Target Mati!

Share this

Impian semua manusia adalah hidup dalam keberlimpahan dan berkedamaian baik di dunia maupun kelak di akhirat. Untuk mewujudkan mimpi tersebut kita diajari membuat ”peta hidup”. Dengan peta hidup kita dilatih merencanakan target-terget kehidupan.
 
Sebagai orang tua kita punya target atas kehidupan masa depan anak-anak kita. Dalam hal pendidikan, misalnya, orang tua punya target anak usia 7 tahun harus mampu menghafal doa-doa pendek ibadah harian dan hafal surat-surat pilihan. Anak lulus SD harus hafal juz 30 dan telah disiplin dalam sholat lima waktu. Usia 23 tahun anak harus sudah lulus S1 dan siap untuk hidup mandiri.
 
Dalam pemenuhan materi, manusia juga punya target-target dalam kehidupannya. Misal, tahun pertama setelah menikah harus punya kendaraan motor atau mobil, tahun kedua setelah menikah harus punya rumah, dan target-target lainnya yang bertujuan untuk mewujudkan mimpi hidupnya.
 
Tidak ada yang salah dalam contoh perencanaan target-target di atas. Punya mobil, rumah, bisnis beromzet miliaran rupiah per bulan, sah-sah saja. Akan tetapi kebanyakan manusia lupa akan ’Target Mati”. Manusia sibuk bergelut dengan waktu, berpeluh keringat wujudkan target kehidupan di dunianya.
 
Sebagai penyeimbang kehidupan keberlimpahan dan berkedamaian di akhirat semestinya kita juga harus punya target mati. Ya, dengan target mati manusia diingatkan akan sisa usia di dunia. Misal, saya punya target mati di usia 65 tahun, sekarang usia saya sudah 35 tahun, berarti ada sisa umur 30 tahun.
 
Pertanyaan yang semestinya muncul adalah apa saja yang telah diperbuat selama 35 tahun? Saya menyadari, ternyata investasi kebaikan saya sangat tidak sebanding dengan usia yang telah saya lalui selama 35 tahun, dan ternyata kini usia tinggal 30 tahun yang harus saya maksimalkan untuk memberi manfaat dan optimasi kebaikan sebagai bekal kehidupan dunia akhirat.
 
Di penghujung tahun 2013 ini selayaknya kita melakukan instropeksi; apakah ibadah kita semakin berkualitas ataukah terasa hambar bahkan nyaris hanya sekedar menggugurkan kewajiban belaka? Apakah sholat, puasa, zakat serta ibadah sosial kita benar-benar sudah didasari sebagai pengabdian diri kepada Allah SWT (liya’buduuni) atau jangan-jangan akan tertolak karena dibarengi dengan riya’ dan takabur?
 
Apakah kinerja kita sudah produktif dan kontributif dalam memberi manfaat kepada orang lain? apakah hati lekas tergerak membantu ketika mendengar anak-anak dhuafa dan yatim tidak bisa sekolah?
 
Pertanyaan-pertanyaan di atas mestinya tidak hanya muncul di setiap penghujung pergantian tahun, tetapi semakin sering kita meletupkan pertanyaan-pertanyaan korektif atas perjalanan kehidupan kita insya Allah semakin meningkatkan kualitas action kebaikan. Sehingga sisa umur dari target mati akan dipenuhi dengan action yang produktif dan kontributif yang berorientasi ibadah untuk kemanfaatan masyarakat luas.
 
Memasuki tahun 2014 saatnya kita berubah dari hal-hal yang buruk menuju kebaikan, produktif dan kontributif. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Hasyr: 18 : ”Wahai orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Alloh. Sungguh Alloh Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Yuk kita buat ”Target Mati” untuk kehidupan SuksesMulia. Wallahu a’lam bisshowab.
 
SalamBerkah
 
 
Tulisan dikirim oleh Muhammad Mudzakir

Baca Juga  Ragu untuk Berkurban?

8 comments On Target Mati!

  • Terimakasih atas renungan pagi yang sangat menyentuh hati. Semoga di sisa umur setiap kita mampu mengumpulkan bekal hidup setelah mati. aamiin.

    Salam Sukses Mulia

    • Terima kasih kepada semua Sahabat, Teman yang telah memberi komentar terbaiknya. Semoga semakin membaikkan saya. SalamBerkah. Barokallohu fiikum dari @Muh_Mudzakir

  • princess amanda @holistic_center

    tulisannya kerON n sgt menginspirasi qt semua agar senantiasa persiapkan bekal untuk mati….
    kehidupan abadi yg yg harus bnr2 di persiapkan bekal dengan persiapan yg bnr2 mateng….

  • Target Mati, sangat pantas masuk resolusi 2014

  • devi indriyanti

    Terimakasih atas tulisan kerONnya 🙂

  • Hidup di dunia hanya sekali. Yang mengakhiri adalah kematian.
    Kematian bagi orang beriman bukan hanya akhir tapi juga awal kehidupan yang sebenarnya yang kekal.
    Maka sudah selayaknya berburu perbekalan untuk menghadapi mati.
    Mari kita introspeksi atas waktu yang kita lalui kemudian bebenah diri dan mengumpulkan bekal untuk hidup setelah mati!
    Mudah2an:
    Tulisannya barokah
    Yang nulis barokah
    Yang baca barokah
    Terutama yang ngamalin, mudah2an makin barokah 🙂
    Aamiin..

  • wow…Target Mati…..luar biasa…perbaiki diri, beramal sebanyak mungkin, menjadi agent of change, Mati masuk surga…InsyaAllah…

  • Wow, berani amir mas masang “Target Mati” . Intinya sih bagus untuk berbuat lebih baik di dunia dan akhirat, tapi menurut saya judulnya berbau negatif, seperti mendahului kehendak Tuhan. Hal yang terlintas dipikiran saya seperti “You are what u think”..ngeriiiii. Semua yang bernyawa juga akan mati (…). In my humble opinion, i think it’s better to think positive. Setting goal positif yang kerON, ngayalnya boleh lah selangit, tapi aksinya tetap harus konsisten..ya melakukan saja, urusan sampai kapan kita hidup itu terserah Allah, toh semangat kita untuk berbuat positif tiap hari dan lebih baik dari sebelumnya. Ya itu aja sih tentang judulnya..hehe. Tetap semangat yaaa…
    Carpe diem, seize your day. 🙂

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 * 5 = ?
Reload

Site Footer