Tanamkan Value

Share this

Kemarin saya menerima kiriman pesan Whatsapp dari salah satu orang tua yang anaknya ikut Public Speaking for Teens (PSFT) bulan lalu. Isinya berupa dialog sang anak dan ibunya. Sang anak tidak lulus seleksi masuk di sekolah favorit pilihannya. Dan sang ibu ingin datang ke sekolah itu untuk bersedia “membayar” mahal agar anaknya diterima.

Di luar dugaan ibunya, sang anak berkata, “Jangan mama, itu tidak baik, tidak etis. Dalam bahasa agama haram. Saya juga tidak bangga bila diterima dengan cara itu.” Sang ibu berteriak, kagum, haru dan bangga. Ia menangis sembari memeluk anaknya yang baru saja lulus SMP itu.

Saya pun ikut meneteskan air mata bangga membaca cerita itu. Saya dan team tahu anak itu, selama tiga hari selama acara PSFT kami mengamati dengan seksama. Dan di luar dugaan apabila akhirnya ia punya value prinsip yang ia pegang.

Ya, mendidik anak yang utama bukanlah rangking atau bersekolah di sekolah favorit atau ternama. Mendidik anak itu menanamkan value untuk modal kehidupannya. Jangan abaikan penanaman value ini. Bersungguh-sungguhlah dalam urusan ini.

Value-value kehidupan terbaik itu diperoleh dari rumah bukan dari sekolah favorit dan terbaik sekalipun. Tentu sekali-kali Anda perlu mengirimkan anak ke acara training, seperti PSFT. namun tanggungjawab utama penanaman value ada pada orang tua, ada di rumah.

Value tertanam kepada anak melalui penglihatan, pendengaran, interaksi dan apa yang dirasakan sang anak. Rumah adalah tempat training terbaik untuk penanaman value ini.

Oleh karena itu, miliki jadwal ngobrol dan diskusi dengan buah hati Anda bukan hanya sesempatnya. Waktunya flexible, bisa diperjalanan menuju sekolah. Bisa di rumah atau saat liburan. Ini untuk memuaskan pendengaran putra-putri Anda. Ingat ya, ngobrol bukan kata-kata perintah atau amarah.

Baca Juga  Tak Tahu Diri

Setiap tindak tanduk orang tua dilihat dan disaksikan oleh anak maka orang tua yang bijak selalu memperbaiki diri. Ia akan berusaha memperbanyak melakukan hal-hal yang positif dan terus mengurangi hal yang negatif. Sungguh orang tua egois yang hanya memuaskan egonya bila ia melakukan hal yang negatif padahal ia melarang anaknya melakukan hal yang sama. Ini bentuk pembelajaran yang merusak penanaman value pada anak.

Kesadaran penanaman value bagi anak adalah prioritas utama dibandingkan sibuk berlomba memasukan anak ke sekolah favorit yang belum tentu care terhadap value. Saya menemukan sekolah favorit yang hanya fokus pada akademik, sibuk berebut piala namun abai terhadap penanaman value. Padahal bagi proses perkembangan anak, value lebih penting dibandingkan nilai akademik dan prestasi-prestasi yang sering dilombakan. Wallahu’alam…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

10 comments On Tanamkan Value

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 * 3 = ?
Reload

Site Footer