saya membawakan air putih dan membuatkan teh manis. Dan alhamdulliah setelah minum dan sedikit makan, kondisi saya berangsur pulih dan membaik, saya berbuka puasa sebelum waktunya. Seketika itu saya sadar, “Oh, ini teguran dari Allah atas kesombongan saya tadi.”
Sepanjang jalan pulang ke rumah, saya menangis menyesali kejadian itu. Sesampainya di rumah pun saya ceritakan kejadian itu kepada istri dan anak saya. Betapa kesombongan terkadang datang tanpa kita duga. Betapa kesombongan terkadang datang dengan balutan seolah-olah itu rasa syukur. Penyakit hati, sulit kita deteksi. Bersyukurlah saat kita langsung mendapat teguran dari-Nya.
Ya Allah, ampuni aku… Bimbing aku… Jauhkan aku dari penyakit hati. Jauhkan aku dari semua hal yang bisa menjauhkan aku dengan-Mu. Aku ingin menjadi kekasih-Mu. Aku ingin selalu dekat dengan-Mu.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
16 comments On Teguran-Nya
Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ…
Sekarang sdh sembuh kan kek_?
Sudah sembuh mas, tengkyu ya
sami2 kek…
acara apa itu kek kemarin_!?
Aamiin ya robbal alamin… Subhanallah kek…
Aamiin YRA……. Barakallahu fik Beh……. semoga Allah selalu membimbing ke jalan yang di ridhoiNya dan melindungi kita dari penyakit “merasa”
Peluk kangen dari jauh…..
Aamiin YRA, terima kasih pak. Peluk hangat
Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ…
Aamiin… semoga semakin sehat ya kek..
Aamiin YRA
Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ…
toooopppp kerooooooonnnnnn…
Subhanallah…apakabar kek.selalu sehat kan????
Alhamdulillah, sehat selalu mbak
Alhamdulilah….ikut nangis Kek…..sering juga terjadi pada hati ini…
Inspiratif bgt kek… jdi ikutan nangis :'( Kek… boleh mnta tlong didoain? Saya lagi tesis kek. Harus tamat tepat waktu. Sudah ada bibit stres yg membuat saya melalaikan tgung jawab yg lebih besar hiks.galau.com
Mak jleb. Turut larut.
Menjadi hikmah saya juga…
Semoga senantiasa dijaga, tetap sehat dan berenergi, Kangmas.