Saat perjalan dari Madinah ke Mekah beberapa waktu lalu, pembimbing umroh saya bercerita tentang seseorang yang kehausan di tengah padang pasir. Cerita itu menggugah sekali, sehingga saya ingin menceritakannya kembali kepada Anda melalui tulisan saya hari ini.
Tersebutlah seorang lelaki yang tengah melakukan perjalanan di padang pasir. Ia merasa sangat kehausan karena bekal air yang dibawanya sudah habis. Ia terus berjalan dengan harapan bertemu sumber mata air atau musafir lain.
Dalam kondisi hampir putus asa, tiba-tiba ia melihat seorang musafir lain yang berjalan menuju ke arahnya. Harapannya untuk mendapatkan air kembali muncul. Saat sudah dekat ia pun memberanikan diri meminta air kepada musafir yang baru ditemuinya itu.
Namun, sungguh malang lelaki yang kehausan itu, ternyata persediaan air yang dibawa sang musafir sangat terbatas dan hanya cukup untuk perjalanannya. Dengan sangat sopan sang musafir tadi berkata, “Dengan segala hormat, mohon maaf saya tidak bisa memberikan air ini, sebab perjalanan masih jauh dan saya sangat memerlukannya. Tetapi saya mempunyai sesuatu untuk Anda.” Sang musafir lalu memberinya sorban berwarna putih.
Alih-alih menerimanya, dengan nada emosi ia berkata, “Yang saya butuhkan air, bukan sorban warna putih. Saya tidak memerlukan sorban putih. Silakan Anda bawa saja. Terima kasih.” Disertai perasaan jengkel, ia berlalu meninggalkan musafir yang terkejut mendengar jawabannya tadi.
Lelaki itu melanjutkan berjalan mencari air, sampai akhirnya dari kejauhan ia melihat sebuah sumber mata air. Ia berlari mendekatinya. Namun apa yang terjadi? Begitu ia hendak mengambil air di tempat tersebut seorang penjaga mata air mendatanginya dan berkata, “Bila Anda hendak mengambil air di sini ada syaratnya, Anda harus menyerahkan atau menukarnya dengan sorban berwarna putih.”
Demikianlah, ada orang sering menyepelekan dan menyia-nyiakan sesuatu yang ada di depan matanya. Padahal boleh jadi itu adalah sesuatu yang membuat hidup orang itu lebih baik dan bertumbuh di kemudian hari. Ada orang yang enggan bergabung dengan komunitas positif karena merasa membuang-buang waktu, padahal boleh jadi itu pintu menuju kesuksesan hidupnya.
Ada banyak trainer yang kemudian tumbuh melesat dan ramai order setelah mengikuti Trainer Bootcamp & Contest yang saya adakan. Bahkan akhirnya mereka terdorong menulis buku dan setelah dicetak bukunya best seller. Namun ada juga trainer yang saya undang gratis, tak berkenan hadir bahkan justru berkata, “Hah, penampilan saya diadu dan dinilai oleh trainer lain, enggak ah! Lagian yang saya butuhkan order bukan penilaian.”
Tangkaplah peluang yang ada di depan matamu, jangan sia-siakan. Siapa tahu itu jalan menuju kehidupan terbaikmu, kehidupan SuksesMulia…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
26 comments On Tangkaplah Peluang
Siap Pak, InsyaAllah. Amiin
saya juga pernah mengalami itu pak, sedih sekali rasanya ketika tidak dapat menemui peluang yang sama untuk kedua kali.. :'(
tapi semua sudah berlalu sekarang sudah mulai menangkap semua peluang yang ada.
terimakasih pak.!
pertamax dulu baru baca
wah, kalah cepet ama atas saya… 🙁 padahal udah nunggu dari jam 5 tad ampe mention twitter kek Jamil…
seperti kisah tentang seorang yang mencari jodoh yg diminta memasuki bagunan bertingkat untuk memilih calon isteri. pada tingkat pertama dia bertemu dengan wanita cantik tetapi tidak dia pilih. Dia memilih untuk meneruskan ke tingkat selanjutnya krn berpikir, “Ditingkat pertama aja seperti itu, apalagi ditingkat kedua”. sampai akhirnya dia tdk mendapat apa-apa…
Pelajaran yg mengingatkan u tidak menyia-nyiakan kesempatan/peluang. Smgat. .
Syukron pak. . .
Inspirasi Pagi..maturnuwun banyak kek, selamat ya buat Red Devils tadi malam 🙂
td nunggu sampai mention Kek Jamil…
dan akhirnya dapat juga pencerahan pagi ini..
bahwa semua tidak ada yang sia-sia…
Assalaamu’alaikum wr wb
Hal ini pernah dialami teman saya, yang waktu itu diberi kesempatan untuk sekolah lagi oleh perusahaan, tapi dia menolak, karena tidak ada ‘kompensasi’ selama kami sekolah. Hasilnya sekarang kami-kami yang seangkatan dia sudah dipromosikan ke level yang lebih tinggi, sementara dia sampai sekarang masih tetap pada posisi semula. Pepatah mengatakan ‘Peluang belum tentu datang dua kali’. Terima kasih inspirasinya Pak !
Pernah dengar cerita ini..
Siip!! Sllu ambil peluang yg ada,mskpun saat ini blm brguna,psti suatu saat ada mnfaatnya 🙂
Mantab jaya…syukron pak..semangat ambil semua peluang…..
bismillah…
Subhanallah.. Peluang adalah rezeki tak disangka-sangka dariNya. Mari kita manfaatkan 🙂
wow.. seperti biasa.. penuh inspirasi.. maknyus kek jamiiill..
setuju sekali….. Amin…
Luar Biasa Mas JA!!
Semoga kita menjadi org2 yg selalu bersyukur dlm menangkap Peluang yang ada di tangan kita.
Salam SuksesMulia!
Siap pak! Laksanakan,,
Penyesalan memang datang di ahir.Waktu terus berputar dan takkan pernah kembali
subhanallah…knapa tawaran hadir menimba ilmu scara gratis itu tdk mampir kdp sy yg berkomitmen utk mnjadi trainer, 🙁
smoga dilain kesempatan sy bs ikt acara pak jamil,
semoga ALLah meng’acc, diperjalan berikutnya saya bisa ikut serta ama kakek.. (Aamiin ya Rob..) *~*
Subhaanallaah
i’ve ever felt that sir
regrets come after it
jadi ingin ikut trainer bootcamp, berkumpul dg orang2 positif, menuju sukses yg mulia
Alhamdulillah telah diingatkan kembali dg kisah serupa
Assalamu alaikum.
Terima kasih, cukup menginspirasi.
Salam Sukses Mulia
Benar bahwa hidup ini jangan disia-siakan, apalagi pemberian yg tentunya akan bemafaat. Salam Resolusi 2012
Alhamdulillah, setelah membaca artikel ini terbuka jadinya, bahwa peluang jangan disiakan.
Alhamdulillah sudah baca.. akhirnya 🙂